Monday, December 21, 2009

Tata Laksana Nyeri

Nyeri merupakan perasaan tidak menyenangkan yang merupakan pertanda bahwa tubuh telah mengalami kerusakan atau terancam oleh suatu cedera.



Nyeri berawal dari reseptor nyeri yang tersebar di seluruh tubuh.

Reseptor nyeri ini menyampaikan pesan sebagai impuls listrik di sepanjang saraf yang menuju ke medula spinalis dan kemudian diteruskan ke otak.





Kadang ketika sampai di medula spinalis, sinyal ini menyebabkan terjadinya respon refleks; jika hal ini terjadi, maka sinyal segera dikirim kembali di sepanjang saraf motorik ke sumber nyeri dan menyebabkan terjadinya kontraksi otot.




Contoh dari respon refleks adalah reaksi segera menarik tangan ketika menyentuh sesuatu yang sangat panas.



Sinyal nyeri juga sampai ke otak.

Seseorang akan akan merasakan nyeri hanya jika otak mengolah sinyal ini dan mengartikannya sebagai nyeri.



Reseptor nyeri dan jalur sarafnya berbeda pada setiap bagian tubuh.

Karena itu, sensasi nyeri bervariasi berdasarkan jenis dan lokasi dari cedera yang terjadi.

Reseptor nyeri di kuklit sangat banyak dan mampu meneruskan informasi secara akurat. Sedangkan sinyal nyeri dari usus sangat terbatas dan tidak akurat. Otak tidak dapat menentukan sumber yang tepat dari nyeri di usus, lokasi nyeri sulit ditentukan dan cenderung dirasakan di daerah yang lebih luas.



Nyeri yang dirasakan di beberapa daerah tubuh tidak secara pasti mewakili lokasi kelainannya, karena nyeri bisa berpindah ke daerah lain (referred pain).

Referred pain terjadi karena sinyal dari beberapa daerah di tubuh seringkali masuk ke dalam jalur saraf yang sama ke medula spinalis dan otak.

Misalnya nyeri karena serangan jantung bisa dirasakan di leher, rahang, lengan atau perut dan nyeri karena serangan kandung kemih bisa dirasakan di bahu.



Setiap orang memiliki tingkat toleransi yang berbeda terhadap nyeri.

Seseorang bisa merasakan nyeri yang hebat karena tergores atau mengalami memar, sedangkan yang lainnya hanya sedikit mengeluh meskipun mengalami kecelakaan berat atau tertusuk pisau.

Kemampuan untuk mengatasi nyeri tergantung kepada suasana hati, kepribadian dan lingkungan.





PENILAIAN NYERI



Nyeri dapat bersifat tajam atau tumpul, terus menerus atau hilang-timbul, berdenyut-denyut atau menetap, di satu tempat atau di beberapa tempat.

Beberapa jenis nyeri sulit dilukiskan dengan kata-kata.

Intensitasnya bervariasi mulai dari yang ringan sampai yang tak tertahankan.

Tidak ada pemeriksaan laboratorium yang dapat membuktikan keberadaan atau parahnya nyeri.



Berbagai penyakit kronis (misalnya kanker, artritis atau penyakit sel sabit) dan penyakit akut (misalnya luka, luka bakar, robekan otot, patah tulang, terkilir, radang usus buntu, batu ginjal atau serangan jantung) menyebabkan nyeri.

Kelainan psikis (misalnya depresi dan kecemasan) juga menyebabkan nyeri, yang disebut nyeri psikogenik.



Nyeri akut adalah nyeri yang dimulai secara tiba-tiba dan biasanya tidak berlangsung lama.

Jika nyerinya hebat, bisa menyebabkan denyut jantung yang cepat, laju pernafasan meningkat, tekanan darah meninggi, berkeringat dan pupil melebar.



Nyeri kronis adalah nyeri yang berlangsung selama beberapa minggu atau bulan; istilah ini biasanya digunakan jika:

- nyeri menetap selama lebih dari 1 bulan

- nyeri sering kambuhan dan sampai berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun

- nyeri berhubungan dengan penyakit menahun (misalnya kanker).

Nyeri kronis biasanya tidak mempengaruhi denyut jantung, laju pernafasan, tekanan darah maupun pupil; tetapi bisa menyebabkan gangguan tidur, mengurangi nafsu makan dan menyebabkan sembelit, penurunan berat badan, berkurangnya gairah seksual dan depresi.





JENIS NYERI



Nyeri Neuropatik.



Nyeri neuropatik disebabkan oleh suatu kelainan di sepanjang suatu jalur saraf.

Suatu kelainan akan mengganggu sinyal saraf, yang kemudian akan diartikan secara salah oleh otak.



Nyeri neuropatik bisa menyebabkan suatu sakit dalam atau rasa terbakar dan rasa lainnya (misalnya hipersensitivitas terhadap sentuhan).



Infeksi (misalnya herpes zoster) bisa menyebabkan peradangan pada saraf sehingga terjadi neuralgia post-herpetik.

Neuralgia post-herpetik merupakan rasa terbakar yang menahun dan terus menerus dirasakan di daerah yang terinfeksi oleh virus.



Distrofi refleks simpatis merupakan jenis nyeri neuropatik dimana nyeri disertai oleh pembengkakan dan berkeringat atau oleh perubahan pada aliran darah lokal atau perubahan di dalam jaringan (misalnya atrofi atau osteoporosis).

Kekakuan (kontraktur) sendi menyebabkan sendi tidak dapat ditekuk atau diluruskan secara sempurna.



Kausalgia merupakan nyeri yang terjadi setelah suatu cedera atau penyakit pada saraf utama.

Kausalgia menyebabkan nyeri terbakar yang hebat disertai dengan pembengkakan, berkeringat, perubahan aliran darah dan efek lainnya.



Distrofi refleks simpatis maupun kausalgia diobati dengan cara menghambat saraf secara khusus (penghambatan saraf simpatis).



Salah satu contoh dari nyeri neuropatik adalah phantom limb pain, dimana seseorang yang lengan atau tungkainya telah diamputasi merasakan nyeri pada lengan atau tungkai yang sudah tidak ada.

Nyeri bukan berasal dari sesuatu di dalam anggota gerak, tetapi berasal dari saraf diatas anggota gerak yang telah diamputasi. Otak salah mengartikan sinyal saraf ini, yaitu berasal dari anggota gerak yang sudah tidak ada.



Nyeri Setelah Pembedahan.



Hampir setiap orang merasakan nyeri setelah menjalani pembedahan.

Nyerinya bisa menetap dan hilang-timbul, semakin memburuk jika penderita bergerak, batuk, tertawa atau menarik nafas dalam atau ketika perban pembungkus luka diganti.



Setelah pembedahan biasanya diberikan obat pereda nyeri opioid (narkotik). Obat ini paling efektif jika diminum beberapajam sebelum nyeri semakin hebat.

Jika nyeri semakin memburuk, penderita harus melakukan aktivitas atau perban luka operasi akan diganti, maka dosisnya bisa ditingkatkan atau ditambah dengan obat lainnya.



Opiod menimbulkan efek samping berupa mual, ngantuk dan linglung.

Bila nyeri berkurang, sebaiknya dosis diturunkan dan diganti dengan obat pereda nyeri non-opioid (misalnya asetaminofen).



Nyeri Karena Kanker.



Terjadinya nyeri karena kanker bisa melalui beberapa cara.

Tumor tumbuh ke dalam tulang, saraf dan organ lainnya dan menyebabkan rasa tidak nyaman atau nyeri hebat yang tak tertahankan.

Beberapa pengobatan kanker (misalnya pembedahan dan terapi penyinaran) juga bisa menyebabkan nyeri.



Cara terbaik untuk menghilangkan nyeri karena kanker adalah mengobati kankernya.

Nyeri akan berkurang jika tumor diangkat melalui pembedahan atau diperkecil ukurannya melalui penyinaran. Tetapi biasanya diperlukan pereda nyeri yang lain.



Biasanya diberikan obat non-opioid seperti asetaminofen atau obat anti peradangan non-steroid.

Jika obat tersebut tidak berhasil mengatasi nyeri, bisa diberikan pereda nyeri opioid.



Opioid diberikan dalam sediaan per-oral (ditelan). Jika penderita tidak dapat mentolerir obat per-oral, maka opioid diberikan melalui jalan lain (misalnya melalui kulit atau vena).

Suntikan diberikan setiap beberapa jam atau obat dimasukkan melalui selang infus yang terpasang.



Lama-lama penderita akan memerlukan dosis opioid yang lebih tinggi karena kanker tumbuh lebih besar atau karena terjadi toleransi.

Penderita tidak perlu takut bahwa obat ini tidak manjur lagi atau menjadi ketagihan.

Jika kanker telah berhasil diatasi, sebagian besar penderita mampu menghentikan pemakaian opioid tanpa kesulitan yang berarti. Jika kanker tidak dapat diobati, sangat penting untuk membebaskan pasien dari rasa nyeri.



Nyeri Yang Berhubungan Dengan Kelainan Psikis



Nyeri biasanya disebabkan oleh penyakit, sehingga dokter akan mencari penyebab yang bisa diobati.

Beberapa penderita memiliki nyeri yang menetap tanpa adanya penyakit yang bisa menimbulkan nyeri.



Proses-proses psikis seringkali menimbulkan keluhan nyeri.

Nyeri yang dirasakan terutama berasal dari penyebab psikogenik atau disebabkan oleh suatu kelainan fisik, yang bertambah hebat selama penderita mengalami stres psikis.



Sebagian besar manifestasi nyeri akibat masalah psikis adalah berupa sakit kepala, nyeri punggung bagian bawah, nyeri wajah, nyeri perut atau nyeri panggul.



Nyeri psikogenik kadang perlu ditangani oleh seorang ahli jiwa, dengan menitikberatkan pengobatan pada rehabilitasi dan terapi psikis.

Bisa juga diberikan obat-obatan untuk meredakan nyeri.





Jenis Nyeri Yang Lainnya



Beberapa penyakit, seperti AIDS, dapat menyebabkan nyeri sehebat nyeri karena kanker.

Pengobatan terhadap nyeri yang berhubungan dengan penyakit ini serupa dengan pengobatan untuk kanker.



Artritis, baik karena osteoartritis maupun karena penyakit tertentu (misalnya artritis rematoid) merupakan penyakit yang paling sering menyebabkan nyeri.

Untuk mengatasinya bisa diberikan obat-obatan atau melakukan latihan-latihan tertentu.



Suatu nyeri dikatakan idiopatik jika penyebabnya tidak diketahui, dan tidak ditemukan bukti-bukti adanya penyakit atau masalah psikis.





PENGOBATAN NYERI



Beberapa jenis analgetik (obat pereda nyeri) bisa membantu mengurangi nyeri.

Obat ini digolongkan ke dalam 3 kelompok:

# Analgetik opioid (narkotik)

# Analgetik non-opioid

# Analgetik ajuvan.

Analgetik opioid merupakan pereda nyeri yang paling kuat dan sangat efektif untuk mengatasi nyeri yang hebat.



