Monday, April 28, 2008

Probiotik membantu pelari jarak jauh tetap sehat

Para peneliti Australia telah menemukan bahwa latihan berat pelari jarak jauh dapat menurunkan daya tahan tubuh dan membuat mereka mudah terserang masuk angin, tapi dosis harian bakteri “baik” dapat mengembalikan sistem imun dengan cepat. Bakteri ini, yang disebut probiotik, ditemukan dalam makanan sehari-hari terfermentasi seperti yoghurt dan juga tersedia dalam bentuk suplemen. Para peneliti melaporkan di dalam jurnal British Journal of Sport Medicine, 13 Februari 2008.

Dr. David Pyne dari Australian Institute of Sport di Canberra mengatakan bahwa ada bukti-bukti suplemen probiotik dapat memperbaiki kesehatan pada individu secara luas, termasuk bayi, atlet, orang dengan aktivitas tinggi dan atau pekerjaan yang membuat stres dan pada populasi umum.

Untuk menyelidiki apakah suplemen membantu atlet daya tahan tetap sehat, Pyne dan tim nya mengacak 20 pelari jarak jauh elit mendapatkan kapsul mengandung fermentasi Lactobacillus atau plasebo setiap hari selama 4 bulan sesi latihan musim dingin. Para atlet rata-rata berlari kira-kira 100 kilometer (62 mil) tiap minggu. Para pelari yang menerima probiotik rata-rata mengalami 30 hari gejala-gejala gangguan saluran napas selama latihan dibandingkan 72 hari pada mereka yang diberi plasebo.

Pemberian probiotik juga meningkatakan dua kali lipat interferon gamma, suatu bahan yang dikeluarkan oleh sel-sel T yang memainkan peranan kunci dalam melawan infeksi virus.
.
Pyne menjelaskan bahwa probiotik terutama bekerja dengan agar bakteri “baik” dalam saluran cerna mempertahankan keseimbangan dan menstimulasi sistem imun. Dampaknya, probiotik meningkatkan bakteri yang bermanfaat di dalam saluran cerna untuk meningkatkan kesimbangan antara bakteri “baik” dan bakteri “jelek”. Keseimbangan yang lebih baik ini dapat meningkatkan imunitas mukosa atau kemampuan sel di dalam lapisan mukosa tubuh untuk melawan infeksi yang akan masuk ke dalam tubuh, imbuhnya.

Bila probiotik bermanfaat nyata pada individu secara luas, termasuk atlet rekreasi seperti pada atlet profesional, probiotik dapat menggantikan diet sehat, seimbang, latihan regular dan higiene yang baik. Untuk mendapatkan manfaat suplemen probiotik dan makanan terbaik yang setiap saat menurun kualitasnya, para konsumen harus membeli produk dan suplemen dari perusahaan yang reputasinya baik dan menjamin bahwa penggunaannya sesuai, lanjut Pyne.
sumber : kalbe

Keseimbangan Bakteri Pencernaan

KONDISI pencernaan manusia memiliki peranan penting dalam menjaga tubuh tetap sehat dan bugar, meskipun usia seseorang kian senja. Hal ini terbukti dari hasil penelitian terhadap para senior yang mampu mencapai usia lebih dari 80 tahun, ternyata mereka memiliki kebiasaan selain banyak tertawa, denyut jantung yang teratur dan tidak deras, juga jarang mengalami gangguan pencernaan.

Terkait dengan yang terakhir, menurut beberapa penelitian, ternyata gangguan pencernaan banyak disebabkan oleh bakteri patogen (penyebab penyakit). Bifidobactrium merupakan bakteri menguntungkan, di mana pada bayi yang mengkonsumsi ASI, jumlahnya sebesar 92%. Jika si bayi mulai besar, dan mulai minum susu kaleng atau makanan lainnya, jumlah bakteri tersebut akan berkurang, menjadi 20%. Sebaliknya, jumlah bakteri E. coli yang menyebabkan penyakit, bertambah dari 4% menjadi 24%, sehingga anak-anak yang mulai besar akan banyak mengalami masalah pencernaan. Saat dewasa, jumlah bakteri Bifido semakin berkurang menjadi 7%. Yang bertambah banyak justru bakteri patogennya. Oleh sebab itu, semakin lanjut usia seseorang, akan semakin banyak masalah sembelit dan gangguan pencernaan yang dideritanya.
Menyikapi fakta tersebut, ada satu pertanyaan yang mesti kita ketahui, yaitu bagaimana sebenarnya “kisah” bakteri usus dalam sistem pencernaan manusia itu? Dan bagaimana caranya untuk mencapai kondisi sistem pencernaan yang sehat itu? Kalau kita teliti, di dalam tubuh manusia itu ada “rumah” berbagai bakteri. Yakni berupa saluran pencernaan manusia yang panjangnya mencapai 9 meter (dari mulut hingga saluran pembuangan). Dan kita tahu, dalam tiap 1 ml air liur saja, ternyata ditemukan sekira 100 juta bakteri. Sedangkan di dalam usus wanita dewasa terdapat sekira 0,8 kg bakteri.

Berbicara bakteri, Anda jangan langsung menghubungkan dengan hal-hal yang merugikan kesehatan. Sebab, kalau kita mau jujur, dalam tubuh manusia ada dua jenis bakteri yaitu bakteri jahat dan baik. Adapun prosesnya, secara sederhana dapat digambarkan bahwa bakteri masuk ke dalam usus bersama makanan yang kita konsumsi sehari-hari. Sepanjang perjalanannya, bakteri mengalami berbagai hambatan. Pada saat memasuki lambung, sebagian besar bakteri mati oleh asam lambung (HCL).

Hambatan berikutnya terjadi dalam usus halus, terutama usus dua belas jari (duodenum), pelepasan cairan empedu dan pankreas yang berguna untuk mencerna lemak, protein, serta gula, juga mematikan sejumlah bakteri. Tapi, pada ujung usus halus, yaitu ileum dan jejunum terjadi proses penetralan isi usus oleh getah pencernaan. Kondisi ini, ditambah dengan lambatnya laju pergerakan isi usus, sehingga membuka kesempatan bagi bakteri yang bertahan untuk berkembang biak.

Terkait dengan adanya bakteri yang hidup di ujung usus halus tersebut, menurut Prof. Dr. F.G. Winarno (2003), untuk bakteri yang baik itu bertugas memproduksi zat gizi esensial seperti vitamin dan asam organik, untuk diserap dan dimanfaatkan oleh epitel dinding usus dan organ vital tubuh lainnya, seperti hati. Sedangkan bakteri jahat akan membentuk senyawa busuk yang didetoksikasi dalam hati dan dikeluarkan melalui feces (tinja) serta urine. Bila jumlah senyawa busuk ini sangat banyak, berarti proses detoksikasi tidak berjalan sempurna. Sebagian besar senyawa ini akan masuk ke dalam darah dan beredar ke seluruh tubuh. Kondisi ini dapat menimbulkan berbagai penyakit dan mempercepat proses penuaan.

Menjaga Keseimbangan Bakteri

Menyikapi kenyataan adanya pergolakan antara bakteri baik dan bakteri jahat di dalam usus halus manusia di atas, saya kira hal yang terpenting adalah bagaimana kita menjaga kondisi kesehatan usus itu agar tetap “aman”. Dalam konteks ini, menurut Dr. Muhammad Yazid Manap, Ph.D., pakar probiotik dari Universitas Putra, Malaysia, yang terpenting dalam menjaga kesehatan usus, adalah menjaga keseimbangan bakteri usus. Keseimbangan yang baik adalah 80 : 20 (80% bakteri baik/anaerobic dan 20% bakteri tidak baik/aerobic). Perbandingan ini terdapat pada bayi yang 100% mengkonsumsi ASI. Adanya bakteri aerobic sebanyak 20%, tetap dibutuhkan untuk gerak peristaltik usus.

Seiring dengan perkembangan teknologi, saat ini telah dikembangkan pangan fungsional yang menggunakan mikroorganisme dalam makanan. Dan hasil penelitian di bidang pangan fungsional yang berkembang pesat saat ini adalah berupa probiotik dan prebiotik. Probiotik adalah bakteri hidup dalam makanan yang apabila dimakan dapat menjaga keseimbangan bakteri dalam saluran pencernaan. Dalam arti lain, probiotik ini merupakan jenis pangan dengan kandungan bakteri hidup yang tahan melewati rintangan fisik dan kimia dalam saluran pencernaan. Bakteri yang dititipkan dalam pangan ini kemudian aktif berbiak, membentuk koloni yang melapisi bagian dalam usus. Adapun jenis pangan fungsional probiotik yang telah dikembangkan adalah susu dan olahan fermentasinya, seperti yogurt dan es krim (baik cair maupun serbuk).
Sementara itu, prebiotik adalah bahan makanan bagi bakteri probiotik agar tumbuh subur dalam pencernaan. Pangan prebiotik berisi serat yang tidak dapat dicerna, namun dapat difermentasi menjadi hidangan untuk menstimulasi kehidupan bakteri usus yang menguntungkan. Contoh makanan prebiotik adalah serat pangan (dietary fiber),yaitu buah-buahan, sayuran, kacang-kacangan, dan biji-bijian.

Lebih jauh dari itu, diungkapkan Muhammad Yazid Manap, sebenarnya penggunaan mikroorganisme dalam makanan telah lama dilakukan manusia, dengan dua alasan. Pertama, alasan teknologi. Mikroorganisme dapat mengubah bahan mentah/dasar menjadi produk baru, melalui proses fermentasi, misalnya susu menjadi yogurt, singkong menjadi tape, dll. Kedua, alasan kesehatan. Telah terbukti bahwa mikroorganisme probiotik dapat mengurangi kerugian yang ditimbulkan bakteri patogen. Bukti ini diperkuat lagi dengan kenyataan betapa orang Bulgaria, rata-rata berumur panjang, karena rajin memakan yogurt.

Sistem Pencernaan Sehat

Untuk mendapatkan sistem pencernaan yang sehat, para ahli pangan telah mempelajari manfaat gizi dan fungsi bahan pangan pada tubuh manusia, termasuk jenis pangan probiotik. Dalam hal ini, menurut Dr. Muhammad Yazid Manap, Ph.D., (1998), paling tidak ada empat fungsi utama dari pangan probiotik, yaitu: (1) Menjaga keseimbangan bakteri usus. (2) Menurunkan kadar kolesterol darah. (3) Mencegah pembentukan sel kanker. (4) Membantu pencernaan laktosa (gula dalam susu), sebab banyak orang Asia yang tidak dapat mencernakan susu, sehingga menyebabkan diare.

Sementara itu, dalam pandangan Prof. Dr.F.G. Winarno, selain serat, zat lain yang dibutuhkan tubuh untuk mengembangkan sistem pencernaan yang sehat adalah antioksidan (seperti vit. C, betacaroten, dan teh hijau) dan golongan asam (seperti asam amino dan asam folat).
Lebih jauh diungkapkan Winarno, antioksidan berfungsi melindungi sekira 70 milyar sel-sel tubuh dari proses penuaan dengan cara “menangkap” radikal bebas yang merusak sel-sel, membuat sakit dan penuaan. Vitamin C memperkuat sistem ketahanan tubuh dan berperan dalam pertumbuhan gigi, tulang dan darah.

Betacaroten adalah bentuk awal vit. A yang mempertahankan lapisan lendir dan memperkuat pertahanan kulit menghadapi infeksi. Sementara teh hijau membersihkan pembuluh darah dan melindungi sel-sel dari radikal bebas yang merusak dan menghambat pertumbuhan sel-sel kanker.

Asam amino adalah struktur protein terpenting untuk mempertahankan hidup. Jika tidak diperoleh dari asupan makanan, maka asam amino dalam tubuh akan digunakan untuk proses perbaikan sel. Akibatnya, asam amino cadangan tubuh berkurang dan berdampak nyata pada kulit yang menua, otot cepat kendur, dan melemahnya kekebalan tubuh. Sedangkan asam folat berperan penting dalam proses pembelahan dan pembentukan sel-sel baru.

Akhirnya, untuk mencapai tubuh yang sehat dan “awet muda”, salah satu faktor yang menentukan adalah kondisi kesehatan saluran pencernaannya. Dan saat ini, dengan adanya teknologi probiotik, kita tidak usah khawatir untuk mencapai kondisi sistem pencernaan yang sehat itu, sebab sedikit banyak dengan mengkonsumsi pangan probiotik tubuh kita akan terbantu dalam menjaga keseimbangan bakteri dalam saluran pencernaan. Anda penasaran untuk mencoba?

Bifidobacterium Solusi Muktahir Bagi Sembelit

Dengan menjaga asupan bifidobacterium minimal sebanyak satu juta sel bakteri di dalam usus besar (kolon), maka tubuh akan terbebas dari sembelit, buang air besar jadi lancar dan mengurangi dampak risiko kanker usus.

Kepala Peneliti Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan Institut Pertanian Bogor (IPB) Betty Sri Laksmie Jenie, dalam keterangan persnya di Jakarta, Sabtu, mengungkapkan sebetulnya bifidobacterium terdapat secara alami dan merupakan anggota mikrobiota dari usus besar.
Bifidobacterium atau lebih lengkapnya dari jenis bakteri bifidobacterium animalis DN-173010 daapt menghasilkan probiotik, atau di kalangan awam lazim disebut dengan bakteri ‘baik’. Terbukti berdasarkan pemantauan ilmiah, bifidobacterium mampu mencegah penyakit diare dengan mempengaruhi sistem imun dan ketahanan terhadap kolonisasi perkembangabiakan bakteri tidak menguntungkan yakni, patogen.

