Saturday, April 17, 2010

Mitos dan Fakta Kesuburan Lelaki

SAAT pasangan didiagnosis tidak subur, kesalahan seringkali diarahkan pada perempuan. Padahal pada faktanya, faktor ketidaksuburan disumbangkan oleh laki-laki dan perempuan. Ide bahwa ketidaksuburan sepenuhnya masalah perempuan hanyalah satu dari beberapa mitos terkait kemampuan untuk melakukan pembuahan.

Berikut beberapa mitos lainnya:

Berhubungan intim setiap hari akan meningkatkan kemungkinan pembuahan. Pada faktanya, pembuahan sangat ditentukan oleh waktu. Pada umumnya, waktu terbaik melakukan pembuahan adalah dari hari ke-11 hingga ke-17 dari siklus menstruasi perempuan. Karena sperma bisa hidup dalam saluran reproduktif perempuan selama 48 hingga 72 jam, melakukan hubungan seks setiap hari tidak akan berpengaruh besar terhadap perbaikan kesuburan. Hal ini dibenarkan oleh studi ilmiah.


Sebuah studi baru-baru ini, seperti dikutip situs askmen.com, menemukan bahwa pasangan yang melakukan hubungan seks setiap hari dan pasangan yang melakukan hubungan seks setiap dua hari sekali tidak memiliki perbedaan angka kehamilan. Studi lain menunjukkan bahwa berhubungan intim setiap hari bisa meningkatkan kualitas sperma. Jadi, meskipun tidak meningkatkan kemungkinan pembuahan, berhubungan seks setiap hari juga tidak akan merugikan.


Laki-laki tidak mempunyai siklus kesuburan. Secara umum, waktu bisa memengaruhi jumlah sperma. Jumlah sperma lebih tinggi di musim dingin dibandingkan musim panas, kemungkinan karena produksi sperma meningkat di suhu yang lebih dingin. Selain itu, jumlah sperma juga lebih tinggi di pagi hari. Namun dari sisi yang lebih luas, para ilmuwan tidak benar-benar menyetujui bahwa waktu mempengaruhi angka kesuburan.

Bersepeda tidak mengganggu kesuburan. Duduk di sadel sepeda selama lebih dari 30 menit, khususnya jika mengenakan celana bersepeda yang ketat, meningkatkan suhu skrotum dan memengaruhi jumlah sprema untuk sementara waktu. Peningkatan suhu di skrotum merupakan pemicunya. Tapi, bukan berarti Anda tidak bisa bersepeda. Hanya saja, pastikan memilih tempat duduk yang tidak terlalu keras atau sempit. Selain itu, cobalah sesuaikan posisi sehingga berat tertumpu pada tulang pantat.

Pelumas tidak ganggu sperma sperma. Pelumas (lubricants) mengurangi gesekan, sehingga meningkatkan kenikmatan seks, tapi tidak akan membantu Anda untuk hamil. Pada faktanya, menggunakan pelumas bersifat kontraproduktif karena mengganggu motilitas sperma serta mengandung komponen yang bersifat racun terhadap sperma. Hal yang sama juga berlaku pada lotion dan saliva. Saat mencoba melakukan pembuahan, ada baiknya menghindari produk pelumas tersebut.

Berkaitan dengan berat badan, hanya berat badan berlebih yang memengaruhi sperma. Anda mungkin sudah sering mendengar bahwa obesitas mengganggu produksi sperma. Tapi di sisi lain, kekurangan berat badan juga diyakini mengganggu sperma. Hal ini berkaitan dengan ketidakseimbangan hormon serta kekurangan nutrisi.

Temuan yang dipaparkan pada konferensi European Society of Human Reproduction and Embryology 2008 menunjukkan bahwa laki-laki dengan indeks massa tubuh optimal (20 hingga 25) memiliki kadar sperma normal lebih tinggi dibandingkan mereka yang kelebihan atau kekurangan berat badan. Jadi, jika berat badan Anda di bawah normal, ada baiknya berkonsultasi dengan pakar nutrisi untuk menambah berat badan.(Ikarowina Tarigan-mediaindonesia)

Usia Pria Pengaruhi Tingkat Kesuburan

Selama ini yang kita tahu, semakin tua usia seorang perempuan maka tingkat kesuburannya semakin menurun.