Analgetik Opioid



Secara kimia analgetik opioid berhubungan dengan morfin.

Morfin merupakan bahan alami yang disarikan dari opium, walaupun ada yang berasal dari tumbuhan lain dan sebagian lainnya dibuat di laboratorium.



Analgetik opioid sangat efektif dalam mengurangi rasa nyeri namun mempunyai beberapa efek samping.

Semakin lama pemakai obat ini akan membutuhkan dosis yang lebih tinggi. Selain itu sebelum pemakaian jangka panjang dihentikan, dosisnya harus dikurangi secara bertahap, untuk mengurangi gejala-gejala putus obat.



Berbagai kelebihan dan kekurang dari analgetik opiod:



1. Morfin, merupakan prototipe dari obat ini, yang tersedia dalam bentuk suntikan, per-oral (ditelan) dan per-oral lepas lambat.

Sediaan lepas lambat memungkinkan penderita terbebas dari rasa nyeri selama 8-12 jam dan banyak digunakan untuk mengobati nyeri menahun.

2. Analgetik opioid seringkali menyebabkan sembelit, terutama pada usia lanjut.

Pencahar (biasanya pencahar perangsang, contohnya senna atau fenolftalein) bisa membatu mencegah atau mengatasi sembelit.

3. Opioid dosis tinggi sering menyebabkan ngantuk.

Untuk mengatasinya bisa diberikan obat-obat perangsang (misalnya metilfenidat).

4. Analgetik opioid bisa memperberat mual yang dirasakan oleh penderita.

Untuk mengatasinya diberikan obat anti muntah, baik dalam bentuk per-oral, supositoria maupun suntikan (misalnya metoklopramid, hikroksizin dan proklorperazin).

5. Opioid dosis tinggi bisa menyebabkan reaksi yang serius, seperti melambatnya laju pernafasan dan bahkan koma.

Efek ini bisa dilawan oleh nalokson, suatu penawar yang diberikan secara intravena.



Analgetij Opioid

Obat

Masa efektif

Keterangan

Morfin

Suntikan intravena/intramuskuler:2-3 jam

Per-oral:3-4 jam

Sediaan lepas lambat:8-12jam

Mula kerjanya cepat

Sediaan per-oral sangat efektif untuk mengatasi nyeri karena kanker

Kodein

Per-oral:3-4 jam

Kurang kuat dibandingkan dengan morfin

Kadang diberikan bersamaan dengan aspirin atau asetaminofen

Meperidin

Suntikan intravena/intramuskuler:sekitar 3 jam

Per-oral:tidak terlalu efektif

Bisa menyebabkan epilepsi, tremor dan kejang otot

Metadon

Per-oral:4-6 jam, kadang lebih lama

Juga digunakan untuk mengobati gejala putus obat karena heroin

Proksifen

Per-oral:3-4 jam

Biasanya diberikan bersamaan dengan aspirin atau asetaminofen, untuk mengatasi nyeri ringan

Levorfanol

Suntikan intravena atau intramuskuler:4 jam

Per-oral:sekitar 4 jam

Sediaan per-oral sangat ampuh

Bisa digunakan sebagai pengganti morfin

Hidromorfon

Suntikan intravena/intramuskuler:2-4 jam

Per-oral:2-4 jam

Suppositoria per-rektum:4 jam

Mula kerjanya cepat

Bisa digunakan sebagai pengganti morfin

Efektif untuk mengatasi nyeri karena kanker

Oksimorfon

Suntikan intravena/intramuskuler:3-4 jam

Suppositoria per-rektum:4 jam

Mula kerjanya cepat

Oksikodon

Per-oral:3-4 jam

Biasanya diberikan bersama aspirin atau asetaminofen

Pentazosin

Per-oral:sampai 4 jam

Bisa menghambat kerja analgetik opioid lainnya

Kekuatannya hampir sama dengan kodein

Bisa menyebabkan linglung & kecemasan, terutama pada usia lanjut





Analgetik Non-opioid



Semua analgetik non-opiod (kecuali asetaminofen) merupakan obat anti peradangan non-steroid (NSAID, nonsteroidal anti-inflammatory drug).

Obat-obat ini bekerja melalui 2 cara:



1. Mempengaruhi sistem prostaglandin, yaitu suatu sistem yang bertanggungjawab terhadap timbulnya rasa nyeri.

2. Mengurangi peradangan, pembengkakan dan iritasi yang seringkali terjadi di sekitar luka dan memperburuk rasa nyeri.



Aspirin merupakan prototipe dari NSAID, yang telah digunakan selama lebih dari 100 tahun.

Pertama kali disarikan dari kulit kayu pohon Willow.

Tersedia dalam bentuk per-oral (ditelan) dengan masa efektif selama 4-6 jam.

Efek sampingnya adalah iritasi lambung, yang bisa menyebabkan terjadinya ulkus peptikum. Karena mempengaruhi kemampuan darah untuk membeku, maka aspirin juga menyebabkan kecenderungan terjadinya perdarahan di seluruh tubuh. Pada dosis yang sangat tinggi, aspirin bisa menyebabkan gangguan pernafasan. Salah satu pertanda dari overdosis aspirin adalah teling berdenging (tinitus).



Mula kerja dan masa efektif dari berbagai NSAID berbeda-beda, dan respon setiap orang terhadadap NSAID juga berbeda-beda.

Semua NSAID bisa mengiritasi lambung dan menyebabkan ulkus peptikum, tetapi tidak seberat aspirin.

Mengkonsumsi NSAID bersamaan dengan makanan dan antasid bisa membantu mencegah iritasi lambung.

Obat misoprostol bisa membantu mencegah iritasi lambung dan ulkus peptikum; tetapi obat ini bisa menyebabkan diare.



Asetaminofen berbeda dari aspirin dan NSAID.

Obat ini bekerja pada sistem prostaglandin tetapi dengan mekanisme yang berbeda.

Asetaminofen tidak mempengaruhi kemampuan pembekuan darah dan tidak menyebabkan ulkus peptikum maupun perdarahan.

Tersedia dalam bentuk per-oral atau supositoria, dengan masa efektif selama 4-6 jam.

Dosis yang sangat tinggi bisa menyebabkan efek samping yang sangat serius, seperti kerusakan hati.



Analgetik Ajuvan



Analgetik ajuvan adalah obat-obatn yang biasanya diberikan bukan karena nyeri, tetapi pada keadaan tertentu bisa meredakan nyeri.

Contohnya, beberapa anti-depresi juga merupakan analgetik non-spesifik dan digunakan untuk mengobati berbagai jenis nyeri menahun, termasuk nyeri punggung bagian bawah, sakit kepala dan nyeri neuropatik.

Obat-obat anti kejang (misalnya karbamazepin) dan obat bius lokal per-oral (misalnya meksiletin) digunakan untuk mengobai nyeri neuropatik.



Anestesi Lokal & Topikal



Anestesi (obat bius) lokal bisa digunakan langung pada atau di sekitar daerah yang luka untuk membantu mengurangi nyeri.

Jika nyeri menahun disebabkan oleh adanya cedera pada satu saraf, maka bisa disuntikkan bahan kimia secara langsung ke dalam saraf untuk menghilangkan nyeri sementara.



Anestesi topikal (misalnya lotion atau salep yang mengandung lidokain) bisa digunakan untuk mengendalikan nyeri pada keadaan tertentu.



Krim yang mengandung kapsaisin (bahan yang terkandung dalam merica) kadang bisa membantu mengurangi nyeri karena herpes zoster, osteoartritis dan keadaan lainnya.



Pengobatan Nyeri Tanpa Obat



Selain obat-obatan, pengobatan lainnya juga bisa membantu mengurangi nyeri.

Mengobati penyakit yang mendasarinya, bisa menghilangkan atau mengurangi nyeri yang terjadi. Misalnya memasang gips pada patah tulang atau memberikan antibiotik untuk infeksi sendi, bisa mengurangi nyeri.



Tindakan yang bisa membantu mengurangi nyeri adalah:



1. Kompres dingin dan hangat

2. Ultrasonik bisa memberikan pemanasan dalamd an mengurangi nyeri karena otot yang robek atau rusak dan peradangan pada ligamen

3. TENS (transcutaneous electrical nerve stimulation) merupakan arus listrik ringan yang diberikan pada permukaan kulit

4. Akupuntur, memasukkan jarum kecil ke bagian tubuh tertentu.

Mekanismenya masih belum jelas dan beberapa ahli masih meragukan efektivitasnya.

5. Biofeedback dan teknik kognitif lainnya (misalnya hipnotis atau distraksi) bisa membantu mengurangi nyeri dengan merubah perhatian penderitanya.

Teknik ini melatih penderita untuk mengendalikan nyeri atau mengurangi dampaknya.

6. Dukungan psikis merupakan faktor yang tidak boleh disepelekan.

Sebaiknya diperhatikan tanda-tanda adanya depresi dan kecemasan, yang mungkin akan memerlukan penanganan ahli jiwa. (medicastore)

Herniated nucleus pulposus (slipped disk)/HNP

Herniated nucleus pulposus (Herniated Disk) adalah piringan yang terselip sepanjang tali tulang belakang. Keadaan tersebut terjadi ketika seluruh atau sebagian pusat piringan tulang belakang yang lunak ditekan sepanjang bagian atau piringan yang lemah.

Penutup keras pada piringan tulang belakang bisa robek (pecah), menyebabkan nyeri. Bagian dalam yang lembut, seperti jel bisa menonjol keluar (herniated) sepanjang penutup tersebut, menyebabkan lebih nyeri. Nyeri terjadi karena tonjolan tersebut menyebabkan tekanan pada pusat syaraf tulang punggung disebelahnya. Kadangkala syaraf tersebut rusak.

PENYEBAB

Tulang (belakang) pada batang punggung sepanjang punggung, menghubungkan tengkorak dengan panggul. Tulang ini melindungi syaraf yang menonjol pada otak dan menjalar kebawah punggung dan ke seluruh tubuh. tulang belakang tersebut dipisahkan oleh piringan yang berisi bahan yang lembut, seperti agar-agar, yang menyediakan batalan ke batang tulang belakang. Piringan ini bisa hernia (bergerak keluar dari tempatnya) atau pecah karena luka berat atau tegangan.

Batang tulang belakang dibagi kedalam beberapa bagian-cervical tulang belakang (leher), thoracic spine (bagian punggung dibelakang dada), lumbar tulang belakang (punggung bagian bawah), dan sacral tulang belakang (bagian yang dihubungkan dengan panggul yang tidak bisa bergerak).

Radiculopathy merujuk pada setiap penyakit yang mengenai pusat syaraf tulang belakang. Herniated disk adalah salah satu penyebab radiculopathy (sciatica) .