“Pada dasarnya jumlah bakteri baik dan jahat didalam tubuh bentuknya berimbang. Lantaran itu perlu direkayasa agar jumlah akteri baik dapat berjumlah lebih banyak, sehingga dapat lebih dominan dalam tubuh,” ujar Betty.

Umumnya bakteri dapat hidup selama dua hari, untuk kemudian meregenarisasi. Dengan demikian, bifidobacterium dapat bekerja, jika jumlahnya paling sedikit terdapat satu juta bakteri dalam usus besar, atau dalam standar badan kesehatan dunia, WHO, disyaratkan minimal dalam mikroflora usus, 106-106 koloni/ml bakteri hidup. Padahal, seiring dengan aktivitas tubuh seperti buang air besar atau buang air kecil, bakteri ‘baik’ tersebut juga turut terbuang. Dengan demikian perlu ada asupan yang cukup, agar jumlah bifidobacterium terjaga secara ideal.
.
Secara alamiah, asupan bifidobacterium bisa dipasok dari berbagai makanan dan buah-buahan, antara lain, berbagai jenis umbi, seperti umbi jalar, talas, singkong, kedelai, pisang, serta asupana yang terbaik, yakni air susu ibu. Sedangkan bifidobacterium rekaya, diambil dari feses yang ada di kolon, kemudian dikembangbiakan di laboratorium.

Bifidobacterium sebetulnya bukan hal yang baru. Di Eropa, bakteri ini sudah kerap dicampur dengan berbagai jenis makanan. Namun untuk Indonesia, hal ini merupakan suatu hal yang baru.

Ia mengakui, bifidobacterium bukan satu-satunya bakteri yang dapat menghasilkan zat probiotik. Bakteri lainya yang telah ditemukan oleh ilmuwan Jepang dan telah dipatenkan dan diproduksi masal dalam bentuk minuman kesehatan adalah, Lactobacillus casei Shirota strain.
.
Hasil pengamatan Betty, terdapat perbedaan mendasar antara Lactobacillus casei Shirota strain dan bifidobacterium. Lactobacillus casei Shirota condong lebih baik untuk mengatasi diare. Sedangkan bifidobacterium selain mencegah diare sangat bagus untuk memperlancar buang air besar, mengatasi sembelit dan dalam jangka panjang akan menimbulkan imun pada tubuh dari bakteri patogen, serta mencegah kanker usus.

Ditenggarai, bifidobacterium dari luar tubuh lebih bisa bertahan hidup dalam perjalanannya menuju ke usus besar dibanding Lactobacillus casei Shirota strain . Perlu diketahui, bakteri probiotik harus dikonsumsi dalam keadaan hidup dan tetap hidup mencapai saluran usus. Artinya diperlukan ketegaran probiotik dalam menghadapi berbagai rintangan mulai dari mulut dengan lisosim dari air liurnya, asam lambung dan asam/garam empedu yang dapat membunuh probiotik dan harus dilalui sebelum masuk ke dalam usus.

Selain dapat dipasok dari buah-buahan dan umbi serta ASI, bifidobacterium juga bisa diserap melalui makanan komersial yang telah dicampur dengan bifidobacterium. Makanan yang umum dicampur dengan bifidobacterium seperti susu, yoghurt dan biscuit.

Pada produk makanan, agar jumlah bakteri yang hidup bisa di atas satu juta bakteri, maka produsen seharusnya sudah menakar berapa besar jumlah bakteri yang bisa hidup hinga masa kadaluarsa produk panganan merka habis. “Umumnya produk makanan mereka dicampur dengan triliunan bakteri hidup,” jelas Betty.

Walau banyak diketahui manfaatnya, hngga saat ini lanjut Betty, belum ada satupun produk makanan di Indonesia yang meng-klaim sudah dapat dicampur dengan bifidobacterium hidup.
sumber : media indonesia

Prebiotik ASI Tingkatkan Imunitas Balita

Riset terkini pada komposisi karbohidrat ASI oleh beberapa ahli kesehatan anak di dunia menyimpulkan ASI memiliki kandungan kaya oligosakarida. Fructo-oligosakarida (FOS) atau galacto-ologisakarida (GOS) adalah perpaduan komposisi oligosakarida atau karbohidrat rantai sedang. Perpaduan ini mampu meningkatkan imunitas.

Perpaduan FOS/GOS dengan ratio 10% FOS dan 90% GOS mampu menstimulasi perkembangbiakan bakteri menguntungkan atau non pathogen di usus. Perkembangbiakan bakteri ini mengakibatkan penyerapan makanan menjadi lebih baik dan mampu meningkatkan imunitas. Melalui sebuah studi klinis, secara efektif terbukti perpaduan FOS/GOS memperkuat daya tahan tubuh secara alami. Balita yang diberi ASI pada saluran pencernaannya didominasi oleh bakteri bifidus dan laktobacillus. Kedua bakteri ini menguntungkan usus besar. Dominasi bakteri ini terjadi karena adanya prebiotik dalam ASI. Inilah penjelasan Prof Guido E Moro, Kepala Departemen Neonatal dari Macedonia Melloni Maternity Hospital, Italia

Lagi.. tentang Probiotik Berpotensi Turunkan Risiko Batu Ginjal

Pembentukan batu ginjal biasanya terjadi pada pria atau wanita di usia 20 hingga 40 tahun.
Selain merugikan, sejumlah bakteri selama ini juga dikenal memberi manfaat bagi tubuh atau dikenal dengan sebutan probiotik. Sebuah penelitian terbaru di Amerika Serikat (AS) tentang bakteri probiotik mengungkapkan bahwa jenis bakteri ini juga berpotensi menurunkan risiko seseorang mengidap batu ginjal

Penelitian yang dipublikasikan dalam edisi terbaru Jurnal The American Society of Nephrology itu menyebutkan bahwa jika seseorang yang dalam ususnya memiliki bakteri Oxalobacter formigenes dalam jumlah besar, maka ia dapat terhindar dari risiko penyakit batu ginjal hingga 70 persen. Selain Oxalobacter formigenes, selama ini dari sekian banyak bakteri probiotik, yang terkenal adalah Lactobacillus atau Bifidobacterium.

''Temuan kami ini memiliki potensi sangat penting dari segi klinis. Kemungkinan untuk menggunakan bakteri sebagai probiotik memang masih dalam tahap awal investigasi,'' ujar ahli kedokteran dari Universitas Boston, Professor David Kaufman, seperti dilansir BBC, Ahad (9/3).
Menurut Kaufman, dengan hasil temuan tersebut para peneliti di Universitas Boston saat ini sedang berupaya mengembangkan metode untuk memanfaatkan bakteri itu sebagai pengobatan probiotik. ''Bakteri Oxalobacter formigenes diprediksi mampu menghancurkan oksalat dalam saluran pencernaan atau usus dan jumlahnya bisa mencapai miliaran pada orang dewasa normal,'' jelasnya.

Para ahli dari Universitas Boston itu melakukan riset dengan cara membandingkan 247 pasien yang mengalami batu ginjal kambuhan dengan 259 partisipan lain yang tidak memiliki batu ginjal. Hasil riset menunjukkan bahwa hanya 17 persen dari kelompok pengidap batu ginjal yang ususnya dihuni bakteri Oxalobacter formigenes dalam jumlah banyak, sedangkan persentase pada kelompok sehat mencapai 38 persen.

Sementara itu, Derek Machin, direktur Urologi University Hospital Aintree berpendapat, hasil penelitian tersebut akan membuka jalan bagi ditemukannnya pengobatan efektif bagi batu ginjal kambuhan. Namun demikian, ia menyatakan penelitian secara klinis perlu dilakukan lebih lanjut sebelum bekteri ini benar-benar dapat digunakan sebagai probitok.

Menurut Machin, batu ginjal sering dikaitkan dengan dehidrasi dan kasusnya lebih banyak terjadi di negara-negara beriklim kering dan panas seperti Arab Saudi. Batu ginjal juga berhubungan dengan tingginya pengeluaran atau ekskresi kalsium. Namun, pada banyak kasus, penyebabnya tidak diketahui dengan jelas. ''Untuk banyak orang, seperti seorang pilot, batu ginjal dapat menjadi masalah yang berkepanjangan. Di beberapa kasus, batu ginjal dapat menghancurkan fungsi ginjal sebelum sempat diidentifikasi,'' jelasnya.

Lebih jauh Machin mengatakan, perawatan terhadap gangguan batu ginjal berukuran besar biasanya dilakukan dengan menggunakan gelombang kejut. Tapi, cara ini ternyata tidak selalu efektif menuntaskan gangguan. Pasalnya, menghancurkan batu ginjal melalui gelombang kejut di saluran kemih biasanya menimbulkan rasa sakit yang luar biasa.

Batu ginjal merupakan benda yang terbentuk dalam organ akibat pengendapan kotoran atau zat buangan dalam urine. Biasanya, ukuran batu ini bervariasi mulai dari sebesar pasir hingga permata. Teksturnya pun ada yang kasar bergerigi atau bahkan halus. Sedangkan warnanya ada yang kuning atau coklat.

Bila batu terbentuk dalam ginjal seseorang, batu tersebut bisa bergerak dan menyusuri bagian lain dari sistem urine. Batu ini lalu menghambat aliran urine dan menyebabkan infeksi serta rasa sakit yang begitu hebat atau bahkan dapat menimbulkan gagal ginjal.

Pembentukan batu ginjal biasanya terjadi pada pria atau wanita di usia 20 hingga 40 tahun. Hampir 80 persen kasus batu ginjal kebanyakan dipengaruhi oleh senyawa yang disebut kalsium oksalat.

Selama ini pencegahan batu ginjal bisa dilakukan dengan meminum banyak cairan untuk meningkatkan pembentukan air kemih dan membantu membuang beberapa batu. Jika batu telah terbuang, maka tidak perlu lagi dilakukan pengobatan segera. Penyakit ini bisa dikurangi dengan obat pereda nyeri golongan narkotik.

Batu di dalam pelvis renalis atau bagian ureter paling atas yang berukuran satu centimeter atau kurang sering kali bisa dipecahkan oleh gelombang ultrasonik (extracorporeal shock wave lithotripsy/ ESWL). Pecahan batu selanjutnya akan dibuang dalam air kemih.

Kadang, sebuah batu diangkat melalui suatu sayatan kecil di kulit (percutaneous nephrolithotomy, nefrolitotomi perkutaneus), yang diikuti dengan pengobatan ultrasonik. Batu kecil di dalam ureter bagian bawah bisa diangkat dengan endoskopi yang dimasukkan melalui uretra dan masuk ke dalam kandung kemih.

Ikhtisar:- Selain Oxalobacter formigenes, selama ini dari sekian banyak bakteri probiotik, yang terkenal adalah Lactobacillus atau Bifidobacterium.- Bakteri Oxalobacter formigenes diprediksi mampu menghancurkan oksalat dalam saluran pencernaan atau usus dan jumlahnya bisa mencapai miliaran pada orang dewasa normal

sumber : republika

Lagi...Terapi HIV/AIDS dengan Probiotik

Cyanovirin, sebuah zat kimia yang melalui serangkaian percobaan dapat menghambat infeksi HIV pada tubuh monyet dan sel manusia. Probiotik merupakan kultur tunggal atau campuran dari mikroorganisme hidup yang bila diberikan ke manusia atau hewan akan berpengaruh baik, karena berfungsi menekan pertumbuhan bakteri penyebab penyakit/ patogen yang ada dalam usus. Walau tergolong penemuan baru, probiotik yang mengandung Lactobacillus, Bifidobacterium dan Acidophilus telah digunakan untuk kesehatan sejak dulu, namun belum diketahui tentang bahan aktifnya dan cara kerjanya.

Lactobacillus dan perkembangan fungsi probiotik pertama dipublikasikan oleh peneliti Rusia Metchinkoff dengan teori "Intoksikasi". Teori ini menjadi dasar pentingnya penggunaan yogurt (susu asam/ fermentasi) untuk kesehatan. Lactobacillus merupakan bakteri yang habitatnya berasal dari membran mukosa hewan atau manusia, tanaman, serta makanan hasil fermentasi.

Manfaat yang berhasil digali dari penemuan probiotik ini adalah pengaktifan sistem kekebalan tubuh, pencegahan kanker, juga bekerja sebagai bahan aktif anti tumor. Vitamin dan asam laktat yang dihasilkan dapat berfungsi sebagai antioksidan dan menekan pertumbuhan bakteri E coli dan Clostridium perfringens penyebab radang usus serta beberapa bakteri patogen lainnya.

Melalui mekanisme kerja lainnya, bahan-bahan ini juga dapat mencegah peningkatan tekanan darah, kolesterol dan kanker yang disebabkan oleh nitrosamin. Kultur probiotik inilah yang digunakan sebagai kandungan utama dalam yogurt, kefir serta beberapa susu formula.

Fungsi Lactobacillus Dalam Terapi Terbaru AIDS Dalam publikasi yang dilansir LiveScience, para peneliti di Brown Medical School, Rhode Island berhasil mengubah susunan genetik bakteri Lactobacillus tersebut sehingga dapat menghasilkan Cyanovirin, sebuah zat kimia yang melalui serangkaian percobaan dapat menghambat infeksi HIV pada tubuh monyet dan sel manusia.

Salah satu jenis Lactobacillus tersebut merupakan Lactococcus lactis yang biasa digunakan untuk menghasilkan asam susu dalam pembuatan yogurt dan keju. Sebelumnya, fungsi Lactobacillus hanya terbatas pada penghambat pertumbuhan bakteri-bakteri patogen serta memberikan perlindungan terhadap beberapa organ dalam tubuh manusia termasuk usus dan vagina.

