GANGGUAN ereksi yang dialami para pria ternyata dapat dijadikan salah satu indikator risiko mengidap penyakit jantung. Seperti dilaporkan dalam Journal of the American College of Cardiology, hasil riset mengindikasikan bahwa pria pengidap diabetes yang mengalami kesulitan mempertahankan ereksi (erectile dysfunction/ED) berisiko lebih besar mengalami gangguan jantung serius. Risiko gangguan jantung pada pria diabetes yang mengalami ED mencapai dua kali lipat ketimbang pria diabetes lainnya.
Menurut para ahli dari Chinese University of Hong Kong, yang melakukan penelitian ini, penyebab utama dari kedua hal itu adalah adanya kerusakan pada pembuluh darah yang disebabkan tingginya kadar gula darah. Mereka menyarankan pria diabetesi yang mengalami ED harus segera berkonsultasi ke dokter.
Melalui risetnya, para ilmuwan Hongkong ini ingin mengetahui apakah ED dapat menjadi sebuah indikator independen bagi para dokter tentang kemungkinan timbulnya problem kesehatan lain. Beberapa penelitian sebelumnya telah mengindikasikan timbulnya problem seksual pada pria pengidap diabetes tipe II secara umum akan diikuti dengan gejala penyakit jantung setelah kurun waktu maksimal 3 tahun.
Lewat studi ini, peneliti Hongkong ingin mengungkap hubungan tersebut lebih detail lagi. Mereka melibatkan 2.306 pria diabetesi yang seperempat di antaranya telah mengalami ED.
Pada awal penelitian, seluruh partisipan belum ada yang menunjukkan gejala-gejala penyakit jantung atau stroke. Namun, setelah empat tahun berjalan, 123 pria tercatat mengalami serangan jantung. Di antara mereka ada yang meninggal, mengalami sakit dada akibat penyumbatan pembuluh arteri, dan ada yang harus menjalani operasi bypass atau katerisasi jantung.
Dari hasil analisis dapat disimpulkan, pria diabetesi yang mengalami ED tercatat hampir dua kali memiliki kecenderungan masuk dalam kelompok tersebut dibandingkan mereka yang ereksinya normal.
"Perkembangan disfungsi ereksi seharusnya menjadi peringatan bagi para penderita diabetes dan penyedia layanan kesehatan untuk mengantisipasi risiko penyakit jantung koroner di masa mendatang," kata pimpinan riset Dr Peter Chun-Yip Tong, seperti dikutip BBC.
Ia menambahkan, tingginya kadar gula darah dapat menimbulkan peradangan pada permukaan bagian dalam pembuluh darah. Inflamasi ini lalu menyebabkan aterosklerosis atau pengerasan dan penebalan pembuluh arteri jantung yang akan mengganggu suplai darah ke bagian penis.
( Sumber :BBC , Kompas,Rabu, 21 Mei 2008)
No comments:
Post a Comment