Kebanyakan hernia terjadi di bagian punggung bawah (daerah lumbar) pada punggung. Lebih dari 80% piringan yang hernia terjadi di punggung bagian bawah. Paling sering terjadi pada orang berusia 30 sampai 50 tahun. diantara usia ini, pelindung tersebut melemah. Bagian dalam, yang dibawah tekanan tinggi, bisa menekan melalui sebuah sobekan atau bintik yang melemahkan pada penutup dan menonjol keluar. Setelah usia 50 tahun, bagian dalam piringan tersebut mulai mengeras, membuat hernia sedikit mungkin. Sebuah piringan bisa turun berok tiba-tiba, luka trauma atau luka kecil berulang. Menjadi kelebihan berat badan atau mengangkat benda berat, terutama mengangkat tidak bagaimana semestinya, meningkatkan resiko tersebut.

Lumbar disk herniation terjadi 15 kali lebih sering dibandingkan cervical (leher) disk herniation, dan ini adalah salah satu penyebab yang paling umum pada nyeri punggung belakang. Cervical disk mengenai 8% setiap kali dan upper-to-mid-back disk (thoracic) hanya 1-2 % setiap kali.

GEJALA

Pusat syaraf (syaraf besar yang bercabang keluar dari tali tulang belakang) bisa menjadi tertekan mengakibatkan gejala-gejala neurological, seperti perubahan sensor atau gerak.

Dimana nyeri tersebut terjadi tergantung dimana piringan itu turun berok dan dimana pusat syaraf tulang punggung terkena. Nyeri tersebut terasa sepanjang lintasan syaraf yang tertekan oleh piringan yang turun berok. Misal, piring hernia umumya menyebabkan sciatica. Nyeri tersebut bervariasi dari ringan sampai melumpuhkan, dan gerakan memperhebat nyeri tersebut. kaku dan kelemahan otot bisa juga terjadi. Jika tekanan pada pusat syaraf besar, kaki kemungkinan lumpuh. Jika cauda equina (berkas syaraf melebar dari bagian bawah tali tersebut) terkena, pengendalian kantung kemih dan isi perut bisa hilang. Jika gejala-gejala serius ini terjadi, perawatan medis diperlukan dengan segera.

PENGOBATAN

Setelah sekitar 2 minggu, kebanyakan orang sembuh tanpa pengobatan apapun. Menempelkan dingin (seperti ice pack) atau panas (seperti heating pad) atau menggunakan analgesik OTC bisa membantu meringankan nyeri tersebut. kadangkala operasi untuk mengangkat bagian atau seluruh piringan dan bagian tulang belakang diperlukan. Pada 10 sampai 20% orang yang mengalami operasi untuk sciatica disebabkan piringan hernia, piringan lain pecah.(medicastore)

Sciatica..Kaku Pada Kaki

Kedua syaraf sciatic adalah syaraf terbesar dan terpanjang pada tubuh. masing-masing hampir sebesar jari. Pada setiap sisi tubuh, syaraf sciatic menjalar dari tulang punggung bawah ,dibelakang persendian pinggul, turun ke bokong dan dibelakang lutut. Disana syaraf sciatic terbagi dalam beberapa cabang dan terus menuju kaki. Ketika syaraf sciatic terjepit, meradang, atau rusak, nyeri-sciatica-bisa menyebar sepanjang panjnag syaraf sciatic menuju kaki. Sciatica terjadi sekitar 5% pada orang



PENYEBAB


Pada beberapa orang, tidak ada penyebab yang bisa dikenali. Sebaliknya, penyebab tersebut kemungkinan sebuah piringan yang hernia, proyeksi tidak teratur pada tulang, atau pembengkakan disebabkan persendian yang keseleo. Jarang, spinal tenosis, penyakit paget, kerusakan syaraf disebabkan diabetes (diabetic neuropathy), sebuah tumor, atau gumpalan darah menyebabkan sciatica. Beberapa orang tampak mudah terkena sciatica.

GEJALA

Sciatica biasanya mengenai hanya salah satu sisi. Yang bisa menyebabkan rasa seperti ditusuk jarum, sakit nagging, atau nyeri seperti ditembak. Kekakuan kemungkinan dirasakan pada kaki. Berjalan, berlari, menaiki tangga, dan meluruskan kaki memperburuk nyeri tersebut, yang diringankan dengan menekuk punggung atau duduk.

PENGOBATAN

Seringkali, nyeri tersebut hilang dengan sendirinya. Istirahat, tidur diatas kasur yang keras, menggunakan obat-obatan OTC anti peradangan nonsteroidal (NSAIDs), dan mengompres panas dan dingin kemungkinan pengobatan yang cukup. Untuk banyak orang, tidur pada sisi mereka dengan lutut ditekuk dan sebuah bantal diantara lutut menghadirkan keringanan. Meluruskan otot yang lumpuh secara pelan-pelan setelah pemanansan bisa membantu.(medicastore)

Nyeri Punggung Bawah

Nyeri punggung bawah sangat umum. Mempengaruhi 4 dari 5 orang pada beberapa waktu sepanjang hidup mereka. Hal ini adalah penyebab ketidakmampuan diusia mereka ke 19 sampai 45 tahun dan adalah penyebab umum kedua pada hari kerja yang hilang (setelah flu biasa) untuk orang dewasa yang lebih muda dari 45 tahun. nyeri punggung bagian bawah menjadi lebih umum sesuai usia orang. Yang mempengaruhi separuh orang yang lebih tua dari 60 tahun pada setiap waktu yang diberikan. Setiap tahun, pengobatan pada nyeri punggung bagian bawah mengeluarkan biaya lebih dari 80 milyar dolar amerika, dan klaim asuransi untuk ketidakmampuan disebabkan nyeri punggung bagian bawah melebihi 8 milyar dolar. Dengan demikian, meskipun nyeri punggung bagian bawah jarang dihasilkan dari gangguan yang mengancam nyawa, hal ini adalah masalah kesehatan yang berarti. Meskipun begitu, jumlah luka punggung di dunia kerja menurun, mungkin karena kesadaran pada masalah tersebut telah meningkat dan cara-cara menghadapinya telah meningkat.


Tulang punggung (spinal column) terdiri dari tulang belakang (vertebrae), yang terpisah dan berbantalkan piringan per-penyerapan yang dibuat dari tulang rawan. Tulang belakang juga dilindungi oleh lapisan tipis tulang rawan. Mereka ditopang oleh persendian dan otot-otot, yang membantu menyeimbangkan tulang punggung. Otot-otot ini termasuk kedua otot iliopsoas (yang menyusuri kedua sisi tulang punggung), kedua otot penegak tulang punggung (yang menyusuri sepanjang kedua sisi tulang punggung yang ada dibelakangnya), dan otot paraspinal pendek yang banyak (yang menyusur diantara tulang belakang). Otot perut (yang menyusur dari bagian bawah rongga dada menuju panggul) juga membantu menyeimbangkan tulang punggung.


Yang menempel di tulang belakang adalah tali tulang belakang. Sepanjang tali tulang belakang, syaraf tulang belakang timbul melalui ruang diantara tulang belakang untuk terhubung dengan syaraf sepanjang tubuh. bagian pada syaraf tulang belakang didekat tali tulang belakang disebut akar syaraf tulang belakang. Karena letak mereka, akar syaraf tulang belakang bisa tertekan ketika tulang belakang terluka, mengakibatkan nyeri.

Tulang belakang yang paling bawah (lumbar) terdiri dari lima tulang belakang. Yang menghubungkan dada ke panggul dan kaki, menghasilkan gerakan-untuk berbelok, memutar, dan menekuk. Yang juga menghasilkan kekuatan untuk berdiri, berjalan, dan berjinjit. Dengan demikian, tulang punggung berhubungan dengan hampir semua kegiatan hidup sehari-hari. Nyeri punggung bisa membatasi berbagai kegiatan dan mengurangi kualitas hidup.

PENYEBAB

Nyeri tulang belakang memiliki banyak penyebab, meskipun sering tidak terdapat penyebab spesifik yang bisa dikenali.

Salah satu penyebab paling umum adalah otot dan persendian yang tegang dan terkilir. Otot yang tegang dan terkilir bisa diakibatkan dari berjinjit, olah raga, atau berpindah pada cara yang tidak diinginkan (seperti ketika terjatuh atau ketika kecelakaan mobil). Ketika dikarenakan olah raga, luka pada tulang punggung kadangkala disebut punggung pengangkat berat (lumbar strain). Punggung pengangkat berat kemungkinan tidak hanya disebabkan oleh mengambil benda yang sangat berat dari bawah pada pengangkatan berat tetapi juga oleh mendorong berlawanan menentang penjaga garis pada sepak bola, secara tiba-tiba berbelok untuk menggiring bola setelah memantulkan bola pada bola basket, mengayunkan sebuah pemukul pada baseball, atau mengayunkan pemukul pada golf. Punggung bagian bawah lebih mungkin terluka ketika kondisi fisik seseorang adalah buruk dan otot penopang punggung adalah lemah. Memiliki postur yang buruk, menjadi kelebihan berat badan, dan menjadi lelah juga bisa mendukung.

Osteoarthritis (radang sendi menurun) menyebabkan tulang rawan yang melindungi dan menjaga tulang belakang untuk memburuk. Gangguan ini dipikirkan menjadi penyebab, setidaknya pada bagian, terhadap penggunaan dan sobekan pada tahun-tahun penggunaan. Piringan diantara tulang belakang memburuk, mempersempit ruang disana dan menekan akar syaraf tulang belakang. Tonjolan tulang yang tidak biasa (spurs) bisa terbentuk pada tulang belakang dan juga menekan akar syaraf tulang belakang. Seluruh perubahan ini bisa menyebabkan nyeri tulang belakang seperti kekakuan.

Pada osteoporosis, kepadatan tulang menurun, membuat tulang lebih mungkin untuk patah. Tulang belakang sangat rentan terhadap efek osteoporosis, sering mengakibatkan kehancuran (tekanan) patah (yang bisa menyebabkan nyeri punggung kronis). Meskipun begitu, kebanyakan patahan disebabkan osteoporosis di bagian atas dan tengah punggung dan menyebabkan bagian atas dann tengah lebih dari nyeri tulang punggung.

Piringan yang pecah atau hernia bisa menyebabkan nyeri punggung bagian bawah. Piringan memiliki pelindung yang keras dan isi yang lunak seperti jeli. Jika piringan secara tiba-tiba terperas oleh tulang belakang di atas dan di bawahnya (terjadi pada waktu mengangkat beban berat), pelindung bisa pecah, menyebabkan nyeri. Isi dari piringan bisa tertekan di pecahan pelindung, sehingga bagian isi menonjol keluar (hernia). Tonjola ini bisa tertekan, teriritasi, dan bahkan merusak saraf spinal di dekatnya, menyebabkan nyeri yang lebih lagi. Tonjolan atau herniated disk biasanya juga menyebabkan sciatica

GEJALA

Nyeri punggung bagian bawah kemungkinan sementara atau tetap ; dangkal atau dalam ; tumpul dan menyakitkan, berdenyut, atau tajam dan menikam, tergantung pada penyebab dan jenis nyeri. Terdapat beberapa jenis nyeri punggung bagian bawah.