Disebutkan pula bahwa Cyanovirin akan berperan dalam pengikatan terhadap molekul gula yang menempel pada virus HIV lalu akan menghambat sel reseptor yang diperlukan oleh virus untuk memperbanyak diri dan menginfeksi sel makhluk hidup. Secara ilmiah, metode ini termasuk ke dalam suatu bentuk dari imunisasi pasif.

Cyanovirin sendiri direncanakan untuk dikemas dalam bentuk tablet dengan tujuan pemberian proteksi yang lebih lama. Dan yang sedikit menarik dari banyak forum-forum kesehatan di internet, Cyanovirin ini juga disiapkan dalam bentuk gel yang pemakaiannya dioleskan di sekitar alat kelamin sebelum melakukan hubungan seksual sebagai pencegahan terhadap penyebaran dan transmisi penyakit AIDS.

Teknik ini sedikit lebih maju dari pengobatan atau vaksinasi lain yang jarang dapat mencapai area perifer tubuh manusia termasuk bagian mukosa dinding vagina. Selain itu, proses produksi probiotik ini jelas lebih ekonomis dibanding bahan-bahan kimia dalam obat lainnya sehingga diharapkan bisa dikembangkan dalam banyak bentuk terapi termasuk pengenalan baru dari sisi farmakologisnya.

Begitupun, modifikasi genetik dari pengembangan teori ini masih memerlukan persetujuan serta serangkaian penelitian lagi untuk benar-benar membuktikan tujuannya, dan peneliti ini juga mempersoalkan isu yang akan muncul dari pemakaian Cyanovirin dalam bentuk gel bila nantinya berhasil dipasarkan, namun menurut mereka lagi, paling tidak untuk sementara penemuan ini sudah memberikan titik terang dalam perkembangan penelitian terhadap terapi penyakit berbahaya ini. Temuan laboratorium yang ada sekarang dianggap cukup bisa mendasari penelitian berikutnya yang direncanakan langsung pada manusia di tahun 2007 ini.

sumber: ristek

PERANG BAKTERI DALAM PENCERNAAN

Persis seperti situasi di Irak, pencernaan kita setiap saat juga selalu bergolak. Setiap hari terjadi perebutan kekuasaan antara bakteri menguntungkan dan bakteri merugikan. Kita juga bisa ikut terlibat dalam perang itu dengan mengonsumsi probiotik atau prebiotik, walau syarat-syaratnya tidak selalu mudah

Ekspresi wajah Riko tampak berubah ketika ia mengamati bungkusan obat yang baru diterimanya dari petugas apotek. Di antara tiga jenis obat yang diresepkan dokter, ada satu yang labelnya bertuliskan perintah: habiskan!

"Ini antibiotik ya, Mbak?" tanya Riko, yang dijawab dengan anggukan petugas apotek itu. Kontan saja Riko lemas.

Jauh di dalam hatinya, Riko sebenarnya malas mengonsumsi obat secara gegabah, apalagi antibiotik. Tapi, kali itu ia merasa tidak berdaya lantaran punya rencana pergi ke luar kota esok harinya. Diare yang sudah dua hari dideritanya, dikhawatirkan malah akan mengganggu perjalanan.

Mendengar curhat temannya, Kunto membenarkan kekhawatiran Riko. Antibiotik memang sebaiknya tidak dikonsumsi sembarangan pada saat sedang menderita diare. "Obat diare itu rehidrasi. Minum cairan pengganti yang hilang, kayak oralit," tutur pria yang hobi mengikuti informasi kesehatan dari media massa itu.

Kunto menambahkan, diare justru bisa diatasi dengan probiotik atau makanan penambah mikroflora usus. Sebab, penyakit rajin ke belakang itu terjadi karena terjadi ketidakseimbangan antara bakteri jahat dan bakteri baik di dalam usus. "Antibiotik malah akan membabat semua bakteri di dalam usus," jelasnya.

Fiuuuh! Riko yang tidak paham istilah-istilah kesehatan cuma bisa bengong mendengarnya. Tubuh sudah lemas gara-gara diare, sekarang mesti pusing pula gara-gara antibiotik dan probiotik. "Capek deh!" katanya sambil mengusap dahi.

Sekilo bakteri

Dr. Rina Agustina, peneliti di SEAMEO-Tropmed, Pusat Kajian Gizi Regional Universitas Indonesia, membenarkan kata-kata Kunto, walau penjelasannya tidak sesederhana itu. "Pada diare WHO memang menyarankan menggantikan cairan dan elektrolit yang hilang dengan cara menambah masukan cairan, terutama yang mengandung natrium dan kalium," jelasnya.

Kalau soal probiotik, Rina melanjutkan, ada sejumlah penelitian yang menyatakan bahwa mengonsumsi bakteri baik seperti Lactobacillus atau Bifidobacterium strain tertentu terbukti bisa menghambat ulah bakteri jahat penyebab diare. Juga dapat memperpendek durasi diare, dari 3,5 menjadi 2,5 hari pada anak yang dirawat atau diobati di rumah.

Akan tetapi, tunggu! Sebaiknya jangan main glek probiotik begitu saja. "Tergantung juga apa penyebab diarenya," tegas Rina. Probiotik bisa dikonsumsi pada diare yang disebabkan rotavirus yang biasa terjadi pada anak-anak, atau diare yang disebabkan antibiotik. "Pada kasus diare invasif seperti disentri dan kolera, antibotik tetap digunakan," tambahnya mewanti-wanti.
Berawal dari diare, biasanya orang akan langsung teringat masalah bakteri baik dan bakteri jahat. Anda juga pasti pernah sesekali mendengar tentang kedua bakteri itu dari media massa atau lewat iklan di televisi. Tapi, pernahkah terbayang seperti apa bentuk dan berapa jumlahnya?

Mungkin agak mengerikan kalau diceritakan kalau di dalam tubuh kita terdapat ratusan jenis bakteri. Jumlahnya bisa mencapai seratus triliun per gram dengan berat total bisa mencapai 1 kg pada pria dan 0,8 kg pada wanita. Ingat, ini manusia normal lo!

Dari sekiloan bakteri itu, ada golongan bakteri baik, atau tepatnya bakteri menguntungkan, seperti Lactobacillus, Bifidobacterium, atau Eubacterium. Ada juga jenis bakteri merugikan, seperti Rotavirus, Clostrodium difficile, atau Shigella. Namun, sebenarnya ada juga bakteri yang berada di wilayah abu-abu atau kita sebut saja sebagai bakteri oportunistik, seperti E-coli dan Streptococcus.

Disebut bakteri menguntungkan karena keberadaannya banyak membantu kehidupan kita, terutama masalah pencernaan. Meski sebenarnya banyak manfaat spesifik lain seperti mengurangi kadar kolesterol pada makanan atau memperbaiki rasio LDL (kolesterol jahat) dan HDL (kolesterol baik) dalam tubuh. Jenis bakteri baik yang memenuhi dinding usus juga akan membuat bakteri tidak menguntungkan penyebab penyakit (patogen) sulit berkembang biak.
Di dalam usus, antara geng bakteri menguntungkan dan geng bakteri merugikan selalu hidup berdampingan, tapi tidak secara damai. Diam-diam keduanya terus berkelahi untuk saling berebut pengaruh dan daerah kekuasaan dalam sistem pencernaan. Perang ini terjadi setiap saat.

Pertempuran antarbakteri erat kaitannya dengan kondisi kesehatan si empunya tubuh. Artinya, jika suatu kali kelompok yang merugikan kebetulan menang, akibatnya bakteri penyebab penyakit (patogen) merajalela. Misalnya, kalau suatu kali Clostrodium ternyata berjaya, pemilik tubuh akan mengalami diare. Persis seperti yang dialami Riko.

Manajemen keseimbangan mikroflora usus sebenarnya bukan cuma untuk urusan kesehatan pencernaan. Dengan bakteri menguntungkan yang dominan, kita juga bisa meningkatkan kekebalan tubuh, mengatasi insomnia, mengendalikan stres di kala sakit, termasuk juga mengurangi risiko kanker.

Menyebut nama probiotik atau bakteri menguntungkan saja sebenarnya masih terlalu umum. Pasalnya, sebagaimana lazimnya makhluk hidup, bakteri juga memiliki jenis dan strain berbeda, yang masing-masing mempunyai potensi berbeda pula.

Dari pemaparan Rina, Lactobacillus rhamnosus GG dan Bifidobacterium lactis BB-12 misalnya, adalah probiotik yang biasa digunakan pada berbagai gangguan diare. Baik untuk pencegahan maupun pada diare karena konsumsi antibiotik dan akibat Clostridium difficile pada orang dewasa atau Rotavirus pada anak-anak.

Pada kasus intoleransi laktosa, bakteri seperti Streptococcus thermophilus, Lactobacillus bulgaricus mempunyai andil dalam meningkatkan aktivitas enzim laktase. Atau Lactobacillus salvarius dan Lactobacillus johnsonii dapat menghambat kolonisasi dan aktivitas bakteri Helicobater pylori pada lambung yang dapat menyebabkan gastritis atau peradangan usus.

Harus tetap hidup

Secara teoritis kita dapat meningkatkan jumlah bakteri menguntungkan di dalam usus dengan cara mengonsumsi makanan probiotik. Contohnya seperti susu fermentasi, keju, mentega, atau susu formula yang difortifikasi (diperkaya) asam laktat. Kini juga banyak ditawarkan suplemen probiotik yang berbentuk kapsul. Dengan berbagai klaim kesehatan, probiotik jadi memang semakin ngetren belakangan ini.

Di dalam usus probiotik yang dikonsumsi akan membentuk koloni-koloni baru untuk memperkuat barisan bakteri menguntungkan yang sudah ada sebelumnya. Dua pasukan bakteri paling terkenal misalnya kelompok Lactobacillus yang bersiaga di usus halus dan kelompok Bifidobacterium di usus besar. Menambah kekuatan dua kelompok ini saja diyakini bisa memberi efek kesehatan pada kita.

Masalahnya, belum banyak yang tahu bahwa mengonsumsi probiotik ternyata banyak syaratnya. Yang utama, bakteri menguntungkan itu harus sampai di usus dalam keadaan hidup. Jika sudah mati atau bakterinya banyak berkurang, itu sama saja bohong.

Menjamin bakteri masih hidup dalam waktu tertentu ternyata bukan perkara gampang. Terutama kalau berasal dari produk susu fermentasi. Sebab, bakteri mudah mati akibat suhu panas, susu harus selalu berada dalam lemari pendingin, mulai dari pabriknya sampai ke tangan konsumen.

"Kita bisa mengeceknya dari rasa susu. Kalau sudah terlalu asam, berarti sudah tidak baik. Tapi susahnya, ada juga yang bakterinya sebenarnya sudah mati, tapi rasanya tidak asam," jelas lulusan Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada tahun 1997 ini. "Biasanya, probiotik berbentuk bubuk seperti tablet atau kapsul lebih bisa tahan lama daripada yang cair."

Dosis harian yang efektif untuk keperluan terapi, menurut Rina, berkisar antara 106 - 1010 cfu (cfu = coloni forming unit). Jika bentuknya susu, dosisnya 109 cfu per hari atau 107 jika dikonsumsi sebanyak 100 g atau 100 mg. Angka-angka itu mungkin akan sangat sulit dimengerti awam. Tapi yang tidak boleh dilupakan, probiotik harus dikonsumsi terus-menerus agar membawa pengaruh pada kesehatan.

Alternatif lain untuk membantu pasukan bakteri menguntungkan adalah dengan cara mengonsumsi prebiotik. Pengertian gampangnya, prebiotik itu makanan bagi bakteri menguntungkan yang dapat membuat mereka berkembang biak. Anehnya, bakteri merugikan malah tidak menyukainya.

Rina mengibaratkan probiotik dan prebiotik sebagai rekan kerja yang saling menguntungkan. Jika probiotik meningkatkan populasi bakteri dari luar, maka prebiotik merangsang pertumbuhan dari dalam. "Prebiotik tidak bisa dicerna di usus halus dan ahirnya mengumpul di usus besar. Nah, ini baik sekali buat Bifidobacterium yang banyak terdapat di sana," jelasnya.
Prebiotik diketahui banyak terdapat pada akar tumbuhan Chichorium intybus yang mengandung 15 - 20% inulin dan 5 - 10% oligofruktosa. Dalam makanan yang biasa kita konsumsi sehari-hari, pasokan prebiotik bisa ditemukan pada berbagai biji-bijian, sayuran, dan buah-buahan. Misalnya gandum, bawang bombai, bawang putih, pisang, serta produk olahan kedelai, seperti tempe, tahu, dan tauco.

Dari sini tentu bisa disimpulkan, kalau makanan kita sehari-hari sudah kaya prebiotik, kemenangan sudah pasti ada di tangan.

sumber : Intisari

Makin Sehat dengan Makanan Probiotik & Prebiotik

Mengkonsumsi makanan probiotik saja ternyata belum cukup. Supaya 'bakteri baik' bisa berkembang biak di dalam usus, kita juga perlu mengkonsumsi prebiotik. Jadi, apa sesungguhnya makanan probiotik dan prebiotik, dan apa pula manfaatnya?

Di dalam usus kita, aaa sekitar 100-400 jenis bakteri yang secara sederhana dikelompokkan dalam 'bakteri baik' (yang bermanfaat bagi kesehatan) dan 'bakteri jahat' {yang bisa menyebabkan penyakit) atau disebut juga bakteri patogen. Contoh'bakteri baik' adalah Bifidobacterium sp., Eubacterium sp., dan Lactobacillus sp.; sedangkan 'bakteri jahat' misalnya Clostridium sp., Shigella sp., dan Veillonell sp..

