Pembentukan batu ginjal biasanya terjadi pada pria atau wanita di usia 20 hingga 40 tahun.
Selain merugikan, sejumlah bakteri selama ini juga dikenal memberi manfaat bagi tubuh atau dikenal dengan sebutan probiotik. Sebuah penelitian terbaru di Amerika Serikat (AS) tentang bakteri probiotik mengungkapkan bahwa jenis bakteri ini juga berpotensi menurunkan risiko seseorang mengidap batu ginjal
Selain merugikan, sejumlah bakteri selama ini juga dikenal memberi manfaat bagi tubuh atau dikenal dengan sebutan probiotik. Sebuah penelitian terbaru di Amerika Serikat (AS) tentang bakteri probiotik mengungkapkan bahwa jenis bakteri ini juga berpotensi menurunkan risiko seseorang mengidap batu ginjal
Penelitian yang dipublikasikan dalam edisi terbaru Jurnal The American Society of Nephrology itu menyebutkan bahwa jika seseorang yang dalam ususnya memiliki bakteri Oxalobacter formigenes dalam jumlah besar, maka ia dapat terhindar dari risiko penyakit batu ginjal hingga 70 persen. Selain Oxalobacter formigenes, selama ini dari sekian banyak bakteri probiotik, yang terkenal adalah Lactobacillus atau Bifidobacterium.
''Temuan kami ini memiliki potensi sangat penting dari segi klinis. Kemungkinan untuk menggunakan bakteri sebagai probiotik memang masih dalam tahap awal investigasi,'' ujar ahli kedokteran dari Universitas Boston, Professor David Kaufman, seperti dilansir BBC, Ahad (9/3).
Menurut Kaufman, dengan hasil temuan tersebut para peneliti di Universitas Boston saat ini sedang berupaya mengembangkan metode untuk memanfaatkan bakteri itu sebagai pengobatan probiotik. ''Bakteri Oxalobacter formigenes diprediksi mampu menghancurkan oksalat dalam saluran pencernaan atau usus dan jumlahnya bisa mencapai miliaran pada orang dewasa normal,'' jelasnya.
Para ahli dari Universitas Boston itu melakukan riset dengan cara membandingkan 247 pasien yang mengalami batu ginjal kambuhan dengan 259 partisipan lain yang tidak memiliki batu ginjal. Hasil riset menunjukkan bahwa hanya 17 persen dari kelompok pengidap batu ginjal yang ususnya dihuni bakteri Oxalobacter formigenes dalam jumlah banyak, sedangkan persentase pada kelompok sehat mencapai 38 persen.
Sementara itu, Derek Machin, direktur Urologi University Hospital Aintree berpendapat, hasil penelitian tersebut akan membuka jalan bagi ditemukannnya pengobatan efektif bagi batu ginjal kambuhan. Namun demikian, ia menyatakan penelitian secara klinis perlu dilakukan lebih lanjut sebelum bekteri ini benar-benar dapat digunakan sebagai probitok.
Menurut Machin, batu ginjal sering dikaitkan dengan dehidrasi dan kasusnya lebih banyak terjadi di negara-negara beriklim kering dan panas seperti Arab Saudi. Batu ginjal juga berhubungan dengan tingginya pengeluaran atau ekskresi kalsium. Namun, pada banyak kasus, penyebabnya tidak diketahui dengan jelas. ''Untuk banyak orang, seperti seorang pilot, batu ginjal dapat menjadi masalah yang berkepanjangan. Di beberapa kasus, batu ginjal dapat menghancurkan fungsi ginjal sebelum sempat diidentifikasi,'' jelasnya.
Lebih jauh Machin mengatakan, perawatan terhadap gangguan batu ginjal berukuran besar biasanya dilakukan dengan menggunakan gelombang kejut. Tapi, cara ini ternyata tidak selalu efektif menuntaskan gangguan. Pasalnya, menghancurkan batu ginjal melalui gelombang kejut di saluran kemih biasanya menimbulkan rasa sakit yang luar biasa.
Batu ginjal merupakan benda yang terbentuk dalam organ akibat pengendapan kotoran atau zat buangan dalam urine. Biasanya, ukuran batu ini bervariasi mulai dari sebesar pasir hingga permata. Teksturnya pun ada yang kasar bergerigi atau bahkan halus. Sedangkan warnanya ada yang kuning atau coklat.
Bila batu terbentuk dalam ginjal seseorang, batu tersebut bisa bergerak dan menyusuri bagian lain dari sistem urine. Batu ini lalu menghambat aliran urine dan menyebabkan infeksi serta rasa sakit yang begitu hebat atau bahkan dapat menimbulkan gagal ginjal.
Pembentukan batu ginjal biasanya terjadi pada pria atau wanita di usia 20 hingga 40 tahun. Hampir 80 persen kasus batu ginjal kebanyakan dipengaruhi oleh senyawa yang disebut kalsium oksalat.
Selama ini pencegahan batu ginjal bisa dilakukan dengan meminum banyak cairan untuk meningkatkan pembentukan air kemih dan membantu membuang beberapa batu. Jika batu telah terbuang, maka tidak perlu lagi dilakukan pengobatan segera. Penyakit ini bisa dikurangi dengan obat pereda nyeri golongan narkotik.
Batu di dalam pelvis renalis atau bagian ureter paling atas yang berukuran satu centimeter atau kurang sering kali bisa dipecahkan oleh gelombang ultrasonik (extracorporeal shock wave lithotripsy/ ESWL). Pecahan batu selanjutnya akan dibuang dalam air kemih.
Kadang, sebuah batu diangkat melalui suatu sayatan kecil di kulit (percutaneous nephrolithotomy, nefrolitotomi perkutaneus), yang diikuti dengan pengobatan ultrasonik. Batu kecil di dalam ureter bagian bawah bisa diangkat dengan endoskopi yang dimasukkan melalui uretra dan masuk ke dalam kandung kemih.
Ikhtisar:- Selain Oxalobacter formigenes, selama ini dari sekian banyak bakteri probiotik, yang terkenal adalah Lactobacillus atau Bifidobacterium.- Bakteri Oxalobacter formigenes diprediksi mampu menghancurkan oksalat dalam saluran pencernaan atau usus dan jumlahnya bisa mencapai miliaran pada orang dewasa normal
sumber : republika
No comments:
Post a Comment