Nyeri local terjadi di daerah khusus pada punggung bagian bawah. Hal ini biasanya disebabkan keseleo dan tegang. Nyeri tiba-tiba kemungkinan dirasakan ketika luka terjadi. Nyeri ‘lokal bisa sering diringankan dengan merubah posisi atau dengan aktifitas ringan diikuti dengan peregangan. Aktifitas fisik yang intens atau kemalasan cenderung membuat hal itu menjadi buruk. Nyeri ‘lokal kemungkinan tetap dan menyakitkan atau, suatu waktu, bisa jadi sebentar dan tajam. Punggung bagian bawah bisa terluka ketika disentuh. Kejang otot bisa terjadi karena tubuh bergerak pada cara yang tidak biasanya seperti menghindari gerakan yang memicu nyeri. Biasanya, nyeri ‘lokal sembuh secara bertahap lebih dari harian atau mingguan.

Nyeri disebabkan tekanan pada pusat syaraf punggung kemungkinan disebabkan beberapa gangguan seperti herniated disk, osteoarthritis, osteoporosis, spinal stenosis, atau penyakit paget. Nyeri tersebut seringkali terjadi dalam hitungan menit atau jam pada saat mengangkat benda yang berat, tetapi bisa terjadi secara spontan. Jenis nyeri ini cenderung menjadi sakit tumpul dengan tajam, nyeri intens yang menyebar kadangkala berlapis. Nyeri tersebut bisa menyebar ke bagian tubuh yang berbeda, tergantung pada pusat syaraf mana yang terkena. Umumnya, nyeri tersebut menyebar dari punggung bagian bawah menuju bokong dan turun ke kaki pada bagian yang terkena, menyebabkan sciatica. Batuk, bersin, bersusah payah, atau menekuk berlebihan ketika menjaga kaki lurus bisa menimbulkan ketajaman tersebut, menyebarkan nyeri. Jika herniated disk adalah penyebab tersebut, nyeri tersebut memburuk dengan berjalan jauh. Jika stenosis punggung adalah penyebab, nyeri tersebut biasanya meningkan dengan meluruskan punggung (misal, ketika berjalan) dan diringankan dengan menekuk punggung ke depan (misal, ketika bersandar kedepan). Jika sebuah patahan yang menekan adalah penyebabnya, nyeri tersebut biasanya terjadi tiba-tiba, tetap pada derak tertentu pada punggung, dan memburuk ketika seseorang berdiri atau berjalan. Daerah dekat patahan kemungkinan lembut.

Biasanya, nyeri dan kelembutan hilang secara bertahap setelah beberapa minggu atau bulan. Jika tekanan pada pusat syaraf adalah besar, nyeri kemungkinan disertai kelemahan otot pada kaki, rasa seperti ditusuk jarum. Atau bahkan kehilangan rasa pada kendali kantung kemih atau isi perut.

Nyeri yang dikenal (yang berasal pada organ lain) cenderung dalam, menyakitkan, tetap, dan menyebar luas secara relatif (diffuse). Biasanya, tidak mempengaruhi gerakan, dan memburuk pada malam hari. Misal, infeksi ginjal bisa menyebabkan nyeri punggung bagian bawah yang dirasakan menuju sisinya cukup dibandingkan pusat punggung.
DIAGNOSA

Gejala-gejala, riwayat, dan hasil penelitian fisik bisa menduga penyebab nyeri punggung bawah. Sebagai bagian penelitian fisik, seorang dokter bisa meminta orang tersebut untuk bergerak dalam cara tertentu untuk memastikan jenis pada nyeri. Misal, seorang dokter bisa meminta orang tersebut untuk berbaring datar, kemudian mengangkat kaki tanpa menekuk lutut. Biasanya, tidak ada prosedur yang diperlukan jika penyebab tersebut adalah tegang atau keseleo. Jika penyebab lain diduga, prosedur lainnya sering diperlukan.

Sinar X pada punggung bawah bisa membantu mendeteksi herniated disk, perubahan degeneratif yang disebabkan oleh osteoarthritis, patahan yang menekan disebabkan tulang keropos, dan scoliosis. Meskipun begitu, magnetic resonance imaging (MRI) atau computed tomography (CT) menghasilkan gambar yang jelas dan bisa memastikan atau mengeluarkan diagnosa pada herniated disk, spinal stenosis, atau kanker. Jarang, ketika hasil MRI tidak jelas, myelography dengan CT diperlukan. Kadangkala, electromyography untuk memastikan lokasi kerusakan syaraf.

PENGOBATAN

Untuk nyeri punggung bawah yang baru-baru ini telah berkembang, pengobatan dimulai dengan menghindari kegiatan yang menekan tulang belakang dan menyebabkan nyeri-seperti mengangkat benda berat dan menekuk. Istirahat total untuk beberapa hari bisa meringankan nyeri. Meskipun begitu, hal ini tidak mempercepat resolusi nyeri, dan kebanyakan ahli menganjurkan melanjutkan aktifitas. Istirahat total, jika diperlukan, harus berlangsung tidak lebih dari 1 atau 2 hari. Jika gangguan khusus menyebabkan nyeri punggung bawah, mengobati gangguan itu-misal, memberikan antibiotik untuk mengobati infeksi kantung kemih-bisa mengurangi nyeri punggung bawah.

Obat-obatan anti-peradangan nonsteroidal OTC atau diresepkan bisa digunakan untuk meringankan nyeri dan mengurangi peradangan. Relaksan otot, seperti methocarbamol, carisoprodol, cyclobenzaprine, atau diazepam. Kemungkinan diberikan untuk meringankan kejang otot, meskipun kebanyakan para ahli menanyakan kegunaannya. Obat-obatan ini tidak dianjurkan untuk orang tua, yang lebih mungkin mengalami efek samping.

Penggunaan panas atau dingin dan pijat bisa membantu. Biasanya, tenaga tarik sangat tidak berguna. Beberapa laporan menduga bahwa akupuntur dan chiropractic manipulasi mempercepat resolusi pada nyeri, tetapi dugaan lain kecil atau tidak bermanfaat. Selama penyembuhan, penahan punggung atau korset kadangkala dianurkan untuk jangka waktu pendek atau untuk digunakan selama aktifitas yang menekan punggung. Meskipun begitu, pakaian pendukung ini bisa tidak nyaman dan, jika digunakan untuk waktu yang lama, bisa melemahkan otot punggung dengan cara kerja mereka.

Sesudah rasa sakit sudah reda, aktivitas ringan, sebagai dianjurkan oleh seorang dokter atau ahli terapi fisik, bisa mempercepat penyembuhan dan kesembuhan. Penggunaan spesifik untuk memperkuat dan merentangkan punggung biasanya dianjurkan untuk menolong mencegah rasa sakit punggung murung menjadi kronis atau berulang.Tindakan pencegahan lain (memelihara postur baik, memakai kasur kukuh dengan bantal yang ditempatkan secara pantas, menyingsing dengan semestinya, dan berhenti merokok) sebaiknya diteruskan atau mulai. Di jawaban ke ukuran ini, kebanyakan episode ketetapan hati rasa sakit punggung di 1 sampai 2 minggu. Bagaimanapun juga pengobatan, 80 sampai 90% dari episode seperti itu memecahkan dalam 6 minggu.

Jika nyeri punggung bawah adalah kronis, langkah-langkah tambahan diperlukan. Olahraga aerobic bisa membantu, dan pengurangan berat badan, jika diperlukan, disarankan. Jika nyeri tersebut berat, NSAIDs tidak bisa menyediakan penghilang nyeri yang cukup, dan analgesik apioid kemungkinan diperlukan. Jika analgesik ini tidak efektif, beberapa ahli menyarankan bahwa kortikosteroid, seperti deksametason atau methylprednisone, ditambah bius ‘lokal, seperti licodaine, disuntikan secara bertahap disekitar saluran tulang belakang-sebagai suntikan epidural. Meskipun begitu, suntikan ini biasanya hanya efektif untuk beberapa hari sampai beberapa minggu.

Transcutaneous electrical nerve stimulation (TENS) kadangkala dianjurkan. Sebuah alat yang prosedurnya sebuah sensasi lembut menggelitik dengan membangkitkan arus rendah yang bergerak kesana-kemari adalah digunakan. Terapis menempelkan alat tersebut ke daerah yang sangat menyakitkan beberapa kali sehari untuk 20 menit sampai beberapa jam setiap waktu, tergantung pada parahnya rasa sakit tersebut. orang kadangkala diajarkan untuk menggunakan sendiri alat tersebut.

Jika sebuah gangguan adalah penyebab nyeri dan nyeri tetap atau gejala-gejala serius, operasi kemungkinan diperlukan. Jika akar syaraf tulang punggung tertekan oleh piringan herniated adalah penyebab gejala-gejala seperti relentless sciatica, kelemahan, kehilangan sensasi, atau kehilangan kendali pada kandung kemih atau isi perut, operasi pengangkjatan pada lempengan (diskectomy) dan bagian tulang belakang (laminectomy) kemungkinan diperlukan. Bius ‘lokal biasanya diperlukan. Tinggal di rumah sakit setelah operasi pengangkatan lempengan biasanya 1 atau 2 hari. Seringkali, teknik microsurgical, dengan sayatan kecil, bisa digunakan. Bius ‘lokal digunakan, dan menginap di rumah sakit tidak diperlukan. Meskipun begitu, ketika sayatan adalah kecil, ahli bedah bisa tidak dapat melihat dan oleh karena itu tidak bisa mengangkat bagian lempengan burut. Setelah salah satu prosedur, kebanyakan orang kembali melakukan kegiatan mereka setelah beberapa minggu. Lebih dari 90% orang sembuh total.

Untuk stenosis tulang punggung yang berat, operasi untuk melebarkan saluran tulang punggung dengan pengangkatan sebagian besar tulang punggung kemungkinan dilakukan. Bius ‘lokal biasanya diperlukan. Menginap di rumah sakit biasanya 4 atau 5 hari. Orang bisa memerlukan waktu 3 sampai 4 bulan sebelum mereka bisa kembali melakukan seluruh kegiatan mereka. Sekitar dua pertiga orang tersebut menjadi baik atau sembuh sepenuhnya. Untuk sebagian besar bagian, gejala-gejala dicegah dari memburuk.

Ketika tulang punggung tidak seimbang karena penurunan yang disebabkan oleh penyakit tulang, tulang belakang bisa berpadu secara bersamaan. Meskipun begitu, perpaduan mengurangi pergerakan dan bisa membuat tambahan stress pada bagian tulang punggung.

PENCEGAHAN

Cara yang paling efektif untuk mencegah nyeri punggung bawah adalah olahraga dengan teratur. Dua jenis olahraga-olahraga aerobic dan olahraga meregangkan dan mengencangkan otot-sangat membantu.

Olahraga aerobik, seperti berenang dan berjalan, memperbaiki kesehatan umum, mengurangi kegemukan, dan umumnya menguatkan otot. Olahraga khusus untuk menguatkan dan meregangkan otot pada perut, bokong, dan punggung bisa menyeimbangkan tulang belakang dan mengurangi ketegangan pada piringan yang melindungi tulang belakang dan ligamen yang menopang nya pada tempatnya.