'Bakteri baik' dan'bakteri jahat' tersebut semuanya hidup dalam keseimbangan. Jika keseimbangan sampai terganggu, misalnya jumlah 'bakteri jahat' lebih banyak dibandingkan dengan jumlah 'bakteri baik', maka timbullah penyakit.

Itulah sebabnya kini mulai dirasakan perlunya memelihara lebih banyak'bakteri baik' di dalam usus kita. Perbandingan presentase jumlah 'bakteri baik' dan 'bakteri jahat' yang dianjurkan adalah 85:15. Untuk keseimbangan tersebut, kita disarankan banyak mengkonsumsi makanan sumber probiotik yang baik, misalnya yogurt dengan bakteri hidup, kefir, tempe, kimchee, sauerkraut, natto, miso, butrermilk, krim asam (sour cream), sourdough bread (roti dari adonan yang difermentasikan hingga asam), dan keju cottage (cottage cheese).

Tapi di samping mengkonsumsi makanan sumber probiotik, kita juga perlu mengkonsumsi makanan prebiotik. Apakah itu makanan prebiotik?

Prebiotik, nutrisi bagi 'bakteri baik'Bakteri juga membutuhkan makanan yang diambilnya dari makanan kita sehari-hari. Senyawa prebiotik adalah nutrisi yang cocok bagi 'bakteri baik', tetapi tidak disukai bakteri ; patogen. Banyak mengkonsumsi makanan sumber prebiotik akan membantu menunjang perkembangbiakan 'bakteri baik', sehingga meningkatkan jumlah 'bakteri baik' dalam usus kita.

Senyawa prebiotik merupakan kelompok karbohidrat oligosakarida seperti rafinosa, stakhiosa, galakto-oligosakarida, fruktosa-oligosakarida, inulin, serta beberapa jenis peptida dari protein yang tidak dapat dicerna setelah mencapai usus sekalipun.

Secara alami senyawa prebiotik terdapat dalam makanan yang banyak mengandung serat seperti biji-bijian; sayuran seperti brokoli, kembang kol, dan sayuran daun hijau; serta buah-buahan. Produk olahan kedelai seperti tempe, tahu, dan taoco, kaya akan senyawa prebiotik. Senyawa prebiotik tersebut juga banyak terdapat dalam tepung terigu dari gandum berkulit ari (whole wheat flour), bawang bombai, dan bawang putih.

Suplemen probiotik juga diperlukanSeringkali keseimbangan flora usus terganggu karena beberapa hal, misalnya dalam kondisi sakit sehingga harus mengkonsumsi antibiotik, terkena infeksi bakteri dan virus, sedang menjalani kemoterapi atau radiasi, atau sedang stres. Pola makan yang salah juga menjadi penyebab terganggunya keseimbangan flora dalam usus kita, misalnya banyak menyantap makanan yang terbuat dari gula olahan (cake, donat, cokelat batangan), makanan yang telah diproses (makanan kalengan, mi instan), atau makanan yang menggunakan bahan tambahan sintetis (zat pengawet, zat warna, zat penstabil adonan). Mengkonsumsi daging serta produk susu dan olahannya yang tercemar residu antiobiotik, juga bisa merusak keseimbangan flora usus. Demikian pula dengan kebiasaan minum kopi dan minum minuman keras.

Dalam situasi semacam itu, kebutuhan kita mengkonsumsi makanan probiotik dan prebiotik perlu ditingkatkan. Itulah sebabnya jika dalam kondisi biasa saja kita dianjurkan untuk selalu mengkonsumsi makanan sumber probiotik dan prebiotik, maka dalam kondisi darurat tersebut akan lebih membantu jika kita juga merigkonsumsi suplemen probiotik. Masalahnya, bagaimana cara memilih suplemen yang cocok bagi kita?

Terkadang untuk menemukan suplemen yang cocok, kita harus melakukan eksperimen sendiri, yaitu mencoba satu jenis produk tertentu selama sebulan atau dua bulan lalu mencoba jenis produk lainnyapada bulan berikutnya. Demikian seterusnya hingga kita menemukan produk yang membuat tubuh kita terasa lebih sehat.

Namun ada ahli yang menyarankan untuk memperhatikan 3 hal saat memilih suplemen probiotik, yaitu sebaiknya mengandung lebih dari satu jenis 'bakteri baik' (misalnya bakteri acidophilus, bifidum, dan bulgaricus), bisa mengantarkan bakteri hidup dalam jumlah yang cukup ke dalam saluran pencernaan, dan bakteri yang terdapat di dalamnya harus bisa hidup di dalam tubuh kita. Karena itu sebelum membeli, sebaiknya keterangan pada label kemasannya dibaca dengan baik.

Biasanya pada label kemasan tersebut juga ada keterangan mengenai kapan sebaiknya suplemen probiotik tersebut dikonsumsi. Setiap suplemen bisa memberikan saran yang berbeda mengenai waktu mengkonsumsinya. Ada yang menyarankan untuk mengkonsumsinya sebelum makan, tapi ada juga yang menyarankan segera sesudah makan. Selain itu, setiap produk juga berbeda-beda dalam hal ukuran dan jumlah kapsul yang disarankan untuk diminum: Untuk lebih jelasnya, sebelum mengkonsumsi probiotik, Anda bisa berkonsultasi lebih dulu dengan ahli naturopati atau ahli gizi.

Mencegah diare
Menurut hasil penelitian, anak-anak yang menderita diare kronis tiisa lebih cepat sembuh jika diberi yogurt yang mengandung probiotik. MenurutAllan Walker, M.D., seorang profesor bagian pediatri dari Sekolah Kedokteran Harvard, AS, dalam Alternative Medicine edisi Januari 2002, memberikan makanan probiotik pada anak-anak dapat membantu mengurangi kemungkinan alergi (diare) jika minum susu (lactose intolerance), asma, eksem, dan rinitis hingga 50%.

Mencegah infeksi jamur candida albicans
Jika jamur candida tumbuh di luar kontrol, maka terjadilah infeksi jamur. Makanan probiotik yag mengandung 'bakteri baik' Lactobacillus acidophilus mampu melepas hidrogen peroksida untuk menciptakan lingkungan asam yang dapat membunuh jamur candida.

Mencegah keropos tulang
Beberapa jenis bakteri probiotik bisa memproduksi vitamin K yang berperan penting dalam metabolisme tulang. Sebab salah satu penyebab terjadinya keropos tulang (osteoporosis) adalah karena penggunaan antibiotik yang membunuh probiotik penghasil vitamin K.

Menurunkan kadar kolesterol dan trigliserida
Kadar kolesterol dan trigliserida darah berlebihan akan menyebabkan penyakit jantung dan gangguan pembuluh darah. Dalam hal ini probiotik mampu membantu menyerap dan mengeluarkan kadar kolesterol pada saluran pencernaan.

Membantu mencegah kanker
Beberapa jenis 'bakteri baik' seperti Lactobacillus acidophilus dan Lactobacillus bulgaricus memiliki efek antitumor Sedangkan beberapa jenis probiotik bisa memecah nitrosamin, yaitu zat yang bersifat karsinogenik (penyebab kanker) yang dihasilkan oleh senyawa nitrat yang berasal dari bahan pengawet yang digunakan dalam daging olahan seperti kornet.

Mengatasi radan ususUmumnya pasien radang usus mendapatantibiotik untuk membunuh bakteri Helicobacrer pylori yang menjadi penyebabnya. Cara ini memang efektif, namun selain membunuh bakteri tersebut, antibiotik juga membunuh 'bakteri baik' yang kita perlukan sehingga bisa timbul diare sebagai efek sampingannya. Mengkonsumsi probiotik bersamaan dengan antibiotik dapat membantu menyeimbangkan flora usus di samping mencegah diare.

sumber : Majalah Nirmala

Tape Ketan Kandung Probiotik Cegah Diare

MAKANAN probiotik sangat bermanfaat bagi kesehatan tubuh karena mengandung bakteri asam laktat. Makanan tersebut bermanfaat untuk imunitas tubuh, menurunkan kolesterol dan menekan sel-sel kanker. Hal itu dikatakan dosen Fakultas Teknologi Pertanian UGM Dr. Endang S. Rahayu saat seminar nasional probiotik dan prebiotik sebagai makanan fungsional di kampus Unud Bukit Jimbaran, Senin (30/8) kemarin. Kegiatan itu diselenggarakan Pusat Kajian Keamanan Pangan Unud.

Kata Endang, di Indonesia makanan tradisional yang mengandung probiotik salah satunya tape ketan. Agar bakteri asam laktat tetap ada pada tape ketan, makanan tersebut mesti disimpan dalam suhu yang dingin.

''Tape ketan itu sebetulnya dapat dijadikan makanan fungsional karena mengandung bakteri asam laktat. Bakteri asam laktat itu sahabat kita,'' kata Endang S. Rahayu yang Ketua Indonesian Society for Lactic Acid Bakteri Fakultas Teknologi Pertanian UGM itu.
Ketua Panitia seminar Ir. IDG Mayun Permana, M.S. mengatakan bakteri asam laktat sangat berguna bagi kesehatan yaitu mencegah diare. Dengan mengkonsumsi makanan probiotik, bakteri yang negatif dalam usus dapat tersingkir. Dosen Unud Dr. Ir. Nyoman Semadi Antara, M.P. mengatakan bakteri asam laktat merupakan jenis bakteri yang umumnya menguntungkan. Bakteri ini banyak memberikan keuntungan sehingga banyak industri makanan fermentasi memanfaatkannya. Keuntungan lain terhadap kesehatan seperti hubungannya dengan tingkat kolesterol darah, kanker dan produksi antimikroba juga telah banyak diteliti dan mendapat perhatian yang terus meningkat. Pada makanan tertentu, bakteri asam laktat juga dapat meningkatkan mutu gizinya.

Sementara Dr. Ir. Eni Harmayani, M.Sc., dosen Teknologi Pertanian UGM mengatakan mengkonsumsi makanan probiotik dan produk susu fermentasi diketahui dapat menurunkan kadar kolesterol serum sehingga risiko penyakit jantung koroner bisa turun. Beberapa isolat probiotik dan produk makanan probiotik seperti yogurt telah diketahui mempunyai potensi dalam menurunkan kolesterol serum darah. Kemampuan probiotik dan yogurt dalam menurunkan kolesterol telah banyak diteliti. Akan tetapi hasil yang diperoleh masih kontradiksi.
Endang S. Rahayu menambahkan prebiotik yakni komponen makanan yang tidak dapat dicerna tubuh namun merupakan nutrisi untuk pertumbuhan bakteri yang baik pada saluran pencernaan. Peningkatan jumlah bakteri yang baik dapat menekan pertumbuhan bakteri patogen penyebab diare yang membahayakan.

Sedangkan probiotik adalah ingridien makanan berupa bakteri hidup (lactobacilli dan bifidobacteria) yang memiliki manfaat bagi kesehatan tubuh melalui keseimbangan mikrobiota pada saluran pencernaan. Mikrobiota yang seimbang dicapai saat bakteri yang baik jumlahnya tinggi sehingga dapat menekan pertumbuhan bakter patogen enterik (penyebab diare) yang membahayakan. Contoh produk makanan probiotik di antaranya yogurt, susu asam dan tape ketan. Penanganan makanan probiotik lebih kompleks untuk menjaga bakteri tetap hidup. Tidak boleh dipanaskan, namun disimpan dalam suhu dingin.
sumber : Balipost

Menjaga keseimbangan flora usus

Anda adalah apa yang Anda makan. Tampaknya ungkapan ini dipercaya banyak orang sebagai cara paling mudah untuk mengetahui bagaimana karakter seseorang dilihat dari makanan apa saja yang disantap.

Ada banyak jenis makanan yang ditawarkan dengan beragam zat gizi di dalamnya. Namun, sebagai orang yang kenal betul dengan kesehatan tubuh, ada baiknya Anda tahu jenis makanan apa saja yang baik untuk Anda.

Untuk mengenal jenis makanan dan minuman bukan sekadar mengenal rasa, warna, dan bentuknya, tetapi komposisi zat dan bahan yang ada di dalamnya juga harus dikenali.
Salah satu komposisi makanan dan minuman yang banyak dikandung dalam makanan dan patut dikenali profilnya adalah probiotik. Probiotik merupakan salah satu bentuk mikroorganisme. Probiotik adalah bakteri yang bila dikonsumsi akan memberikan dampak bagi kesehatan tubuh.
"Ada dua jenis bakteri, yang satu bakteri baik, tetapi ada juga bakteri jahat yang sama-sama ada pada makanan dan dikonsumsi manusia," ujar Lanny Lestiani, dokter spesialis gizi FKUI.

Beberapa jenis bakteri baik adalah lactobacillus acidophilus, bifidobacterium bifidum, lactobacillus casei, lactobacillus bulgaricus, dan streptococcus faecalis. Jenis bakteri jahat di antaranya staphylococcus, enterococcus, clostridium, bacteroides, dan beberapa bakteri coli.
Dalam prosesnya, perlu adanya keseimbangan flora usus, yaitu keseimbangan antara bakteri yang baik dan jahat yang semuanya berkumpul dalam usus besar. Jika antara bakteri baik dan jahat terjadi ketidakseimbangan, bisa memberi dampak ketidakseimbangan terhadap kesehatan tubuh.

Komposisi bakteri jahat yang lebih dominan daripada bakteri baik akan berdampak pada gangguan kesehatan seperti diare, sembelit, kembung, sariawan, dan kemunculan jamur dalam usus.

Komposisi paling ideal dalam usus besar adalah populasi bakteri baik harusnya lebih dominan jika dibandingkan dengan bakteri jahat karena perlu adanya upaya tubuh mempertahankan mikroflora usus yang sehat dengan bakteri baik.