Semakin tua usia seorang perempuan maka akan berisiko terhadap kehamilan, baik pada dirinya maupun janin yang dikandungnya. Namun ternyata, sebuah studi menunjukkan bahwa umur seorang pria juga berpengaruh pada tingkat kesuburan.

Sebuah studi terhadap lebih dari 12 ribu pasangan yang menjalani perawatan kesuburan ditemukan bahwa tingkat kehamilan yang turun dan keguguran meningkat ketika suami mereka berusia di atas 40 tahun. Penemuan ini telah dipresentasikan pada pertemuan tahunan ke 24 di European Society of Human Reproduction and Embryology di Barcelona, Spanyol.



Hasil penelitian ini adalah yang pertama menunjukkan bahwa suami atau laki-laki yang memiliki usia diatas 40 tahun memiliki efek yang besar terhadap hasil reproduksi.


Stephanie Belloc, seorang peneliti dari Eylau Centre for Assisted Reproduction di Paris dan koleganya menganalisa hasil lebih dari 21 ribu intrauterine inseminations (IUI). IUI adalah sebuah tipe perawatan kesuburan dimana sperma pria dipisahkan atau "dicuci" dari cairan air mani dan kemudian dimasukkan ke dalam uterus seorang perempuan. Tim tersebut melihat kualitas sperma dan kehamilan yang ditimbulkan, keguguran, juga tingkat keberhasilan pengiriman sperma.

"kami menemukan bahwa usia pada pria sangat berpengaruh pada tingkat kehamilan, pria dengan usia diatas 40 sangat memberikan efek negatif," kata Belloc di news release seperti dikutip dari situs webMD. "dan mungkin, yang sangat mengejutkan, tingkat keguguran meningkat apabila sang suami berusia diatas 40 tahun."

Tentang usia suami sangat memengaruhi kesuburan, sudah lama menjadi bahan perdebatan. Sampai sekarang, tidak ada bukti klinis yang menyatakan bahwa semakin tua suami maka semakin matang sperma yang dihasilkan dan dapat membuat kehamilan menjadi sehat.

Meskipun penelitian ini melibatkan responden yang begitu banyak, Belloc berencana akan melakukan studi untuk menguatkan hasil penelitiannya ini. "Hasil penelitian ini merupakan implikasi penting untuk pasangan yang akan memulai hidup baru," katanya, "dan kami ingin meneliti kembali dengan jumlah yang besar secepatnya."(mediaindonesia)

Tuesday, April 13, 2010

Kesuburan Tak Terkait dengan Seksualitas


Infertilitas atau ketidaksuburan pada laki-laki diakibatkan oleh beberapa faktor, antara lain genetika, Penyakit Menular Seksual dan penyakit infeksi yang didapat semasa masih kanak-kanak.

"Testis anak pernah infeksi karena penyakit Parotitis epidemica yang terjadi pada anak kecil dan tidak diketahui orangtuanya yang merambat ke testis. Anak pun tidak tahu kalau dia sakit," kata Dokter spesialis Andrologi dari Fakutas Kedokteran Universitas Indonesia Prof Dr dr Wahyuning Ramelan SpAnd(K) di Jakarta, Sabtu (13/12).

Fertilitas atau kesuburan laki-laki adalah kemampuan untuk reproduksi. Fertilitas tidak berkorelasi dengan seksualitas, khususnya potensi untuk melakukan hubungan seksual. Fertilitas akan menurun sejalan dengan umur, makin tua, makin kurang fertil. Diperkirakan kesuburan manusia sekarang ini lebih kecil dibandingkan manusia sekitar 30 tahun lalu.

Secara khusus Badan Kesehatan Dunia (WHO) menetapkan kriteria fertilitas lelaki dalam aspek spermanya, yaitu makroskopis di mana volume 2-5 ml, penampakan putih keruh (putih mutiara), dengan kekentalan biasa, normal, berbau khas, mencair sepenuhnya dalam waktu kurang dari satu jam, tak ada lagi gumpalan.


Infertilitas pada laki-laki akan berakibat kepada infertilitas Pasangan Usia Subur (istri/perempuan), sebagian kecil infertilitas lelaki disebabkan oleh faktor organik. Mayoritas atau sebagian besar infertilitas laki-laki disebabkan oleh gangguan fungsi atau sperma yang tidak memenuhi syarat fertilitas WHO. Hal ini diakibatkan banyak sebab.