Latihan memperkuat otot termasuk memiringkan panggul dan melengkungkang perut. latihan meregangkan termasuk duduk meregangkan kaki, lutut sampai dada meregang, dan pinggul dan quadriceps. Latihan peregangan bisa meningkatkan nyeri punggung pada beberapa orang dan oleh karena itu harus dilakukan dengan hati-hati. Sebagai aturan umum, setiap latihan yang menyebabkan atau meningkatkan nyeri punggung harus dihentikan. Latihan harus diulangi sampai otot terasa ringan tetapi tidak sepenuhnya lemah. Bernafas selama setiap latihan adalah penting. Ketika mengangkat berat, menggunakan sabuk pengangkat berat bisa membantu mencegah luka kembali. Orang yang mengalami nyeri punggung harus berkonsultasi dengan dokter sebelum mulai berolah raga.

Olahraga bisa juga membantu orang memelihara kepadatan tulang dan berat yang diinginkan. Dengan demikian, olahraga bisa mengurangi resiko berkembangnya dua kondisi yang bisa menyebabkan nyeri punggung bawah-tulang keropos dan kegemukan.

Menjaga sikap tubuh yang vaik ketika berdiri dan duduk mengurangi tekanan pada punggung; bermalas-malasan harus dihindari. Tempat duduk kursi bisa disesuaikan yang membuat kaki datar diatas lantai, dengan lutut sedikit ditekuk dan punggung bawah datar berlawanan dengan belakang bangku. Jika kursi tidak mendukung punggung bawah, bantal bisa digunakan dibelakang punggung bawah. Duduk dengan kaki pada lantai dibandingkan dengan kaki melintang dianjurkan. Orang harus menghindari berdiri atau duduk untuk waktu yang lama. Jika berdiri lama atau duduk tidak bisa dihindari, merubah posisi dengan sering bisa mengurangi tekanan pada punggung.

Tidur dalam posisi yang nyaman pada kasur yang keras dianjurkan. Bantal dibawah pinggang dan kepala bisa digunakan untuk menahan orang yang tidur pada sisi mereka, dan bantal dibawah lutut bisa digunakan oleh mereka yang tidur pada punggung mereka. Bantal dibawah kepala harus tidak menekan lehek untuk menekuk terlalu banyak.

Belajar untuk mengangkat dengan semestinya membantu mencegah luka kembali. Lutut harus cukup ditekuk dimana lengan setingkat dengan benda yang diangkat. Kaki, bukan punggung, harus digunakan untuk mengangkat. Mengangkat benda melebihi kepala meningkatkan resiko luka kembali. Menggunakan ganjalan yang kuat membuat beberapa angkatan tidak diperlukan. Benda berat harus dibawa dekat dengan tubuh. berhenti merokok juga dianjurkan.(medicastore)

Latihan Untuk Mencegah Nyeri Punggung Bawah



* Pelvic Tilts
Berbaring telentang dengan lutut ditekuk, tumit diatas lantai, dan berat badan bertumpu pada tumit. Tekan punggung kecil menghadap lantai, kerutkan bokong (angkat sekitar setengah inci dari lantai), dan kerutkan otot perut. tahan posisi ini untuk hitungan 10. ulangi 20 kali


* Abdominal Curls
Berbaring telentang dengan lutut ditekuk dan kaki diatas lantai. Letakkan tangan melintani dada. Mengkerutkan otot perut, secara perlahan mengangkat bahu 10 inci dari lantai sambil menjaga kepala belakang (dagu seharusnya tidak menyentuh dada). Kemudian mepaskan otot perut, secara perlahan merendahkan bahu. lakukan 3 kali 10


* Knee-to-Chest Stretch
Berbaring pada punggung dengan lutut ditekuk dan k
edua tumit pada lantai. Ketika menjaga lutut ditekuki, letakkan kedua tangan dibelakang salah satu lutut dan arahkan ke dada. Tahan untuk hitungan ke 10. secara perlahan rendahkan kanki dan ulangi dengan kaki yang lain. Lakukan latihan ini 10 kali.

* Sitting Leg Stretch
Duduk diatas lantai dengan lutut lurus tetapi sedikit dilenturkan (tidak dikunci) dan kaki berpisah sejauh mungkin. Letakkan kedua tangan diatas lutut yang sama. Secara perlahan-lahan dorong kedua tangan kearah pergelangan kaki. Hentikan jika ny
eri terasa dan berjalan tidah lebih jauh dari posisi yang bisa ditahan dengan nyaman untuk 10 detik. Secara perlahan-lahan kembali ke posisi duduk. Ulangi dengan kaki yang lain. Lakukan olahraga ini 10 kali untuk setiap kaki.

* Hip and Quadriceps Stretch
Berdiri dengan salah satu kaki diatas lantai dan lutut pada kaki yang lain ditekuk kira-kira bersudut 90 º. Genggam didepan pergelangan kaki pada kaki yang ditekuk dengan tangan pada sisi yang sama. (tangan yang lainnya kemungkinan diletakkan di belakang bangku atau pada dinding untuk keseimbangan). Menjaga lutut bersamaan, menekan kaki berlawanan dengan tangan dan menjauh dari tubuh. tahan untuk hitungan ke 10. ulangi dengan kaki yang lain. Lakukan olah raga ini 10 kali.(medicastore)

Kejang, Mengapa Bisa Terjadi?

Kejang merupakan respon terhadap muatan listrik abnormal di dalam otak.

Dua pertiga orang yang pernah mengalami kejang, di kemudian hari tidak pernah mengalami kejang lagi. Sepertiganya mengalami kejang kambuhan (suatu keadaan yang disebut epilepsi).

Secara pasti, apa yang terjadi selama kejang tergantung kepada bagian otak yang memiliki muatan listrik abnormal.
Jika hanya melibatkan daerah yang sempit, maka penderita hanya merasakan bau atau rasa yang aneh; jika melibatkan daerah yang luas, maka akan terjadi sentakan dan kejang otot di seluruh tubuh.
Penderita juga bisa merasakan perubahan kesadaran, kehilangan kesadaran, kehilangan pengendalian otot atau kandung kemih dan menjadi linglung.


Kejang seringkali didahului oleh aura, yang merupakan sensasi yang tidak biasa dari penciuman, rasa atau penglihatan atau perasaan yang kuat bahwa akan terjadi kejang.

Kadang sensasi ini menyenangkan dan kadang sangat tidak menyenangkan.
Sekitar 20% penderita epilepsi mengalami aura.

Kejang biasanya berlangsung selama 2-5 menit.
Sesudahnya penderita bisa merasakan sakit kepala, sakit otot, sensasi yang tidak biasa, linglung dan kelelahan.
Penderita biasanya tidak dapat mengingat apa yang terjadi selama dia mengalami kejang.

2 jenis kejang yang paling sering terjadi pada anak-anak adalah Kejang Infantil dan Kejang Demam.

KEJANG INFANTIL

Seorang anak yang berbaring terlentang tiba-tiba bangun dan melipat lengannya, lehernya ditekuk dan badannya membungkuk, sedangkan tungkainya lurus.
Serangan berlangsung hanya selama beberapa detik tetapi bisa terjadi beberapa kali dalam sehari.

Kejang ini biasanya terjadi pada anak-anak berusia kurang dari 3 tahun, dan banyak yang berkembang menjadi bentuk kejang lainnya di kemudian hari.

Sebagian anak yang mengalami kejang infantil mengalami gangguan intelektual atau perkembangan sarafnya tertunda; keterbelakangan mental biasanya terus berlanjut sampai dewasa.

Kejang ini sulit dihentikan dengan obat anti-epilepsi.


KEJANG DEMAM

Kejang demam terjadi karena demam pada anak-anak yang berusia 3 bulan-5 tahun.

Kejang ini terjadi pada 4% anak-anak dan cenderung diturunkan.

Biasanya berlangsung kurang dari 15 menit.

Anak-anak yang mengalami kejang demam lebih mudah menderita epilepsi.

PENYEBAB

1. Demam tinggi (heatstroke, infeksi)
2. Infeksi otak
- AIDS
- Malaria
- Meningitis
- Rabies
- Sifilis
- Tetanus
- Toksoplasmosis
- Ensefalitis karena virus
3. Kelainan metabolik
- Hipoparatiroidisme
- Kadar gula atau natrium yang tinggi di dalam darah
- Kadar gula, kalsium, magnesium atau natrium yang rendah di dalam darah
- Gagal ginjal atau gagal hati
- Fenilketonuria
4. Otak kekurangan oksigen
- Keracunan karbon monoksida
- Berkurangnya aliran darah ke otak
- Hampir tenggelam
- Hampir tercekik
- Stroke
5. Kerusakan jaringan otak
- Tumor otak
- Cedera kepala
- Perdarahan intrakranial
- Stroke
6. Penyakit lainnya
- Eklamsi
- Ensefalopati hipertensif
- Lupus eritematosus
7. Pemaparan oleh obat atau bahan beracun
- Alkohol (dalam jumlah besar)
- Amfetamin
- Kapur barus
- Klorokuin
- Overdosis kokain
- Timah hitam
- Pentilenetetrazol
- Striknin
8. Gejala putus obat
- Alkohol
- Obat tidur
- Obat penenang
9. Reaksi balik terhadap obat-obat yang diresepkan
- Seftazidim
- Klorpromazin
- Imipenem
- Indometasin
- Meperidin
- Fenitoin
- Teofilin
(mediscastore)

Seluk Beluk Epilepsi

Epilepsi adalah suatu penyakit yang ditandai dengan kecenderungan untuk mengalami kejang berulang.



2% dari penduduk dewasa pernah mengalami kejang.

Sepertiga dari kelompok tersebut mengalami epilepsi.



PENYEBAB



Epilepsi adalah suatu penyakit yang ditandai dengan kecenderungan untuk mengalami kejang berulang.




2% dari penduduk dewasa pernah mengalami kejang.

Sepertiga dari kelompok tersebut mengalami epilepsi.

GEJALA

Kejang parsial simplek dimulai dengan muatan list
rik di bagian otak tertentu dan muatan ini tetap terbatas di daerah tersebut.

Penderita mengalami sensasi, gerakan atau kelainan psikis yang abnormal, tergantung kepada daerah otak yang terkena.

Jika terjadi di bagian otak yang mengendalikan gerakan otot lengan kanan, maka lengan kanan akan bergoyang dan mengalami sentakan; jika terjadi pada lobus temporalis anterior sebelah dalam, maka penderita akan mencium bau yang
sangat menyenangkan atau sangat tidak menyenangkan.

Pada penderita yang mengalami kelainan psikis bisa mengalami déjà vu (merasa pernah mengalami keadaan sekarang di masa yang lalu).



Kejang Jacksonian gejalanya dimulai pada satu bagian tubuh tertentu (misalnya tangan atau kaki) dan kemudian menjalar ke anggota gerak
, sejalan dengan penyebaran aktivitas listrik di otak.



Kejang parsial (psikomotor) kompleks dimulai dengan hilangnya kontak penderita dengan lingkungan sekitarnya selama 1-2 menit.

Penderita menjadi goyah, menggerakkan lengan dan tungkainya dengan cara yang aneh dan tanpa tujuan, mengeluarkan suara-suara yang t
ak berarti, tidak mampu memahami apa yang orang lain katakan dan menolak bantuan.