Lany mengatakan lebih banyaknya komposisi bakteri baik jika dibandingkan dengan bakteri jahat ternyata bisa meningkatkan sintesis vitamin B yang akan meningkatkan sistem imun.
Pendapat Lany tersebut juga didukung oleh Ingrid Surono, ahli prebiotik Indonesia yang menyebutkan bahwa probiotik atau bakteri yang baik juga terbukti mampu mencegah penyakit diare, kanker usus, intoleransi laktosa, alergi, bahkan menurunkan kolesterol.

Beberapa makanan dan minuman terbukti menjadi sumber probiotik, yaitu produk susu fermentasi, keju cottage, susu sapi, jus, dan susu bubuk yang diperkaya dengan kandungan probiotik. Selain itu, ada beberapa jenis probiotik yang terkandung dalam jenis tablet, kapsul dan granula.

Meskipun demikian, Lany sangat menyarankan manusia memerhatikan konsumsi probiotik. Faktor yang menjadi pertimbangan adalah usia, kondisi tubuh apakah sakit ataukah sehat, jenis makanan dan minuman yang habis dikonsumsi, dan label produk probiotik yang dipilih.

sumber : bisnis indonesia

Metabolisme dipengaruhi oleh probiotik

Menurut hasil sebuah studi yang dipublikasikan dalam jurnal Molecular Systems Biology edisi Januari 2008, probiotik, seperti dalam minuman yoghurt mengandung bakteri hidup, mempunyai efek terhadap metabolisme.

Penelitian ini pertama-tama melihat detil bagaimana probiotik mengubah biokimia kuman yang dikenal sebagai mikroba saluran cerna, yang hidup di dalam saluran cerna dan berperan penting dalam metabolisme seseorang. Orang yang berbeda mempunyai tipe mikroba yang berbeda di dalamnya dan ketidaknormalan di dalam beberapa tipe, baru-baru ini dikaitkan dengan penyakit seperti diabetes dan obesitas.

Untuk studi ini, para peneliti dari Imperial College London dan Nestle Research Center memberikan 2 tipe minuman probiotik pada tikus yang telah dicangkok mikroba saluran cerna manusia. Probiotik mengandung bakteri ‘baik’ dan beberapa bukti menjelaskan bahwa penambahan bakteri ‘baik’ pada saluran cerna dapat membantu sistem pencernaan.

Para peneliti membandingkan kadar metabolit yang berbeda di dalam hati, darah, urin dan feses tikus yang menerima perlakuan dengan probiotik dan yang tidak mendapat perlakuan. Mereka menemukan bahwa penanganan dengan probiotik mempunyai efek biokimia secara keseluruhan dan efek ini berbeda nyata antara 2 strain probiotik Lactobacillus paracasei dan Lactobacillus rhamnosus. Penambahan bakteri ‘baik’ mengubah perilaku kuman di dalam saluran cerana, tidak hanya karena peningkatan bakteri ini, tapi juga karena bakteri ‘baik’ bekerja dengan bakteri normal dalam saluran cerna yang meningkatkan efeknya.

Satu dari sekian banyak perubahan biokimia yang diamati oleh para peneliti adalah perubahan dalam tikus yang ditangani probiotik memetabolisme asam empedu. Asam empedu ini dihasilkan oleh hati dan fungsi utamanya mengemulsikan lemak di saluran cerna bagaian atas. Jika probiotik dapat mempengaruhi jalur metabolisme asam empedu, berarti mereka dapat mengubah berapa banyak lemak yang dapat diserap.

Profesor Jeremy Nicholson, penulis korespondensi studi ini dari Departement of Biomolekular Medicine di Imperial College, menjelaskan beberapa argumen bahwa probiotik tidak dapat mempengaruhi mikroflora saluran cerna, antara lain adanya paling sedikit satu milyar bakteri dalam 1 kemasan yoghurt sedangkan ada ratusan triliun di dalam saluran cerna. Studi ini menunjukkan bahwa probiotik mempunyai efek dan berinteraksi dengan ekologi lokal serta berinteraksi satu sama lain. Para peneliti masih mencoba memahami perubahan apa yang mungkin mereka berikan, dalam arti kesehatan menyeluruh, tapi mereka mendapatkan bahwa bakteri ‘baik’ dapat mengubah dinamika seluruh populasi mikroba dalam saluran cerna.

Para peneliti berharap pemahaman baru mengenai bagaimana probiotik dan mikroba saluran cerna berinteraksi akhirnya memungkinkan pengembangan terapi probiotik baru, yang dapat dibuat khusus bagi orang-orang dengan kondisi berbeda dan kondisi metabolik berbeda.

Dr. Sunil Kochar, penulis lain studi ini dari Nestle Research Center menambahkan, memahami perubahan dalam kejadian molekular yang dipicu oleh bakteri menguntungkan pada metabolime inang adalah awal yang penting dalam usaha kita mengembangkan solusi nutrisi pribadi untuk mempertahankan dan atau meningkatkan kesehatan pelanggan masing-masing individu. Hasil studi ini sangat menjanjikan untuk nutrisi personal.
sumber : Kalbe

Hambat Batu Ginjal dengan Bakteri Probiotik

Bakteri yang menguntungkan tubuh atau probiotik selama ini dikenal sangat bermanfaat dalam menjaga kesehatan pencernaan. Dari sekian banyak bakteri probiotik, kita mengenal beberapa nama seperti Lactobacillus atau Bifidobacterium.

Menurut hasil sebuah penelitian di Amerika Serikat, bakteri probiotik juga ternyata berpotensi besar dalam menurunkan risiko mengidap penyakit batu ginjal kambuhan. Seperti yang dipubliksikan dalam jurnal The American Society of Nephrology, seseorang yang dalam ususnya memiliki bakteri Oxalobacter formigenes dalam jumlah besar dapat terhindar dari risiko penyakit batu ginjal hingga 70 persen.

Dengan hasil temuan ini, para peneliti dari Universitas Boston kini tengah berupaya mengembangkan metode untuk memanfaatkan bakteri ini sebagai pengobatan probiotik.
Batu ginjal merupakan benda yang terbentuk dalam organ akibat pengendapan kotoran atau zat buangan dalam urin. Biasanya, ukuran batu ini bervariasi mulai dari sebesar pasir hingga permata. Teksturnya pun ada yang kasar bergerigi atau bahkan halus. Sedangkan warnanya ada yang kuning atau pun coklat.

Bila batu terbentuk dalam ginjal seseorang, batu tersebut bisa bergerak dan menyusuri bagian lain dari sistem urin. Batu ini lalu menghambat aliran urin dan menyebabkan infeksi serta rasa sakit yang begitu hebat atau bahkan dapat menimbulkan gagal ginjal.
Pembentukan batu ginjal biasanya terjadi pada pria atau wanita di usia 20 hingga 40 tahun. Hampir 80 persen kasus batu ginjal kebanyakan dipengaruhi oleh senyawa yang disebut kalsium oksalat.

Hancurkan oksalat

Bakteri O.formigenes ternyata mampu menghancurkan oksalat dalam saluran pencernaan atau usus dan jumlahnya bisa mencapai miliaran pada orang dewasa normal.

Para ahli dari Boston ini melakukan riset dengan cara membandingkan 247 pasien yang mengalami batu ginjal kambuhan dengan 259 partisipan lain yang tidak memiliki batu ginjal.
Hasil riset menunjukkan, hanya 17 persen dari kelompok pengidap batu ginjal yang ususnya dihuni bakteri O.formigenes dalam jumlah banyak, sedangkan prosentase pada kelompok sehat mencapai 38 persen.

¨Temuan kami ini memiliki potensi sangat penting dari segi klinis. Kemungkinan untuk menggunakan bakteri sebagai probiotik memang masih dalam tahap awal investigasi,¨ ungkap Professor David Kaufman dari Universitas Boston.

Sementara itu Derek Machin, direktur bagian urologi University Hospital Aintree berpendapat, temuan ini akane membuka jalan bagi ditemukannnya pengobatan efektif bagi batu ginjal kambuhan.

Namun begitu ia menyatakan penelitian secara klinis perlu dilakukan lebih lanjut sebelum bekteri ini benar-benar dapat dipakai sebagai probitok.

Menurutnya, batu ginjal sering dikaitkan dengan dehidrasi dan kasusnya lebih banyak terjadi di negera-negara beriklim kering dan panas seperti Arab Saudi. Batu ginjal juga berhubungan dengan tingginya pengeluaran atau ekskresi kalsium. Namun pada banyak kasus, penyebabnya tidak diketahui dengan jelas

Dari Daya Tahan Tubuh hingga Mencegah Kanker

Meski ukurannya sangat kecil sebagaimana lumrahnya suatu bakteri atau kuman, jika jumlahnya memadai, peranan bakteri probiotik sungguh luar biasa. Itulah sebabnya, probiotik dikenal sebagai bakteri baik. Namun, agar layak disebut probiotik juga harus memenuhi beberapa syarat penting. Apa yang membedakan probiotik dengan kuman lainnya?

Beberapa dekade yang lalu, riset terhadap hewan percobaan tikus yang dipelihara dalam keadaan suci hama atau bebas kuman terbukti memiliki organ-organ tubuh seperti hati, jantung, serta paru-paru yang lebih kecil dan ringan. Di sisi lain, konsumsi ransum lebih banyak dan rentan terhadap infeksi penyakit. Sebaliknya, tikus yang dipelihara dalam kondisi normal secara konvensional, organ tubuh lebih besar, lebih berat, dan secara keseluruhan tubuhnya lebih berat. Kenyataan ini membuktikan pentingnya keberadaan bakteri dalam saluran cerna terhadap nutrisi dan kesehatan.

Keistimewaan bakteri probiotik

Secara umum, bakteri probiotik untuk manusia terdiri atas kelompok bakteri asam laktat dan Bifidobacteria, yang merupakan kelompok bakteri gram positif. Apa yang membedakan bakteri asam laktat dengan bakteri lainnya? Mengapa bakteri asam laktat disebut bakteri baik dan ada pula yang disebut bakteri jahat?

Bakteri asam laktat tidak dapat membusukkan protein sehingga tidak dapat menghasilkan senyawa beracun apa pun. Di samping itu juga masuk dalam status GRAS (generally recognized as safe), kelompok bakteri baik juga harus sensitif terhadap antibiotik.

Namun tidak secara otomatis bakteri asam laktat dan Bifidobacteria adalah bakteri probiotik. Syaratnya, apabila dikonsumsi dalam keadaan hidup dengan jumlah memadai, yaitu minimum 108 satuan bakteri per hari, harus dapat bertahan hidup terhadap lisozim dari air liur, kondisi asam dalam lambung (pH 2), dan asam atau garam empedu dalam usus halus sehingga dapat mencapai usus dalam keadaan hidup. Selain itu, tidak menghasilkan racun, tidak menimbulkan infeksi penyakit, dan memberikan manfaat kesehatan bagi manusia.

Pemberian nama bakteri terdiri atas genus, spesies, dan strain. Tiap individu makhluk hidup mempunyai karakter yang berbeda, demikian pula bakteri probiotik sangat strain spesifik. Bakteri asam laktat Lactobacillus casei tidak bisa secara umum disebut bakteri probiotik karena memiliki berbagai strain, misalnya strain Shirota, strain LC-05 dan lainnya perlu teruji sifat probiotiknya. Habitat bakteri asam laktat adalah usus halus, sedangkan Bifidobacteria adalah usus besar.

Syarat lainnya yang tidak kalah penting bagi probiotik adalah mampu menempel pada mukosa usus, mampu berkolonisasi, agar dapat berinteraksi (cross talk) dengan sel epitel usus, sehingga dapat menstimulir sistem imun dan dapat mengusir bakteri patogen.

Simbiosis

Saluran cerna berawal dari mulut dan berakhir di anus. Di dalamnya terdapat berbagai rintangan yang bisa menjegal keberadaan bakteri probiotik. Probiotik harus mampu mengatasi berbagai rintangan dalam saluran cerna. Hanya sedikit, baik jumlah maupun jenis bakteri, yang bisa bertahan dalam lambung, di antaranya bakteri probiotik.

Bayi yang baru lahir kondisi saluran cernanya dalam keadaan steril. Tangisan pertama mengawali kolonisasi bakteri. Hadiah pertama yang diberikan seorang ibu kepada bayinya adalah bakteri baik, melalui jalan lahir apabila dilahirkan secara normal.

Apabila bayi yang dilahirkan dengan operasi caesar, maka bakteri yang ada pada ruang operasi, baik yang berasal dari peralatan maupun para medis, segera berdomisili dalam saluran cernanya.

Beberapa riset juga membuktikan bahwa bayi yang dilahirkan normal prevalensi alerginya lebih rendah ketimbang bayi yang dilahirkan secara caesar. Demikian juga bayi yang mendapatkan ASI, saluran cernanya lebih banyak didominasi oleh Bifidobacteria karena dalam ASI terkandung berbagai senyawa pendukung pertumbuhan bakteri baik yang dikenal sebagai prebiotik.

Semakin kompleks asupan makanan, sejak bayi mendapatkan makanan pendamping ASI, semakin beragam bakteri yang bermukim dalam saluran cernanya. Ini membentuk suatu komunitas tersendiri yang jumlahnya bisa mencapai triliunan bakteri. Bahkan, pada orang dewasa jumlahnya 10 kali lebih banyak dari jumlah sel dalam tubuh manusia.
Sistem imun saluran cerna secara terus-menerus terpajan mikrobiota usus, termasuk juga bakteri patogen yang secara tidak sengaja tertelan melalui makanan. Sistem imun manusia 80 persen berada dalam saluran cerna.