Infertilitas laki-laki, menurut Wahyuning Ramelan, secara umum dapat dikelompokkan kepada tiga kelanjutan yaitu, masih dapat disembuhkan dalam waktu singkat (kurang dari dua tahun dengan obat), sulit disembuhkan dan perlu waktu lama dan upaya yang tidak sederhana, dan sudah tidak dapat diperbaiki.

Sementara itu, Prof Dr dr Med Ali Baziad SpOG(K) dari Brawijaya Women & Children's Hospital menyatakan, jika pihak perempuan mendapatkan kesulitan hamil maka sebaiknya segera memeriksakan diri ke dokter. Bisa jadi terdapat kista atau miom di dalam kandungan.

Oleh karena itu persoalan kista tersebut harus ditangani terlebih dahulu dan baru kemudian merencanakan kehamilan. Kalau sudah dapat diatasi maka bisa hamil secara normal dan tidak perlu ikut program bayi tabung.(Kompas,Minggu, 14/12/2008 )

Agar Hamil, Tentukan Waktu Terbaik untuk Pembuahan

Ketika Anda sedang mengikuti program kehamilan, dokter biasanya akan menentukan tanggal-tanggal ”keramat” untuk berhubungan seks. Tanggal-tanggal ini berada dalam masa subur Anda.

Anda hanya memiliki enam hari tersubur dalam sebulan untuk melakukan pembuahan. Pada saat itu terjadi ovulasi, yaitu ketika sel telur yang telah matang dilepaskan dari rahim, menuju tuba falopi untuk dibuahi. Pada tahap ini, sperma (yang dapat bertahan lebih dari 100 jam) harus berada di bagian atas dari tuba falopi atau saluran telur ketika telur dilepaskan dari ovarium.

Masalahnya, kadang sulit mengetahui kapan tepatnya kita berovulasi. Perempuan umumnya memiliki siklus menstruasi 26-32 hari. Jika siklus menstruasi Anda 28 hari, biasanya Anda akan berovulasi pada hari ke-14. Namun, jika siklus menstruasi Anda tepat 28 hari setiap bulan pun, ovulasi belum tentu terjadi pada waktu yang sama setiap siklusnya.


”Akan membantu apabila Anda memerhatikan gejala ovulasi, yang di antaranya ditandai dengan perubahan pada lendir serviks yang lebih bening,” ujar Paula Hillard, MD, profesor bidang obstetri dan ginekologi di Stanford University School of Medicine di Palo Alto, California. Tanda lain dari ovulasi adalah rasa nyeri di satu sisi dan saat inilah Anda harus fokus berhubungan seks.


Pembuahan lebih mungkin terjadi ketika intercourse dilakukan sebelum masa ovulasi, bukan sesudahnya. Strategi terbaik untuk memungkinkan terjadinya pembuahan adalah berhubungan seks setidaknya setiap dua hari sekali selama masa subur. Biasanya Anda akan diminta berhubungan setiap dua hari sekali, dari hari ke-8 (setelah mens hari pertama) hingga hari ke-19 dari siklus Anda.(sumber : Kompas, Sabtu, 6/3/2010 )

Menghitung Masa Subur untuk Mengupayakan Kehadiran Buah Hati

Kehamilan bisa terjadi ketika sperma bertemu dengan sel telur yang belum dibuahi di saat yang tepat dari siklus menstruasi si wanita. Ketika Anda dan pasangan sedang mengupayakan kehamilan, perhitungan waktu sangatlah penting. Sel telur yang sehat dan sperma yang sempurna tak akan berarti apa pun jika mereka tidak bertemu. Untuk mengupayakan pertemuan itu, sebaiknya seks dilakukan di hari ovulasi (ketika sel telur matang terlepas dari ovarium), atau beberapa hari sebelumnya (sperma bisa hidup di dalam saluran reproduksi wanita selama beberapa hari).

Anda bisa mencoba mengupayakan kehamilan dengan bercinta setiap beberapa hari sekali untuk memastikan masa ovulasi Anda tidak terlewatkan. Atau, jika ide untuk bercinta setiap hari dan rutin terdengar mengerikan (ada sebagian orang yang tidak menyukai rutinitas), Anda bisa belajar untuk mengetahui kapan waktu tersubur Anda dan menyesuaikan jadwal bercinta Anda. Berikut adalah beberapa cara untuk menentukan tanggal-tanggal tersebut.