Kebingungan berlangsung selama beberapa menit, dan diikuti dengan penyembuhan total.

Kejang konvulsif (kejang tonik-klonik, grand mal) biasanya dimulai dengan kelainan muatan listrik pada daerah otak yang terbatas. Muatan listrik ini segera menyebar ke daerah otak lainnya dan menyebabkan seluruh daerah mengalami kelainan fungsi.



Epilepsi primer generalisata ditandai dengan muatan listrik abnormal di daerah otak yang luas, yang sejak awal menyebabkan penyebaran kelainan fungsi.



Pada kedua jenis epilepsi ini terjadi kejang sebagai reaksi tubuh terhadap muatan yang abnormal. Pada kejang konvulsif, terjadi
penurunan kesadaran sementara, kejang otot yang hebat dan sentakan-sentakan di seluruh tubuh, kepala berpaling ke satu sisi, gigi dikatupkan kuat-kuat dan hilangnya pengendalian kandung kemih.



Sesudahnya penderita bisa mengalami sakit kepala, linglung sementara dan merasa sangat lelah. Biasanya penderita tidak dapat mengingat
apa yang terjadi selama kejang.



Grand mal



Kejang petit mal dimulai pada masa kanak-kanak, biasanya sebelum usia 5 tahun.

Tidak terjadi kejang dan gejala dramatis lainnya dari grand mal.

Penderita hanya menatap, kelopak matanya bergetar atau otot wajahnya berkedut-kedut selama 10-30 detik.

Penderita tidak memberikan respon terhadap sekitarnya tetapi tidak terjatuh, pingsan maupun menyentak-nyentak.



Status epileptikus merupakan kejang yang paling serius, dimana kejang terjadi terus menerus, tidak berhenti.

Kontraksi otot sangat kuat, tidak mampu bernafas sebagaimana mestinya dan muatan listrik di dalam otaknya menyebar luas.

Jika tidak segera ditangani, bisa terjadi kerusakan jantung dan otak yang menetap dan penderita bisa meninggal.



Gejala kejang berdasarkan sisi otak yang terkena

Sisi otak yg terkena

Gejala

Lobus frontalis

Kedutan pada otot tertentu

Lobus oksipitalis

Halusinasi kilauan cahaya

Lobus parietalis

Mati rasa atau kesemutan di bagian tubuh tertentu

Lobus temporalis

Halusinasi gambaran dan perilaku repetitif yang kompleks

misalnya berjalan berputar-putar

Lobus temporalis anterior

Gerakan mengunyah, gerakan bibir mencium

Lobus temporalis anterior sebelah dalam

Halusinasi bau, baik yg menyenangkan maupun yg tidak menyenangkan







DIAGNOSA



Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala-gejala yang disampaikan oleh orang lain yang menyaksikan terjadinya serangan epilepsi pada penderita.



EEG (elektroensefalogram) merupakan pemeriksaan yang mengukur aktivitas listrik di dalam otak.

Pemeriksaan ini tidak menimbulkan rasa sakit dan tidak memiliki resiko. Elektroda ditempelkan pada kulit kepala untuk mengukur impuls listrik di dalam otak.



Setelah terdiagnosis, biasanya dilakukan pemeriksaan lainnya untuk menentukan penyebab yang bisa diobati.

Pemeriksaan darah rutin dilakukan untuk:

- mengukur kadar gula, kalsium dan natrium dalam darah

- menilai fungsi hati dan ginjal

- menghitung jumlah sel darah putih (jumlah yang meningkat menunjukkan adanya infeksi).



EKG (elektrokardiogram) dilakukan untuk mengetahui adanya kelainan irama jantung sebagai akibat dari tidak adekuatnya aliran darah ke otak, yang bisa menyebabkan seseorang mengalami pingsan.



Pemeriksaan CT scan dan MRI dilakukan untuk menilai adanya tumor atau kanker otak, stroke, jaringan parut dan kerusakan karena cedera kepala.



Kadang dilakukan pungsi lumbal utnuk mengetahui apakah telah terjadi infeksi otak.



PENGOBATAN



Jika penyebabnya adalah tumor, infeksi atau kadar gula maupun natrium yang abnormal, maka keadaan tersebut harus diobati terlebih dahulu.

Jika keadaan tersebut sudah teratasi, maka kejangnya sendiri tidak memerlukan pengobatan.



Jika penyebabnya tidak dapat disembuhkan atau dikendalikan secara total, maka diperlukan obat anti-kejang untuk mencegah terjadinya kejang lanjutan.

Sekitar sepertiga penderita mengalami kejang kambuhan, sisanya biasanya hanya mengalami 1 kali serangan. Obat-obatan biasanya diberikan kepada penderita yang mengalami kejang kambuhan.



Status epileptikus merupakan keadaan darurat, karena itu obat anti-kejang diberikan dalam dosis tinggi secara intravena.



Obat anti-kejang sangat efektif, tetapi juga bisa menimbulkan efek samping.

Salah satu diantaranya adalah menimbulkan kantuk, sedangkan pada anak-anak menyebabkan hiperaktivitas.

Dilakukan pemeriksaan darah secara rutin untuk memantau fungsi ginjal, hati dan sel -sel darah.



Obat anti-kejang diminum berdasarkan resep dari dokter.

Pemakaian obat lain bersamaan dengan obat anti-kejang harus seizin dan sepengetahuan dokter, karena bisa merubah jumlah obat anti-kejang di dalam darah.



Keluarga penderita hendaknya dilatih untuk membantu penderita jika terjadi serangan epilepsi.

Langkah yang penting adalah menjaga agar penderita tidak terjatuh, melonggarkan pakaiannya (terutama di daerah leher) dan memasang bantal di bawah kepala penderita.

Jika penderita tidak sadarkan diri, sebaiknya posisinya dimiringkan agar lebih mudah bernafas dan tidak boleh ditinggalkan sendirian sampai benar-benar sadar dan bisa bergerak secara normal.



Jika ditemukan kelainan otak yang terbatas, biasanya dilakukan pembedahan untuk mengangkat serat-serat saraf yang menghubungkan kedua sisi otak (korpus kalosum).

Pembedahan dilakukan jika obat tidak berhasil mengatasi epilepsi atau efek sampingnya tidak dapat ditoleransi.



Obat-obatan yang digunakan untuk mengobati kejang

Obat

Jenis epilepsi

Efek samping yg mungkin terjadi

Karbamazepin

Generalisata, parsial

Jumlah sel darah putih & sel darah merah berkurang

Etoksimid

Petit mal

Jumlah sel darah putih & sel darah merah berkurang

Gabapentin

Parsial

Tenang

Lamotrigin

Generalisata, parsial

Ruam kulit

Fenobarbital

Generalisata, parsial

Tenang

Fenitoin

Generalisata, parsial

Pembengkakan gusi

Primidon

Generalisata, parsial

Tenang

Valproat

Kejang infantil, petit mal

Penambahan berat badan, rambut rontok





PENCEGAHAN



Obat anti-kejang bisa sepenuhnya mencegah terjadinya grand mal pada lebih dari separuh penderita epilepsi. (medicastore)



Cedera Kepala, Bagaimana Menanganinya?

Tulang tengkorak yang tebal dan keras membantu melindungi otak.
Tetapi meskipun memiliki helm alami, otak sangat peka terhadap berbagai jenis cedera.
Cedera kepala telah menyebabkan kematian dan cacat pada usia kurang dari 50 tahun, dan luka tembak pada kepala merupakan penyebab kematian nomor 2 pada usisa dibawah 35 tahun. Hampir separuh penderita yang mengalami cedera kepala meninggal.

Otak bisa terluka meskipun tidak terdapat luka yang menembus tengkorak.
Berbagai cedera bisa disebabkan oleh percepatan mendadak yang memungkinkan terjadinya benturan atau karena perlambatan mendadak yang terjadi jika kepala membentur objek yang tidak bergerak


Kerusakan otak bisa terjadi pada titik benturan dan pada si
si yang berlawanan.
Cedera percepatan-perlambatan kadang di
sebut coup contrecoup (bahasa Perancis untuk hit-counterhit)

Cedera kepala yang berat dapat merobek, meremukkan atau menghancurkan saraf, pembuluh darah dan jaringan di dalam atau di sekeliling otak.

Bisa terjadi kerusakan pada jalur saraf, perdarahan atau pem
bengkakan hebat.

Perdarahan, pembengkakan dan penimbunan cairan (edema) memiliki efek yang sama yang ditimbulkan oleh pertumbuhan massa di dalam tengkorak.
Karena tengkorak tidak dapat bertambah luas,
maka peningkatan tekanan bisa merusak atau menghancurkan jaringan otak.

Karena posisinya di dalam tengkorak, maka tekanan cenderung mendorong otak ke bawah.
Otak sebelah atas bisa terdorong ke dalam
lubang yang menghubungkan otak dengan batang otak, keadaan ini disebut herniasi.

Sejenis herniasi serupa bisa mendorong otak kecil dan batang otak melalui lubang di dasar tengkorak (foramen magnum) ke dalam medula spinalis.
Herniasi ini bisa berakibat fatal karena batang otak mengendalikan fungsi vital (denyut jantung dan pernafasan).


Cedera kepala yang tampaknya ringan kadang bisa menyebabkan kerusakan otak yang hebat.
Usia lanjut dan orang yang mengkonsumsi antikoagulan
(obat untuk mencegah pembekuan darah), sangat peka terhadap terjadinya perdarahan disekeliling otak (hematoma subdural).
Cedera kepala

Kerusakan otak seringkali menyebabkan kelainan fungsi yang menetap, yang bervariasi tergantung kepada kerusakan yang terjadi, apakah terbatas (terlokalisir) atau lebih menyebar (difus).

Kelainan fungsi yang terjadi juga tergantung kepada bagian otak mana yang terkena.
Gejala yang terlokalisir bisa berupa perubahan d
alam gerakan, sensasi, berbicara, penglihatan dan pendengaran.
Kelainan fungsi otak yang difus bisa mempengaruhi ingatan dan pola tidur penderita, dan bisa menyebabkan kebingungan dan koma.

CEDERA KEPALA KHUSUS
Patah Tulang Tengkorak

Patah tulang tengkorak merupakan suatu retakan pada tulang tengkorak.

Patah tulang tengkorak bisa melukai arteri dan vena, yang kemudian mengalirkan darahnya ke dalam rongga di sekeliling jaringan otak.
Patah tulang di dasar tengkorak bisa merobek
meningens (selaput otak).
Cairan serebrospinal (cairan yang ber
edar diantara otak dan meningens) bisa merembes ke hidung atau telinga.

Bakteri kadang memasuki tulang tengkorak melalui patah tulang tersebut, dan menyebabkan infeksi serta kerusakan hebat pada otak.

Sebagian besar patah tulang tengkorak tidak memerlukan pembedahan, kecuali jika pecahan tulang menekan otak atau posisinya bergeser.
Fraktur tulang tengkorak
Fraktur tulang tengkorak

Konkusio

Konkusio adalah hilangnya kesadaran (dan kadang ingatan) sekejap, setelah terajdinya cedera pada otak yang tidak menyebabkan kerusakan fisik yang nyata.