Spesifik

Profil komunitas mikrobiota dalam saluran cerna juga sangat spesifik pada tiap individu dan secara umum dipengaruhi oleh metode persalinan, pemberian ASI, genetik, serta gaya hidup. Termasuk di dalamnya adalah perilaku makan dan kebersihan seseorang, kondisi kesehatan, terapi obat-obatan khususnya antibiotik, serta usia.

Stres dan makanan yang terlalu banyak lemak, rendah serat, dan semakin bertambahnya usia mengakibatkan gangguan keseimbangan komunitas mikrobiota dalam saluran cerna.
Komunitas mikrobiota dalam usus berlomba dalam mendapatkan tempat untuk menempel pada sel epitel. Jadi, kalau bakteri jahat mendominasi dan menempel di sel epitel usus, akan mengakibatkan terjadinya keracunan. Bisa juga menimbulkan penyakit kalau bakteri tersebut adalah bakteri patogen.

Bakteri probiotik adalah bakteri gram positif yang komponen dinding selnya terdiri dari peptidoglycan dan teichoic acid yang merupakan komponen aktif yang berperan dalam berinteraksi dengan sel epitel.

Probiotik juga mampu mencegah pertumbuhan dan penempelan bakteri patogen dalam saluran cerna melalui produksi dan sekresi antimikrobial.

Jaga saluran cerna

Penuaan berawal dari saluran cerna. Saluran cerna yang banyak didominasi oleh bakteri jahat akan dilimpahi oleh berbagai jenis racun, senyawa pembusuk, dan karsinogen yang dihasilkan oleh bakteri jahat. Hal ini berdampak negatif bagi kesehatan dari yang ringan, seperti penyerapan nutrisi yang tidak optimal, penurunan daya tahan tubuh, infeksi penyakit, sembelit, hingga kanker. Bahkan dapat mengakibatkan penuaan dini. Itulah sebabnya kesehatan saluran cerna sangatlah penting.

Kesehatan saluran cerna dapat dijaga dengan manipulasi melalui pengaturan diet yang mengandung prebiotik, probiotik, atau kombinasi keduanya. Pengaturan populasi jumlah dan jenis bakteri, baik dalam komunitas mikrobiota saluran cerna, dapat dilakukan melalui perilaku hidup sehat. Misalnya, dengan diet seimbang yang mengandung bakteri probiotik, dan serat pangan, oligosakharida, atau senyawa prebiotik lainnya yang banyak dijumpai pada pisang, ubi jalar, bawang (onion).

Perilaku hidup bersih dan sehat, serta pemberian ASI eksklusif, yang merupakan program kesehatan anjuran pemerintah, harus mendapat dukungan penuh dari masyarakat agar kesehatan saluran cerna tetap terjaga.

Ingrid S Waspodo Tropmed RCCN Universitas Indonesia
sumber : Kompas

Ganti Antibiotik dengan Probiotik dan Prebiotik

Antibiotik selama bertahun-tahun telah menjadi obat mujarab untuk menyembuhkan berbagai macam penyakit. Obat ini seringkali menjadi jurus pamungkas bagi para dokter untuk “kesembuhan” pasien-pasiennya, tanpa memandang berat ringan penyakit yang diderita, usia, dan kondisi kesehatan mereka. Padahal, konsumsi antibiotik tidak selamanya menjadi solusi terbaik atas suatu keluhan penyakit.

Zahner dan Mass (1972) mendefinisikan antibiotik sebagai substansi yang dihasilkan oleh organisme hidup yang dalam konsentrasi rendah dapat menghambat atau membunuh organisme lainnya. Antibiotik berasal dari kata anti dan bios (hidup, kehidupan). Dengan demikian, antibiotik merupakan suatu zat yang bisa membunuh atau melemahkan suatu makhluk hidup, yaitu mikro-organisme (jasad renik) seperti bakteri, parasit, atau jamur.

Untuk penyakit yang disebabkan oleh bakteri, antibiotik cukup dapat diandalkan. Contoh penyakit akibat infeksi bakteri adalah sebagian infeksi telinga, infeksi sinus berat, radang tenggorokan akibat infeksi kuman Streptokokus, infeksi saluran kemih, tifus, tuberkulosis, dan diare akibat amoeba hystolytica. Namun, antibiotik tidak dapat membunuh virus. Karena itu, antibiotik tidak dapat digunakan untuk menyembuhkan penyakit yang disebabkan oleh virus. Dengan kata lain, antibiotik bukanlah obat dewa penyembuh segala macam penyakit.

Jenis Antibiotik
Kehebatan “si peluru ajaib” dalam menyembuhkan berbagai macam penyakit infeksi, kemudian diikuti oleh penemuan dan pengembangan berbagai jenis antibiotik lainnya. Saat ini lebih dari 100 jenis antibiotik telah tersedia untuk mengobati beragam jenis infeksi, baik yang ringan maupun yang sangat berat. Dari 100 jenis antibiotik tersebut, kemudian dikelompokkan menjadi 9 kelompok besar berdasarkan struktur kimianya.

Berdasarkan mekanisme aksinya, yaitu mekanisme bagaimana antibiotik secara efektif meracuni sel bakteri, antibiotik dikelompokkan sebagai berikut: (1) mengganggu sintesis dinding sel (seperti penisilin, sefalosporin, imipenem, vankomisin, basitrasin); (2) mengganggu sintesis protein bakteri (seperti klindamisin, linkomisin, kloramfenikol, makrolida, tetrasiklin, gentamisin); (3) menghambat sintesis folat (seperti sulfonamida dan trimetoprim); (4) mengganggu sintesis DNA, (seperti metronidasol, kinolon, novobiosin); (5) mengganggu sintesis RNA (seperti rifampisin); serta (6) mengganggu fungsi membran sel (seperti polimiksin B, gramisidin).

Berdasarkan organisme yang dilawan dan jenis infeksi, antibiotik dapat dibedakan menjadi antibiotik yang hanya dapat membidik bakteri gram positif atau gram negatif saja, serta bakteri yang berspektrum luas, yaitu dapat membidik bakteri gram positif dan negatif.

Salah Kaprah
Penggunaan antibiotik di Indonesia memang nyaris tanpa arahan. Banyak dokter meresepkan antibiotik kepada para pasiennya, padahal sebetulnya mereka tidak membutuhkan. Indonesia memang belum memiliki standar baku mengenai penggunaan antibiotik, sementara di negara-negara lain aturan pemakaian telah baku untuk setiap jenis penyakit.

Bila anak-anak yang mengalami panas, batuk, dan pilek akut diperiksakan ke dokter, kemungkinan besar dokter akan meresepkan antibiotik. Hal tersebut tidaklah tepat karena 90 persen dari penyakit tersebut disebabkan oleh virus, bukan bakteri.

Karena itu, pemberian antibiotik tidak akan mempan untuk menyembuhkan penyakit tersebut. Sebaliknya, pemberian antibiotik tersebut justru akan merugikan sistem kekebalan tubuh si anak.

Antibiotik selama ini dikenal sebagai obat sejuta penyakit karena berbagai penyakit dianggap dapat disembuhkan dengan hanya mengonsumsi antibiotik. Beberapa ahli medis bahkan tidak segan-segan memberi resep antibiotik dengan dosis berlebih dan tidak mengenal batas usia. Penggunaan antibiotik yang salah kaprah ini jelas dapat merupakan bom waktu yang sangat berbahaya.

Dalam hal penggunaan antibiotik, satu hal yang perlu ditekankan bahwa antibiotik hanya dapat membunuh bakteri, sehingga penyakit-penyakit yang disebabkan oleh virus seperti influenza tidak dapat disembuhkan dengan antibiotik. Penggunaan dosis antibiotik juga haruslah tepat, tidak boleh lebih dan tidak boleh kurang.

Penggunaan antibiotik berlebih akan menyebabkan overdosis. Sebaliknya, penggunaan yang kurang akan menyebabkan bakteri resisten (kebal) dan membentuk varian bakteri baru, yang justru dapat menimbulkan penyakit yang lebih berbahaya.

Praktik penggunaan antibiotik yang salah juga terlihat dari perilaku pasien yang menghentikan konsumsi antibiotik ketika tubuhnya mulai terasa sehat. Perilaku tersebut sangatlah berbahaya mengingat konsumsi antibiotik yang tidak tuntas menyebabkan bakteri penyebab penyakit di dalam tubuh tidak sepenuhnya punah. Hal tersebut justru akan memicu bakteri untuk bermutasi menciptakan gen yang lebih tahan terhadap antibiotik tersebut.

Sebuah publikasi yang dikeluarkan oleh Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia menyatakan bahwa di Indonesia telah ditemukan 23 bakteri jenis Escherichia coli dan 33 bakteri jenis Klebsiella pneumonia yang kebal terhadap antibiotik, sebagai akibat dari penggunaan antibiotik yang tidak tepat guna. Tingkat kekebalan bakteri tersebut meningkat 2-3 kali lipat sejak tahun 1997.

Pada tahun 1989, sebanyak 83 persen kasus wabah tifus di India tidak dapat ditanggulangi karena bakteri penyebab penyakit tersebut telah mengalami mutasi, sehingga menjadi kebal terhadap antibiotik. Itulah sebabnya penggunaan antibiotik tidak dapat sama dari waktu ke waktu, meskipun jenis penyakitnya sama. Besar kemungkinan bakteri akan mengalami mutasi, sehingga jenis dan dosis antibiotik yang sama tidak dapat lagi diandalkan untuk membunuh jenis bakteri tersebut.
sumber : gayahidupsehatonline

Probiotik Atasi Gangguan Pencernaan pada Manula

Probiotik yang dikemas dalam bentuk minuman seperti yogurt atau dalam bentuk kapsul diketahui dapat melindungi pencernaan akibat berbagai kondisi yang sering terjadi pada orang tua. Para peneliti mengatakan supaya kita lebih berhati-hati dalam memilih produk probiotik yang dijual di pasaran, karena cukup banyak produk yang meng”klaim” mengandung probiotik namun kenyataannya tidak efektif.

Produk probiotik yang baik adalah yang memiliki kemampuan memperbaiki strain bakteri hidup dalam saluran pencernaan, seperti bifidobacteria atau lactobacilli. Selain itu, produk tersebut juga harus memiliki kandungan bakteri sekitar 10 juta bakteri atau lebih. Syarat ini dikeluarkan oleh New European Union sebagai syarat yang harus dipenuhi untuk disebut sebagai produk yang mengandung probiotik.

Perlu diketahui, orang tua memiliki jumlah bakteri baik di dalam usus lebih sedikit dibandingkan dengan yang dimiliki oleh mereka yang berusia muda. Sebaliknya, orang tua memiliki bakteri jahat yang lebih banyak di ususnya bila dibandingkan yang dimiliki oleh anak muda.
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa kadar bakteri baik di usus pada orang tua yang berusia diatas 60 tahun berkurang sekitar 1000 bakteri baik bila dibandingkan dengan yang dimiliki oleh anak muda. Hal itu menyebabkan sering timbulnya masalah infeksi pencernaan yang dialami oleh orang tua.

Kita sebenarnya memiliki bakteri baik di usus yang berguna untuk mencerna makanan dengan baik dan juga bermanfaat melindungi tubuh dari berbagai penyakit. Jadi untuk menjaga kondisi tersebut dibutuhkan adanya keseimbangan antara jumlah bakteri baik dan bakteri jahat.
Orang tua dengan jumlah bakteri baik yang lebih sedikit diketahui dengan pemberian suplemen probiotik dapat membantu menjaga keseimbangan mikroba dalam saluran pencernaannya. Probiotik mengandung strain bakteri hidup yang dapat dicampurkan dalam bubuk (tepung), yogurt, jus buah maupun berbagai produk lainnya.

Probiotik diketahui dapat melindungi orang tua dari berbagai komplikasi yang disebabkan oleh racun bakteri, seperti E. coli. Disebutkan pula bahwa penggunaan probiotik dalam melawan berbagai kondisi pencernaan seperti diare maupun diare yang berhubungan dengan penggunaan antibiotik

Probiotik dapat mencegah enterokolitis pada bayi prematur

Sebuah artikel dalam the Lancet edisi khusus gastroenterologi, probiotik (bakteri baik) dapat menurangi necrotizing enterocolitis pada bayi lahir prematur yang lahir sebelum 33 minggu kehamilan. necrotizing enterocolitis adalah infeksi yang menyerang dan membunuh pertahanan usus dan berdampak utama pada bayi prematur.

Dr. Sanjay Patole dan koleganya dari King Edward Memorial Hospital for Woman di Perth, Australia mempelajari hasil 7 trial yang melibatkan bayi yang dilahirkan pada minggu ke-33 atau sebelumnya dan berat badannya kurang dari 1,5 kg.

Dalam studi yang mengkombinasikan hasil dengan trial sebelumnya (meta analisis), para peneliti menemukan risiko kontak necrotising enterocolitis berkurang 64 % dan risiko kematian menurun 53 % pada kelompok bayi prematur yang diberikan probiotik dibandingkan kelompok kontrol. Risiko sepsis yang terjadi pada bayi tidak berbeda bermakna antara kelompok yang diberi probiotik dan kelompok kontrol.

Waktu yang diperlukan bayi prematur mendapatkan makanan secara penuh lebih sedikit bila mereka diberikan suplemen probiotik, dengan rata-rata mendekati 3 hari. Patole menjelaskan hasil konsisten terlihat, meskipun perbedaan dalam dosis, waktu dan tipe organisme yang digunakan, menyarankan bahwa kebebasan substansial tersedia dalam pemilihan regimen probiotik dalam merancang trial lebih lanjut. Mereka menyimpulkan bahwa “Bila trial yang didisain baik dan berskala besar membuktikan hasil kami, maka dapat menjadi landasan yang sangat kuat untuk menggunakan probiotik pada bay-bayi prematur”.