Catat siklusnya

Salah satu persepsi yang salah mengenai kesuburan wanita adalah setiap wanita berovulasi dan berada pada puncak kesuburannya pada hari ke-14 dari siklus haidnya. Hal itu hanya benar adanya untuk wanita yang memiliki siklus reguler dan tidak terputus selama 28 hari. Pada kenyataannya, ovulasi bukan terjadi 14 hari sejak hari pertama menstruasi, tetapi 14 hari sebelumnya. Jadi, jika siklus menstruasi Anda cukup teratur, Anda bisa mengestimasi tanggal ovulasi dengan mengurangi tanggal tersebut sebanyak 2 minggu dari tanggal seharusnya Anda akan mendapatkan menstruasi berikutnya. Misal, wanita dengan siklus 30 hari akan berovulasi sekitar hari ke-16, dan mereka yang memiliki siklus 26 harian biasanya berovulasi di hari ke-12.

Temperatur tubuh
Mencatat basal body temperature (BBT), yakni temperatur tubuh di pagi hari sebelum beraktivitas apa pun, adalah salah satu cara untuk mengukur ovulasi. Suhu normal tubuh wanita yang sedang tidak berovulasi adalah 35-37 derajat celsius, tetapi ketika akan melepaskan sel telur, BBT meningkat sekitar setengah derajat dan tetap pada angka tersebut hingga sesaat sebelum haid. Jika Anda mencatat BBT selama beberapa siklus, Anda akan lebih mampu memprediksi ovulasi Anda, dengan catatan, jika siklus Anda reguler. Sayangnya, BBT bukanlah cara terbaik untuk menandai kapan saatnya bercinta untuk mencoba hamil (menghitung masa subur).

Menggunakan monitor kesuburan
Jika siklus menstruasi Anda cenderung tidak rutin, coba tanyakan alat pengecek kesuburan kepada dokter kandungan Anda. Biasanya, alat semacam ini bisa digunakan untuk menilai kesuburan Anda melalui air urine dengan mengukur hormon lutein, yang keluar sesaat sebelum ovulasi.

Cek lendir serviks
Ada satu cairan tubuh yang bisa membantu Anda "mengintip" siklus ovulasi Anda, yakni cairan vagina Anda. Tak perlu alat apa pun. Anda cukup melihat cairan serviks (cervical mucus) yang keluar. Biasanya cairan ini menempel pada celana dalam atau tisu toilet seusai Anda mengeringkan vagina setelah cebok. Beberapa hari setelah masa haid Anda berhenti, cairan serviks Anda akan terlihat kering atau kental dan lengket. Lalu beberapa hari berikutnya akan bertambah basah. Ketika mulai terlihat licin dan elastis, mirip putih telur yang mentah, pada saat itulah Anda sedang berada pada masa tersubur.

Metode-metode ini bisa membantu Anda mengidentifikasi fase tersubur dalam siklus menstruasi Anda, tetapi untuk program yang lebih tepatnya, Anda bisa berkonsultasi lebih lanjut dengan dokter kandungan Anda.(sumber : Kompas, Rabu, 7/4/2010 )

5 Cara Alami untuk Hamil

Sejumlah pasangan perlu melakukan usaha lebih keras agar sang istri bisa hamil. Dari menjalani perawatan medis hingga cara tradisional yang ternyata masih menjadi alternatif cara untuk bisa cepat hamil.

Sebelum mencari cara agar cepat hamil, pastikan dahulu apakah Anda dan pasangan sudah menjalani cara alami berikut ini:

Periksa kesehatan fisik pasangan
Pasangan, baik suami atau istri, sebaiknya memeriksakan kesehatan fisik sebelum memutuskan untuk menjalani program kehamilan. Pastikan kedua belah pihak tidak memiliki penyakit menular seksual, infeksi pada daerah kelamin dan reproduksi, atau kondisi lain yang menghalangi kesempatan untuk hamil. Bila Anda telah menikah beberapa tahun dan tak kunjung hamil (atau mengalami keguguran berulang), minta dokter melakukan pemeriksaan lengkap mengenai penyebabnya.


Hidup sehat

Pasangan yang menjalani program kehamilan perlu menjaga kesehatannya dengan baik, demikian dikatakan Mayo Clinic. Tak hanya fisik, namun juga menghindari stres, kelebihan berat badan, memenuhi kebutuhan nutrisi, dan tidak mengkonsumsi alkohol, obat-obatan, dan rokok. Khusus bagi wanita, faktor seperti ini bisa mempengaruhi kemampuannya untuk hamil, maupun kondisi kesehatan janin (bila sudah hamil). Wanita juga perlu mengonsumsi vitamin untuk program hamil.