Konkusio menyebabkan kelainan fungsi otak tetapi tidak menyebabkan kerusakan struktural yang nyata.
Hal ini bahkan bisa terjadi setelah cedera kepala yang ringan, tergantung kepada goncangan yang menimpa otak di dalam tulang tengkorak.

Konkusio bisa menyebabkan kebingungan, sakit kepala dan rasa mengantuk yang abnormal; sebagian besar penderita mengalami penyembuhan total dalam beberapa jam atau hari.

Beberapa penderita merasakan pusing, kesulitan dalam berkonsentrasi, menjadi pelupa, depresi, emosi atau perasaannya berkurang dan kecemasan.

Gejala-gejala ini bisa berlangsung selama beberapa hari sampai beberapa minggu, jarang lebih dari beberapa minggu. Penderita bisa mengalami kesulitan dalam bekerja, belajar dan bersosialisasi. Keadaan ini disebut sindroma pasca konkusio.

Sindroma pasca konkusio masih merupakan suatu teka-teki; tidak diketahui mengapa sindroma ini biasanya terjadi setelah suatu cedera kepala yang ringan.
Para ahli belum sepakat, apakah penyebabkan adalah cedera mikroskopi atau faktor psikis.
Pemberian obat-obatan dan terapi psikis bisa membantu beberapa penderita sindroma ini.


Yang lebih perlu dikhawatirkan selain sindroma pasca konkusio adalah gejala-gejala yang lebih serius yang bisa timbul dalam beberapa jam atau kadang beberapa hari setelah terjadinya cedera.
Jika sakit kepala, kebingungan dan rasa mengantuk bertambah parah, sebaiknya segera mencari pertolongan medis.

Biasanya, jika terbukti tidak terdapat kerusakan yang lebih berat, maka tidak diperlukan pengobatan.
Setiap orang yang mengalami cedera kepala diberitahu mengenai pertanda memburuknya fungsi otak.

Selama gejalanya tidak semakin parah, biasanya untuk meredakan nyeri diberikan asetaminofen.
Jika cederanya tidak parah, aspirin bisa digunakan setelah 3-4 hari pertama.Konkusi serebri

Gegar Otak & Robekan Otak

Gegar otak (kontusio serebri) merupakan memar pada otak, yang biasanya disebabkan oleh pukulan langsung dan kuat ke kepala.
Robekan otak adalah robekan pada jaringan otak,
yang seringkali disertai oleh luka di kepala yang nyata dan patah tulang tengkorak.

Gegar otak dan robekan otak lebih serius daripada konkusio.
MRI menunjukkan kerusakan fisik pada otak yang bisa ringan atau bisa menyebabkan kelemahan pada satu sisi tubuh yang diserati dengan k
ebingungan atau bahkan koma.

Jika otak membengkak, maka bisa terjadi kerusakan lebih lanjut pada jaringan otak; pembengkakan yang sangat hebat bisa menyebabkan herniasi otak.
Pengobatan akan lebih rumit jika cedera otak disertai oleh cedera lainnya, terutama cedera dada.

Perdarahan Intrakranial
Perdarahan intrakranial (hematoma intrakranial) adalah
penimbunan darah di dalam otak atau diantara otak dengan tulang tengkorak.

Hematoma intrakranial bisa terjadi karena cedera atau stroke.
Perdarahan karena cedera biasanya terbentuk
di dalam pembungkus otak sebelah luar (hematoma subdural) atau diantara pembungkus otak sebelah luar dengan tulang tengkorak (hematoma epidural).
Kedua jenis perdarahan diatas biasany
a bisa terlihat pada CT scan atau MRI.
Sebagian besar perdarahan terjadi dengan cepat dan menimbulkan gejal adalam beberapa menit.
Perdarahan menahun (hematoma kronis) lebih sering t
erjadi pada usia lanjut dan membesar secara perlahan serta menimbulkan gejala setelah beberapa jam atau hari.

Hematoma yang luas akan menekan otak, menyebabkan pembengkakan dan pada akhirnya menghancurkan jaringan otak.
Hematoma yang luas juga akan menyebabkan
otak bagian atas atau batang otak mengalami herniasi.
Pada perdarahan intrakranial bisa terjadi penurunan kesadaran sampai koma, kelumpuhan pada salah satu atau kedua sisi tubuh, gangguan pernafasan atau gangguan jantung, atau bahkan kematian.

Bisa juga terjadi kebingungan dan hilang ingatan, terutama pada usia lanjut.

Hematoma epidural berasal dari perdarahan di arteri yang terletak diantara meningens dan tulang tengkorak.
Hal ini terjadi karena patah tulang tengkorak telah merobek arteri. Darah di dalam arteri memiliki tekanan lebih tinggi sehingga lebih cepat me
mancar.

Gejala berupa sakit kepala hebat bisa segera timbul tetapi bisa juga baru muncul beberapa jam kemudian. Sakit kepala kadang menghilang, tetapi beberapa jam kemudian muncul lagi dan lebih parah dari sebelumnya.
Selanjutnya bisa terjadi peningkatan kebingungan,
rasa ngantuk, kelumpuhan, pingsan dan koma.

Diagnosis dini sangat penting dan biasanya tergantung kep
ada CT scan darurat.
Hematoma epidural diatasi sesegera mungkin dengan membuat lubang di dalam tulang tengkorak untuk mengalirkan kelebihan darah, juga dilakukan pencarian dan penyumbatan sumber perdarahan.


Hematoma subdural berasal dari perdarahan pada vena di sekeliling otak.
Perdarahan bisa terjadi segera setelah terjadin
ya cedera kepala berat atau beberapa saat kemudian setelah terjadinya cedera kepala yang lebih ringan.

Hematoma subdural yang bertambah luas secara perlahan paling sering terjadi pada usia lanjut (karena venanya rapuh) dan pada alkoholik.
Pada kedua keadaan ini, cedera tampaknya ringan; selama beberapa minggu gejalanya tidak dihiraukan. Hasil pemeriksaan CT scan dan MRI bisa menunjukkan adanya genangan darah.

Hematoma subdural pada bayi bisa menyebabkan kepala bertambah besar karena tulang tengkoraknya masih lembut dan lunak.


Hematoma subdural yang kecil pada dewasa seringkali diserap secara spontan.

Hematoma subdural yang besar, yang menyebabkan gejala-gejala neurologis biasanya dikeluarkan melalui pembedahan. Petunjuk dilakukannya pengaliran perdarahan ini adalah:
- sakit kepala yang menetap
- rasa mengantuk yang hilang-timbul
- linglung
- perubahan ingatan

- kelumpuhan ringan pada sisi tubuh yang berlaw
anan.
Hematom subdural

KERUSAKAN PADA BAGIAN OTAK TERTENTU


Kerusakan pada lapisan otak paling atas (korteks serebri biasanya akan mempengaruhi kemampuan berfikir, emosi dan perilaku seseorang.
Daerah tertentu pada korteks serebri biasanya bertanggungjawab atas perilaku tertentu, lokasi yang pasti dan beratnya cedera menentukan je
nis kelainan yang terjadi.

Lokalisasi fungsi otak Lobus otak

Kerusakan Lobus Frontalis

Lobus frontalis pada korteks serebri terutama meng
endalikan keahlian motorik (misalnya menulis, memainkan alat musik atau mengikat tali sepatu).
Lobus frontalis juga mengatur ekspresi wajah dan isyarat tangan.


Daerah tertentu pada lobus frontalis bertanggungjaw
ab terhadap aktivitas motor tertentu pada sisi tubuh yang berlawanan.

Efek perilaku dari kerusakan lobus frontalis bervariasi, tergantung kepada ukuran dan lokasi kerusakan fisik yang terjadi.

Kerusakan yang kecil, jika hanya mengelai satu sisi otak, biasanya tidak menyebabkan perubahan perilaku yang nyata, meskipun kadang menyebabkan kejang.

Kerusakan luas yang mengarah ke bagian belakang lobus frontalis bisa menyebabkan apati, ceroboh, lalai dan kadang inkontinensia.
Kerusakan luas yang mengarah ke bagian depan atau samping lobus frontalis menyebabkan perhatian penderita mudah teralihkan, kegembiraan yang berlebihan, suka menentang, kasar dan kejam; penderita mengabaikan akibat yang terjadi akibat perilakunya.

Kerusakan Lobus Parietalis

Lobus parietalis pada korteks serebri menggabungkan kesan dari bentuk, tekstur dan berat badan ke dalam persepsi umum.
Sejumlah kecil kemampuan matematikan dan bahasa berasal dari daerah ini.

Lobus parietalis juga membantu mengarahkan posisi pada ruang di sekitarnya dan merasakan posisi dari bagian tubuhnya.

Kerusakan kecil di bagian depan lobus parietalis menyebabkan mati rasa pada sisi tubuh yang berlawanan.
Kerusakan yang agak luas bisa menyebabkan hilan
gnya kemampuan untuk melakukan serangkaian pekerjaan (keadaan ini disebut apraksia) dan untuk menentukan arah kiri-kanan.

Kerusakan yang luas bisa mempengaruhi kemampuan penderita dalam mengenali bagian tubuhnya atau ruang di sekitarnya atau bahkan bisa mempengaruhi ingatan akan bentuk yang sebelumnya dikenal dengan baik (misalnya bentuk kubus atau jam dinding).
Penderita bisa menjadi linglung atau mengigau dan tidak mampu berpakaian maupun melakukan pekerjaan sehari-hari lainnya.

Kerusakan Lobus Temporalis

Lobus temporalis mengolah kejadian yang baru saja terjadi menjadi dan mengingatnya sebagai memori jangka panjang.
Lobus temporalis juga memahami suara dan gambaran, menyimpan memori dan mengingatnya kembali serta menghasilkan jalur emosional.

Kerusakan pada lobus temporalis sebelah kanan menyebabkan terganggunya ingatan akan suara dan bentuk.

Kerusakan pada lobus temporalis sebelah kiri menyebabkan gangguan pemahaman bahasa yang berasal dari luar maupun dari dalam dan menghambat penderita dalam mengekspresikan bahasanya.

Penderita dengan lobus temporalis sebelah kanan yang non-dominan, akan mengalami perubahan kepribadian seperti tidak suka bercanda, tingkat kefanatikan agama yang tidak biasa, obsesif dan kehilangan gairah seksual.



KELAINAN-KELAINAN AKIBAT CEDERA KEPALA

Epilepsi Pasca Trauma

Epilepsi pasca trauma adalah suatu kelainan dimana kejang terjadi beberapa waktu setelah otak mengalami cedera karena benturan di kepala.

Kejang merupakan respon terhadap muatan listrik abnormal di dalam otak.
Kejang terjadi padda sekitar 10% penderita yang mengalami cedera kepala hebat tanpa adanya luka tembus di kepala dan pada sekitar 40% penderita yang memiliki luka tembus di kepala.

Kejang bisa saja baru terjadi beberapa tahun kemudian setelah terjadinya cedera.