Dr. Carlo Caffarelli dari Paediatric Clinic, University of Parma, Italia mengatakan : “Pengukuran biasa untuk mencegah necrotising enterocolitis adalah memberikan ASI dan memperlambat proses kelahiran. Penelaahan oleh Patole dan koleganya merupakan tahapan penting dalam penggunaan porbiotik. Namun demikian, trial skala besar diperlukan sebelum merekomendasikan bahan yang berprospek ini.

Probiotik, Pemusnah Batu Ginjal

Banyak cara untuk mengatasi tumpukan batu ginjal. Kini, bahkan, ada cara baru yang diklaim sangat efektif mengurangi risiko munculnya kembali batu ginjal di saluran kemih.

Cara pengobatan baru itu berupa pemberian bakteri bernama Oxalobacter formigenes. Tingkat keberhasilannya mencapai 70%.

Para peneliti di Boston University, AS, tengah melakukan penelitian mengenai kemungkinan menggunakan bakteri itu sebagai perawatan probiotik. Hasil penelitian itu bisa disimak dalam Journal of the American Society of Nephrology.

Batu ginjal berdimensi kecil dan keras seperti pasir yang terbentuk dari endapan di saluran kemih dan berwarna kuning atau kecokelatan.

Ketika batu ginjal terbentuk dalam ginjal, benda kecil ini kemungkinan berjalan melalui beberapa bagian dari sistem saluran kemih. Akibat yang ditimbulkannya, antara lain, buang air kecil tidak lancar dan pada akhirnya memicu infeksi, sakit teramat parah dan gagal ginjal.

Tiga dari 20 laki-laki dan satu dari 20 perempuan di Inggris akan mengalami tumpukan batu ginjal sekali dalam hidupnya. Biasanya, gangguan batu ginjal itu terjadi pada usia 20 hingga 40.
Berdasarkan penelitian, 80% batu ginjal terbentuk dari campuran yang bernama calcium oxalate. Nah, dengan oxalobacter formigenes, pembentukan oxalate di saluran kemih akan dihambat.

Tim peneliti Boston membandingkan 247 pasien yang memiliki batu ginjal calcium oxalate dengan 259 orang yang tidak memiliki sejarah kondisi ini. Hasilnya, peneliti menemukan bahwa hanya 17% batu ginjal dalam grup itu yang berhasil diredam oleh Oxalobacter formigenes. Bandingkan dengan 38% dalam grup orang yang sehat.

Para peneliti itu menyebutkan bahwa hasil temuan mereka memiliki potensi untuk dikembangkan menjadi metode perawatan klinis yang potensial dalam mencegah terjadinya kembali tumpukan batu ginjal di saluran kemih.

Derek Machin, Direktur Klinis Urologi University Hospital, Aintree, mengatakan, perawatan efektif dalam mengatasi penumpukan batu ginjal merupakan langkah maju.

Ia mengatakan, perawatan terhadap gangguan batu ginjal berukuran besar biasanya dilakukan dengan menggunakan gelombang kejut. Tapi, cara ini ternyata tidak selalu efektif menuntaskan gangguan itu.

Menghancurkan batu ginjal melalui gelombang kejut di saluran kemih biasanya menimbulkan rasa sakit yang luar biasa.

Machin mengingatkan, banyak hal harus dilakukan sebelum uji klinis probiotik dan akan dipertimbangkan untuk diterapkan.

Machin juga menyebutkan, penyebab utama penumpukan batu ginjal adalah dehidrasi dan umum ditemukan di negara-negara yang cuacanya kering dan panas seperti Arab Saudi.

Probiotik dan Prebiotik untuk Kesehatan

Usus dulunya hanya dipandang sebagai gudang penyimpan makanan dan tong sampah sisa pencernaan makanan. Belakangan cara pandang ilmuawan berubah. Usus dianggap organ penting sejak diketahui ada milyaran mikroba dalam usus yang berperan bagi kesehatan.
.
Bakteri atau flora usus ada sekitar 100-400 jenis. Jumlah keseluruhan dalam usus mencapai trilyunan. Secara sederhana dikelompokkan sebagai bakteri baik (misalnya Bifidobacterium, Eubacterium dan Lactobacillus) dan bakteri jahat (Clostridium, Shigella, dan Veillonella).
.
Bakteri-bakteri itu hidup dalam kesimbangan. Jika kesimbangan terganggu, bakteri jahat alias bakteri patogen (penyebab penyakit) meningkat, maka kesehatan orang yang bersangkutan akan terganggu.

Upaya menyeimbangkan flora usus dibahas dalam seminar “Trend Makanan Sehat: Prebiotik dan Probiotik” yang diselenggarakan Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Indonesia (Gapmmi), akhir pekan lalu.

Salah seorang pembicara. Dr Rina Agustini Ahmad MSc, peneliti dan pengajar pada South East Asian Ministers of Education Organization—Tropical Medicine and Public Health (SEAMEO-Tropmed) Pusat Kajian Gizi Regional Universitas Indonesia menyatakan, kestabilan flora usus bisa terganggu antara lain oleh antibiotika, infeksi bakteri dan virus, kemoterapi, radiasi, pola makan, stres dan iklim.

Bakteri jahat mengeluarkan racun yang bisa menyebabkan diare serta mengeluarkan enzim yang mendorong terbentuknya senyawa karsinogenik dalam saluran pencernaan. Sebaliknya, bakteri baik akan menghasilkan antibiotika alami yang membantu keutuhan mukosa usus, proses metabolisme, serta meningkatkan kekebalan tubuh. Bakteri baik ini disebut probiotik.
.
Konsep probiotik sudah dikenal sejak 2000 tahun yang lalu. Namun baru awal abad ke-19 dibuktikan secara ilmiah oleh Ilya Metchnikoff, seorang ilmuawan Rusia yang bekerja di Institut Pasteur, Paris. Metchnikoff mendapatkan, bangsa Bulgaria yang mempunyai kebiasaan mengonsumsi yogurt (susu fermentasi) tetap sehat dalam usia lanjut.

Susu fermentasi diketahui mengandung bakteri asam laktat yang mampu meningkatkan kerja enzim galaktosidase yang memudahkan pencernaan laktosa dalam usus, meningkatkan kualitas nutrisi, menurunkan kadar kolesterol darah, mencegah kanker dan mengatasi diare.
.
Probiotik juga dipercaya dapat mencegah konstipasi, meningkatkan metabolisme mineral terutama kalsium, mengurangi bakteri Helycobacter pylori yang menyebabkan infeksi lambung berkepanjangan.

Kemampuan probiotik mengatasi diare telah diteliti di negara maju dan berkembang.
Definisi diare menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) adalah buang air besar encer atau cair lebih daripada tiga kali sehari. Diare disebabkan jahat maupun virus dalam usus. Contohnya, Clostridium difficile yang menyebabkan diare pada orang dewasa dan rotavirus yang menimbulan diare pada anak

Pengobatan diare yang disarankan WHO adalah rehidrasi dengan cairan mengandung natrium dan kalium untuk menggantikan cairan dan elektrolit tubuh yang hilang. Antidiare atau antimuntah tidak dianjurkan untuk diberikan. Antibiotik hanya digunakan pada kasus diare invasif seperti disentri atau kolera.

Bagi sebagian ahli, lanjut Rina, rehidrasi dianggap tidak cukup. Penderita diare perlu nutrisi untuk memulihkan kondisi usus. Pemberian probiotik dapat menjadi alternatif pengelolaan nutrisi pada penderita diare.

Penelitian Isolauri dari Finlandia di laboratorium mendapatkan probiotik mampu mencegah invasi bakteri jahat dan memproduksi antibiotika yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri jahat. Uji klinis yang dilakukan Savedra di AS membuktikan efek positif Bifidobacterium bifidum pada 55 anak penderita diare akut.

Penelitian di Pakistan dan Thailand membuktikan, Lactobacillus GG dapat mengurangi jumlah pasien yang mengalami diare persisten.

Pemberian Lactobacillus GG mampu memendekkan durasi diare dari 3,5 hari menjadi 2,5 hari pada anak yang dirawat di rumah. Konsentrasi serum antibodi IgA untuk melawan rotavirus meningkat secara signifikan apada anak yang diberi probiotik.

SEAMEO-Tropmed Pusat Kajian Gizi Regional melakukan penelitian di Indonesia dan Vietnam. Uji klinis di dua rumah sakit di Jakarta menunjukkan pemberian probiotik Lactobacillus ramnosus dikombinasi dengan prebiotik setelah rehidrasi oral pada 58 bayi penderita diare akut dengan dehidrasi sedang dapat mengurangi lama diare, lama rawat inap, dan pengobatan. Tidak ditemukan efek samping. Penderita tidak diberi antidiare maupun atibiotika.

Di Vietnam dilakukan uji komunitas untuk melihat efek probiotik dalam mencegah diare apada anak di bawah usia tiga tahun. Pemberian susu kedelai yang difermentasi dengan Lactobacillus bulgaricus, Steptococcus thermophilus, dan Bifidobacterium dapat menurunkan kejadian diare pada anak pedesaan Vietnam.

Probiotik yang bermanfaat, demikian Rina, harus memenuhi kriteria diproduksi dalam keadaan hidup dalam jumlah banyak, tetap hidup dan stabil selama penyimpanan dan penggunaan serta dalam ekosistem usus. Hal serupa dikemukakan Dr Inggrid Waspodo MSc MBA dari Pengembangan dan Penerapan Pengobatan Tradisional (P3T) Biotek, Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT).

Makanan probiotik bisa berbentuk susu fermentasi, yogurt, keju,mentega, sari buah dan susu formula yang difortifikasi dengan bakteri asam laktat. Akhir-akhir ini probiotik juga diformulasi dalam bentuk tablet maupun kapsul suplemen. Namun sejauh ini belum ada jaminan jumlah probiotik sesuai dengan iklan serta tetap hidup saat mencapai usus.

Manfaat probiotik dapat dicapai bila probiotik melekat pada sel mukosa usus. Probiotik dari makanan belum banyak dibuktikan bisa melekat di mukosa usus. Karenanya untuk memperoleh manfaat dari makanan probiotik, orang harus terus menerus mengonsumsinya.

Prebiotik, demikian Inggrid, merupakan kelompok oligosakarida seperti rafinosa, stakhios, agalakto-oligosakarida, frukto-oligosakarida, frukto-oligosakarida, inulin, serta beberapa jenis peptida dari protein yang tidak dapat dicerna, sehingga mencapai usus.

Prebiotik merupakan nutrisi yang sesuai bagi bakteri baik, tapi tidak cocok bagi bakreri jahat, sehingga bisa meningkatkan bakreri baik dalam usus. Kombinasi probiotik dan prebiotik untuk meningkatkan kesehatan tubuh disebut sinbiotik.

Prebiotik secara alami terdapat pada biji-bijian, sayuran, dan buah-buahan. Produk olahan kedelai seperti tempe, tahu, dan tauco, kaya akan prebiotik. Rina menambahkan, prebiotik juga dapat diperoleh dari akar tanaman Chichorium intybus, gandum utuh, bawang bombay,
bawang putih,dan pisang.

Sumber: Kompas, Minggu, 27 Januari 2002

PREBIOTIK dan PROBIOTIK PERKUAT SISTEM PENCERNAAN

Tak sulit memperolehnya lewat makanan sehari-hari.Tahukah Anda, perut merupakan sarang penyakit? Karenanya orangtua perlu memperkuat sistem pencernaan anak. Dengan cara itu orangtua bisa memperkuat daya tahan tubuh anak melawan penyakit. Nah, supaya kesehatan perut terjaga, ada beberapa hal penting yang perlu orangtua perhatikan, yakni:

· Menjaga kebersihan/higienis. Artinya, minimalkan adanya peluang kotoran atau kuman masuk ke dalam mulut. Peluang ini umumnya terjadi saat anak berada di fase oral ditandai dengan kesenangan memasukkan segala sesuatu ke dalam mulut. Sama halnya dengan anak di luar fase oral yang tidak memiliki kebiasaan mencuci tangan, gemar menggigit-gigit kuku, hobi menarik-narik/menggaruk-garuk rambut ataupun minim pengetahuan tentang kebersihan diri dan makanan.

· Menjaga agar usus/saluran pencernaan tidak terinfeksi kuman-kuman jahat. Jika diperlukan, pemberian prebiotik dan probiotik sangat dianjurkan.

· Pemberian ASI pada bayi secara kontinu dan eksklusif sampai usia 6 bulan dan dilanjutkan hingga usia 2 tahun.

PROBIOTIK DAN PREBIOTIK

Pencernaan kuat ditandai dengan mampunya sistem pencernaan berfungsi optimal. Agar hal ini tercapai, orangtua perlu menjaga kestabilan sekaligus keberadaan probiotik dan prebiotik dalam organ pencernaan si kecil. Probiotik adalah sebutan bagi bakteri baik yang mampu mengusir bakteri jahat yang berhasil lolos masuk ke dalam tubuh.
.
Jika jumlah probiotik anak mencukupi, apalagi lebih dari cukup, bisa dipastikan tubuhnya lebih kuat membentengi diri dari serangan penyakit. Tingkat keasaman yang diciptakan probiotik inilah yang sebetulnya dapat membunuh kuman-kuman penyakit penyebab diare, kolera, disentri, dan aneka penyakit perut lainnya.

Sumber probiotik yang mudah ditemukan di pasaran adalah susu fermentasi yang mengandung bakteri baik. Probiotik juga dapat diberikan lewat suplemen atau obat tertentu.

Sedangkan prebiotik adalah makanan bagi si bakteri baik. Jika asupan prebiotik mencukupi tentu jumlah pasukan dalam tubuh (probiotik) pun memadai. Pasukan ini akan mampu bekerja secara optimal dalam menjaga kesehatan tubuh.