Kenali masa subur
Anda dan pasangan boleh saja sering berhubungan seks, namun jika tidak teliti, telur yang sudah matang dan siap dibuahi bisa terlewati. Inilah pentingnya mengetahui masa subur. Cara mengenalinya dengan mengukur temperatur tubuh wanita saat bangun tidur yang disebut basal body temperature atau BBT. BBT menjadi salah satu indikator ovulasi, yakni jika BBT wanita naik satu setengah derajat. Teknologi juga membantu cara pengukuran temperatur ini, melalui alat prediksi ovulasi atau OPK (ovulation predictor kit). Alat ini bisa mendeteksi perubahan hormon sehari atau dua hari sebelum ovulasi.

Hubungan seks sebelum ovulasi
Lakukan hubungan seks sebelum ovulasi. Sperma bisa berkembang di uterus dan di tuba falopi selama dua hingga tiga hari. Tetapi telur hanya bisa bertahan 12 jam hingga sehari setelah dilepaskan. Berhubungan seks sebelum ovulasi memperbesar kesempatan bertemunya sperma dengan ovulasi. Dengan alat bantuan seperti OPK (Anda bisa membelinya di apotek), Anda bisa mengetahui kapan ovulasi terjadi, dan segera berhubungan seks beberapa hari setelah alat tersebut menunjukkan tanda positif.

Posisi bercinta
Posisi misionaris memberikan kesempatan lebih tinggi kepada sperma untuk mendekati serviks. Bercinta menjelang waktu tidur juga bisa membantu, karena sperma punya waktu lebih lama dalam proses pembuahan telur. (sumber : Kompas, Selasa, 13/4/2010)

Sekitar 2 Juta Pasangan di Indonesia Mengalami Ketidaksuburan

Infertilitas ialah ketidakmampuan pasangan suami-istri mendapatkan keturunan setelah melakukan hubungan seksual secara teratur selama satu tahun tanpa alat kontrasepsi. Ketidaksuburan pasangan suami-istri di Indonesia 10-15 persen. Penyebab infertilitas beragam, tetapi yang terbesar ialah gangguan pada sperma, yaitu 30-50 persen, baik terkait jumlah maupun kualitas sperma. Lainnya ialah sumbatan saluran telur, endometriosis, gangguan perkembangan sel telur, dan berbagai sebab yang tidak dapat dijelaskan.

”Jumlah pasangan subur di Indonesia sampai akhir tahun 2009 sekitar 15 juta, dengan demikian 1,5 juta hingga 2 juta pasangan mengalami masalah infertilitas,” ujar Kepala Subunit Pelayanan Yasmin Kencana RSCM dr Budi Wiweko SpOG (K) dalam acara jumpa pers bertema ”Inovasi Bidang Reproduksi: Pelopor Pelayanan Berbasis Riset dan Riset Berbasis Pelayanan”, Selasa (13/4/2010).

Salah satu upaya mengatasi infertilitas yaitu dengan mengikuti program bayi tabung.Pasangan suami-istri akan diteliti dulu persoalan ketidaksuburannya untuk mengetahui penanganan yang sesuai. Jika setelah berbagai penanganan terhadap gangguan reproduksi tidak berhasil, dapat dilakukan inseminasi dan bayi tabung. Keberhasilan inseminasi dan bayi tabung tergantung dari usia dan kondisi calon orangtua.

Bayi tabung merupakan pilihan terakhir, kecuali untuk pasangan yang mengalami infertilitas yang disebabkan oleh faktor sperma yang tidak dapat dikoreksi, sumbatan pada kedua saluran telur, endometriosis derajat sedang-berat, gangguan sel telur yang tidak dapat dikoreksi, dan faktor yang tidak dapat dijelaskan.

Di dunia keberhasilan program bayi tabung 30-35 persen. Di Klinik Yasmin- RSCM, berdasarkan data tahun 2009, laju pembuahan mencapai 60,2 persen, laju pembelahan embrio 99,2 persen, serta laju kehamilan 42,4 persen dan kehamilan dengan usia lebih dari tiga bulan mencapai 39,4 persen. Keberhasilan bayi tabung ditentukan oleh usia calon ibu, cadangan sel telur, dan faktor penyebab infertilitas. (sumber : Kompas-Rabu, 14 April 2010, edited)