Obat-obat anti-kejang (misalnya fenitoin, karbamazepin atau valproat) biasanya dapat mengatasi kejang pasca trauma.
Obat-obat tersebut sering diberikan kep
ada seseorang yang mengalami cedera kepala yang serius, untuk mencegah terjadinya kejang.
Pengobatan ini seringkali berlanjut selama beberapa tahun atau sampai waktu yang tak terhingga.

Afasia


Afasia adalah hilangnya kemampuan untuk menggunakan bahasa karena terjadinya cedera pada area bahasa di otak.

Penderita tidak mampu memahami atau mengekspresikan kata-kata.
Bagian otak yang mengendalikan fungsi bahasa adalah lobus temporalis sebelah kiri dan bagian lobus frontalis di sebelahnya. Kerusakan pada bagian manapun dari area tersebut karena stroke, tumor, cedera kepala atau infeksi, akan mempengaruhi beberapa aspek dari fungsi bahasa.

Gangguan bahasa bisa berupa:
- Aleksia, hilangnya kemampuan untuk memahami kata-kata yang tertulis
- Anomia, hilangnya kemampuan untuk me
ngingat atau mengucapkan nama-nama benda. Beberapa penderita anomia tidak dapat mengingat kata-kata yang tepat, sedangkan penderita yang lainnya dapat mengingat kata-kata dalam fikirannya, tetapi tidak mampu mengucapkannya.

Disartria merupakan ketidakmampuan untuk mengartikulasikan kata-kata dengan tepat.
Penyebabnya adalah kerusakan pada bagian otak yang mengendalikan otot-otot yang digunakan untuk menghasilkan suara atau mengatur gerakan dari alat-alat vokal.

Afasia Wernicke merupakan suatu keadaan yang terjadi setelah adanya kerusakan pada lobus temporalis.
Penderita tampaknya lancar berbicara, tetapi kalimat yang keluar kacau (disebut juga gado-gado kata).

Penderita menjawab pertanyaan dengan ragu-ragu tetapi masuk akal.
Pertanyaan : Ini gambar apa? (anjing mengonggong)

Jawaban : A-a-an-j-j-, eh bukan, a-a..aduh..b-b-bin, ya binatang, binatang..b-b..berisik

Pada afasia Broca (afasi ekspresif), penderita memahami arti kata-kata dan mengetahui bagaimana mereka ingin memberikan jawaban, tetapi mengalami kesulitan dalam mengucapkan kata-kata.
Kata-kata keluar dengan perlahan dan diucapkan sekuat tenaga, seringkali diselingi oleh ungkapan yang tidak memiliki arti.

Penderita menjawab pertanyaan dengan lancar, tetapi tidak masuk akal.
Pertanyaan : Bagaimana kabarmu hari ini?
Jawaban : Kapan? Mudah sekali untuk m
elakukannya tapi semua tidak terjadi ketika matahari terbenam.

Afasia

Apraksia

Apraksia adalah ketidakmampuan untuk melakukan tugas yang memerlukan ingatan atau serangkaian gerakan.

Kelainan ini jarang terjadi dan biasanya disebabkan oleh kerusakan pada lobus parietalis atau lobus frontalis.
Ingatan akan serangkaian gerakan yang diperlukan untuk melakukan tugas yang rumit hilang; lengan atau tungkai tidak memiliki kelainan fisik yang bisa menjelaskan mengapa tugas tersebut tidak dapat dilakukan.

Pengobatan ditujukan kepada penyakit yang mendasarinya, yang telah menyebabkan kelainan fungsi otak.

Agnosia

Agnosia merupakan suatu kelainan dimana penderita dapat melihat dan merasakan sebuah benda tetapi tidak dapat menghubungkannya dengan peran atau fungsi normal dari benda tersebut.

Penderita tidak dapat mengenali wajah-wajah yang dulu dikenalnya dengan baik atau benda-benda umum (misalnya sendok atau pensil), meskipun mereka dapat melihat dan menggambarkan benda-benda tersebut.

Penyebabnya adalah kelainan fungsi pada lobus parietalis dan temporalis, dimana ingatan akan benda-benda penting dan fungsinya disimpan.
Agnosia seringkali terjadi segera setelah terjadinya cedera kepala atau stroke.

Tidak ada pengobatan khusus, beberapa penderita mengalami perbaikan secara spontan.

Amnesia

Amnesia adalah hilangnya sebagian atau seluruh kemampuan untuk mengingat peristiwa yang baru saja terjadi atau peristiwa yang sudah lama berlalu.

Penyebabnya masih belum dapat sepenuhnya dimengerti.
Cedera pada otak bisa menyebabkan hilangnya ingatan akan peristiwa yang terjadi sesaat sebelum terjadinya kecelakaan (amnesi retrograd) atau peristiwa yang terjadi segera setelah terjadinya kecelakaan (amnesia pasca trauma).
Amnesia hanya berlangsung selama beberapa menit sampai beberapa jam (tergantung kepada beratnya cedera) dan akan menghilang dengan sendirinya. Pada cedera otak yang hebat, amnesi bisa bersifat menetap.

Jenis ingatan yang bisa terkena amnesia:
- Ingatan segera : ingatan akan peristiwa yang terjadi beberapa detik sebelumnya
- Ingatan menengah : ingatan akan peristiwa yang terjadi beberapa detik sampai beberapa hari sebelumnya
- Ingatan jangka panjang : ingatan akan peristiwa di masa lalu.

Mekanisme otak untuk menerima informasi dan mengingatnya kembali dari memori terutama terletak di dalam lobus oksipitalis, lobus parietalis dan lobus temporalis.

Amnesia menyeluruh sekejap merupakan serangan lupa akan waktu, tempat dan orang, yang terjadi secara mendadak dan berat.
Serangan bisa hanya terjadi satu kali seumur hidup, atau bisa juga berulang.
Serangan berlangsung selama 30 menit sampai 12 jam atau lebih.
Arteri kecil di otak mungkin mengalami penyumbatan sementara sebagai akibat dari aterosklerosis. Pada penderita muda, sakit kepala migren (yang untuk sementara waktu menyebabkan berkurangnya aliran darah ke otak) bisa menyebabkan anemia menyeluruh sekejap. Peminum alkohol atau pemakai obat penenang dalam jumlah yang berlebihan (misalnya barbiturat dan benzodiazepin), juga bisa mengalami serangan ini.
Penderita bisa mengalami kehilangan orientasi ruang dan waktu secara total serta ingatan akan peristiwa yang terjadi beberapa tahun sebelumnya.
Setelah suatu serangan, kebingungan biasanya akan segera menghilang dan penderita sembuh total.

Alkoholik dan penderita kekurangan gizi lainnya bisa mengalami amnesia yang disebut sindroma Wernicke-Korsakoff.
Sindroma ini terdiri dari kebingungan akut (sejenis ensefalopati) dan amnesia yang berlangsung lama.
Kedua hal tersebut terjadi karena kelainan fungsi otak akibat kekurang vitamin B1 (tiamin). Mengkonsumsi sejumlah besar alkohol tanpa memakan makanan yang mengandung tiamin menyebabkan berkurangnya pasokan vitamin ini ke otak. Penderita kekurangan gizi yang mengkonsumsi sejumlah besar cairan lainnya atau sejumlah besar cairan infus setelah pembedahan, juga bisa mengalami ensefalopati Wernicke.
Penderita ensefalopai Wernicke akut mengalami kelainan mata (misalnya kelumpuhan pergerakan mata, penglihatan ganda atau nistagmus), tatapan matanya kosong, linglung dan mengantuk.
Untuk mengatasi masalah ini biasanya diberikan infus tiamin.
Jika tidak diobati bisa berakibat fatal.

Amnesia Korsakoff terjadi bersamaan dengan ensefalopati Wernicke.
Jika serangan ensefalopati terjadi berulang dan berat atau jika terjadi gejala putus alkohol, maka amnesia Korsakoff bisa bersifat menetap.
Hilangnya ingatan yang berat disertai dengan agitasi dan delirium.
Penderita mampu mengadakan interaksi sosial dan mengadakan perbincangan yang masuk akal meskipun tidak mampu mengingat peristiwa yang terjadi beberapa hari, bulan atau tahun, bahkan beberapa menit sebelumnya.

Amnesia Korsakoff juga bisa terjadi setelah cedera kepala yang hebat, cardiac arrest atau ensefalitis akut.
Pemberian tiamin kepada alkoholik kadang bisa memperbaiki ensefalopati Wernicke, tetapi tidak selalu dapat memperbaiki amnesi Korsakoff.
Jika pemakaian alkohol dihentikan atau penyakit yang mendasarinya diobati, kadang kelainan ini menghilang dengan sendirinya.


PROGNOSIS

Cedera kepala bisa menyebabkan kematian atau penderita bisa mengalami penyembuhan total.
Jenis dan beratnya kelainan tergantung kepada lokasi dan beratnya kerusakan otak yang terjadi.

Berbagai fungsi otak dapat dijalankan oleh beberapa area, sehinnga area yang tidak mengalami kerusakan bisa menggantikan fungsi dari area lainnya yang mengalami kerusakan.
Tetapi semakin tua umur penderita, maka kemampuan otak untuk menggantikan fungsi satu sama lainnya, semakin berkurang.
Kemampuan berbahasa pada anak kecil dijalankan oleh beberapa area di otak, sedangkan pada dewasa sudah dipusatkan pada satu area. Jika hemisfer kiri mengalami kerusakan hebat sebelum usia 8 tahun, maka hemisfer kanan bisa mengambil alih fungsi bahasa. Kerusakan area bahasa pada masa dewasa lebih cenderung menyebabkan kelainan yang menetap.

Beberapa fungsi (misalnya penglihatan serta pergerakan lengan dan tungkai) dikendalikan oleh area khusus pada salah satu sisi otak.
Kerusakan pada area ini biasanya menyebabkan kelainan yang menetap.
Dampak dari kerusakan ini bisa diminimalkan dengan menjalani terapi rehabilitasi.

Penderita cedera kepala berat kadang mengalami amnesia dan tidak dapat mengingat peristiwa sesaat sebelum dan sesudah terjadinya penurunan kesadaran.
Jika kesadaran telah kembali pada minggu pertama, maka biasanya ingatan penderita akan pulih kembali.

Penderita bisa mengalami sindroma pasca konkusio, dimana sakit kepala terus menerus dirasakan dan terjadi gangguan ingatan.

Status vegetatif kronis merupakan keadaan tak sadarkan diri dalam waktu yang lama, yang disertai dengan siklus bangun dan tidur yang mendekati normal.
Keadaan ini merupakan akibat yang paling serius dari cedera kepala yang non-fatal.
Penyebabnya adalah kerusakan pada bagian atas dari otak (yang mengendalikan fungsi mental), sedangkan talamus dan batang otak (yang mengatur siklus tidur, suhu tubuh, pernafasan dan denyut jantung) tetap utuh.
Jika status vegetatif terus berlangsung selama lebih dari beberapa bulan, maka kemungkinan untuk sadar kembali sangat kecil. (medicastore)