Untuk mendapatkan prebiotik tidaklah sulit. Dalam makanan, prebiotik paling banyak terdapat pada buah-buahan (terutama pisang dan tomat), susu, bawang putih, yogurt dan madu. Namun, di antara semua sumber tadi yang paling banyak kandungan prebiotiknya adalah yogurt.
.
Prebiotik juga banyak terdapat dalam ASI. Itulah mengapa pemberian ASI pada bayi merupakan hal yang sangat penting. Apalagi sudah terbukti bahwa selengkap apa pun komposisi susu formula, tidak akan dapat menggantikan ASI. Itulah mengapa, ASI eksklusif disarankan pemberiannya hingga bayi berumur 6 bulan yang kemudian dilanjutkan sampai usia 2 tahun.
.
Namun, tentu saja pemberian prebiotik tidak 100% menjamin si kecil terbebas dari diare, karena diare bukan hanya disebabkan oleh bakteri jahat. Akan tetapi probiotik yang sumber kekuatannya didapat dari prebiotik mampu mengondisikan pencernaan yang lebih sehat dan tidak rentan terhadap serangan kuman penyebab diare.

Pada dasarnya orangtua bisa memperkuat sistem percernaan buah hatinya lewat makanan sehat seperti yang disebutkan di atas. Jika diamati dengan menggunakan mikroskop, maka terlihat di dalam usus terdapat bulu-bulu halus yang kerap disebut jonjot usus. Nah, di atas jonjot inilah terdapat lapisan enzim yang berfungsi mengurai makanan agar bisa diserap jonjot usus kemudian dibawa ke seluruh tubuh. Saat perut diserang kuman jahat, kuman-kuman ini akan menggerogoti jonjot usus hingga akhirnya gundul atau tipis. Dengan demikian lapisan enzim yang ada di atasnya pun akan berkurang atau bahkan musnah.

Jika sudah seperti itu bisa dibayangkan bagaimana makanan yang masuk ke dalam tubuh bisa terurai menjadi zat-zat gizi yang dibutuhkan anak dalam proses tumbuh kembangnya. Padahal kecukupan zat-zat gizi bagi seluruh bagian tubuh amat menentukan proses tumbuh kembang seseorang anak.

Lebih Jauh TENTANG DIARE

Diare sebenarnya merupakan mekanisme tubuh untuk mengeluarkan benda asing yang masuk ke dalam sistem pencernaan. Benda asing ini dapat berupa bakteri, jamur, virus, atau racun. Diare yang kelihatannya sepele itu ternyata merupakan penyakit mematikan peringkat kedua setelah ISPA (Infeksi Saluran Pernapasan Atas).

Sebagai pertolongan pertama, usahakan anak minum segelas oralit setiap kali BAB. Ini berguna untuk menggantikan cairan tubuh yang terbuang. Selain itu, selama terserang diare usahakan anak minum sebanyak mungkin. Terutama minum cairan yang banyak mengandung elektrolit, seperti oralit atau cairan gula dan garam. Jus apel dan teh manis juga dapat diberikan sesuai selera anak. Air tajin juga sangat baik untuk mengatasi diare.

Jika orangtua mengetahuinya dan sigap melakukan langkah-langkah ini pada anak, diare seharusnya tidak menjadi hal yang menakutkan. Jadi, ingat-ingat saja, prinsip mengatasi gangguan diare adalah menggantikan cairan yang keluar dari tubuh. Akan menjadi masalah besar jika diare dibarengi muntah-muntah dan tidak ada masukan sebagai pengganti cairan yang hilang.

APAKAH Sinbiotik?

Kalangan awam boleh jadi pernah mendengar istilah sinbiotik. Namanya memang terdengar agak aneh. Namun sinbiotik sebenarnya merupakan gabungan probiotik dan prebiotik. Manfaatnya tentu saja sama seperti probiotik ataupun prebiotik.

Penentu INFEKSI CERNA
Ada 3 faktor yang menentukan perjalanan mikroba di dalam perut hingga berkembang menjadi penyakit.

* Jumlah kuman yang masuk. Jika sedikit, belum tentu bisa berkembang menjadi penyakit sebab sangat mungkin masih bisa dilawan oleh daya tahan tubuh.

* Ganas tidaknya kuman yang masuk. Jika tergolong ganas, seperti bibit penyakit kolera, jumlah sedikit pun tetap dapat menginfeksi.

* Daya tahan tubuh secara keseluruhan, terutama perut. Kendati jumlah kumannya sedikit, namun bila daya tahan tubuhnya lemah, anak tetap berpeluang besar jatuh sakit.

sumber : Nakita

Probiotik Mengurangi Diare Akibat Pemakaian Antibiotik

Efek kesembuhan dari pemakaian bakteri probiotik untuk kasus diare ini ternyata lebih ditujukan dalam memperbaiki daya tahan tubuh serta penghambatan pertumbuhan bakteri dengan memproduksi sejenis zat yang disebut bacteriocin atau nisin. Pemakaian probiotik, misalnya susu fermentasi yang mengandung Lactobacillus casei strain Shirota, untuk mencegah diare pada kasus pemberian antibiotik pada anak telah dibuktikan dalam sebuah penelitian yang dilakukan German Hospital di Buenos Aires, Argentina.

Penelitian ini melibatkan 86 pasien anak yang sedang mengalami infeksi akut dan diterapi dengan Amoxicillin, dimana usia anak berkisar antara 1- 12 tahun. Dibagi 2 kelompok, pada kelompok pertama dengan jumlah pasien 44 anak diberikan susu fermentasi sekali sehari pada pagi hari selama10 hari pemberian antibiotik. Pada kelompok yang lain jumlahnya 42 anak diberikan plasebo yaitu diberikan susu tanpa Lactobacillus. Pada follow up hari ke 10, hasilnya sungguh di luar dugaan, dimana pada kelompok yang diberikan susu fermentasi tidak ada satupun anak yang mengalami diare pada saat penelitian berlangsung, sedangkan pada kelompok p1asebo 15 % pasien mengalami diare (dengan kemaknaan p<0.01).
.
Hasil penelitian ini telah dipresentasikan oleh dr. Alejandro O’Donnell pada acara 33rd Argentine Congress of Pediatrics. Menurutnya tindakan pencegahan dengan pemberian susu fermentasi ini juga bisa dilakukan pada pemakaian jenis antibiotik lain, meskipun mekanisme kerja sebenarnya dari bakteri probiotik ini belum dapat diketahui secara pasti. Namun dapat dipastikan bahwa pemberian bakteri probiotik akan menambah jumlah flora normal pada usus yang akan membantu kestabilan sel-sel epitel usus.
.
Manfaat Lain Probiotik Terus Dikembangkan Saat ini penelitian terhadap kuman Probiotik masih terus dikembangkan untuk indikasi lain yaitu untuk metabolisme lemak, pencegahan kanker, pengobatan Helicobacter pylori, kasus enterokolitis nekrosis, kasus alergi, kasus infeksi saluran kemih bahkan untuk kasus inflammatory bowel disease juga telah diteliti. Penelitian terhadap probiotik untuk membantu menurunkan kadar kolesterol pernah dilakukan, dan hasilnya diketahui bahwa bakteri probiotik E. faecum cukup baik dalam menurunkan kadar kolesterol. Sedangkan untuk bakteri probiotik L.acidophilus dan bakteri Enterococcus jelas tidak memberikan hasil dalam penelitian tersebut. Lamanya penggunaan dalam penelitian adalah 6 minggu. Sumber : Medical (Jakarta)

Menengok probiotik lagi

Probiotik yang merupakan bahasa Yunani yg berarti “for life” dan dikenalkan pertama kali oleh Metchnikoff; didefinisikan sebagai mikrobia hidup yang secara aktif meningkatkan kesehatan konsumen dengan menyeimbangkan mikroflora dalam saluran pencernaan jika dikonsumsi pada kondisi hidup dalam jumlah yang cukup (Fuller, 1992).

Mengapa kita butuh probiotik?Dosen patofisiologi saya, dr. M. Juffrie, Sp.A K., Ph.D (bagian ilmu kesehatan anak FK UGM) menganalogikan tubuh sebagai sebuah pohon. Pohon ini memiliki akar, batang, daun, dan buah. Pastinya, ia juga harus memiliki akar yang kuat dan sehat untuk dapat menyerap unsur hara dalam tanah. Akar ibarat saluran pencernaan yang juga harus dijaga.Di dalam saluran penceranaan kita, terdapat 100 triliun sel bakteri dan lebih dari 500 macamnya. Artinya, terdapat 105-107 sel bakteri per gram-nya. Secara garis besar, bakteri ini dikelompokkan menjadi bakteri baik dan bakteri jahat. Bakteri baik misalnya: Bifidobacterium, Eubacterium, dan Lactobacillus. Sementara bakteri jahat contohnya: Escheriachia coli, Clostridium perfringence, Salmonella, dan Staphilococcus. Jumlah bakteri baik di dalam saluran cerna kita ini harus dijaga agar kesehatan saluran cerna berada dalam keadaan optinal.

Tentunya bakteri yang termasuk probiotik harus memenuhi sejumlah kondisi sebagai berikut:
  1. Tahan hidup di saluran cerna setelah dikonsumsi: Tahan terhadap lisozim, asam lambung dan asam empedu.
  2. Menjaga keseimbangan bakteri di dalam usus dengan memproduksi hasil metabolisme, kompetitif perlekatan pada reseptor epitel. Hasil metabolisme probiotik: asam laktat, H2O2, bakteriosin, laktase, bile salt hydrolase, dan peptidoglycan.

Bakteri yang termasuk Probiotik
.
Genera Lactobacillus:L. acidophilus, L. bulgaricus, L. lactis, L. casei, L. rhamnosus, L. plantarum, L. helveticusGenera Bifidobacterium:B. longum, B. breve, B. bifidus, B. lactis, B. substilis, B. infantis. Genera Strptococcus:S. thermophillus

Manfaat probiotikWalaupun tidak begitu tenar, menurut Wood (1992), probiotik yang berisi milyaran mikroba ini memiliki 5 manfaat, yaitu:

1. Melindungi saluran pencernaan dari bakteri patogen

Probiotik menghasilkan H2O2 dan bakteriosin sebagai bakterisida atau anti mikroba bagi bakteri jahat. Probiotik juga melekatkan diri pada reseptor sel epitel usus sehingga bakteri patogen tidak bisa melekat (karena perlekatan dengan bakteri patogen dapat menyebabkan infeksi).
.
2. Menurunkan kasus kanker kolon
Probiotik menurunkan kasus kanker kolon dengan metode:
Penghambatan sel kanker Penghambatan terhadap bakteri yg memproduksi b-glucosidase, b-glucuronidase, dan azoreductase yg mengkatalisa konversi prokarsinogen mjd proksimal karsinogen Destruksi karsinogen spt nitrosamin dan menurunkan aktivitas nitroreductase menyerap senyawa karsinogenik daging panggang dengan mengeluarkan peptidoglycan.
.
3. Menurunkan kasus gangguan intestin – diare dan konstipasi
Diare karena bakteri patogen (Salmonella) dan rotavirus mrpk problem di semua negara. Bahkan angka kematian pd bayi karena diare mencapai 30%. Probiotik yg digunakan umumnya L. rhamnosus GG dan B. Longum. Juga disarankan treatment diare dgn antibiotik, harus diikuti dgn pemberian probiotik.
.
Berikut penelitian/jurnal yang menjelaskannnya:
  • Penelitian tahun 1973Beneficial baccteria, such as Lactobacilli and Bifidobacteria species normally live in healthy colon. They displace and inhibit the growth of disease causing bacteria.Poupard JA, Hussain J, Norris RF. Biology of the Bifidobacteria. Bact Rev 1973; 37:36-65
  • Supplementing with bifidobacteria may protect small children from infectious diarrhea.Rasic JL. Bifidobacteria and Diarrhea control in infants and young children. Internal Clin Nutr Rev. 1992;12:27-30 (review).
  • The combination of Bifidobacteria and Strep thermophillus (found in certain yoghurts) dramatically reduces the incidence of acute diarrhea in hospitalize children.Saavedra JM, Bauman NA, Oung I, et. al. Feeding of Bifidobacterium bifidum and Streptococcus thermophillus to infants in hospital for prevention of diarrhea and sheeding of rotavirus. lancet 1994;344:1046-9.
  • Active-culture yoghurt may prevent anti-biotic-induced diarrhea.Colombel JF, Cortet A, Neut C, Romond C, Horburt with Bifidobacterium longum reduces erthromycin-induced gastrointestinal effects. Lancet 1987;ii:43 (letter).
  • Lactobacillus acidophillus inhibit the growth of disease causing bacteria.Bhatia SJ, Kochar N, Abraham P, et al. Lactobacillus acidophillus inhibit growth of Campylobacter pylori in vitro. J Clin Microbiol 1989;27:2328-30

4. Menurunkan kolesterol dalam serum
Mekanisme:
a. Penghambatan sintesa kolesterol
Probiotik menghasilkan enzim BSH (bile salt hydrolase) yang dapat membantu menurunkan kolesterol. Probiotik menghasilkan metabolit yg dpt menghambat sintesa kolesterol di hati, yaitu HMG CoA
b. Pengikatan kolesterol dengan melakukan asimilasi kolesterol di saluran pencernaan

5. Menurunkan alergi terhadap susu
Apabila kadar Enzim ?-galaktosidase kurang, maka kita terkena diare. Probiotik dapat menurunkan kadar laktosa pada susu dengan mengeluarkan enzim laktase (mencerna laktosa menjadi monosakarida).