Tuesday, November 16, 2010

Tidak Hamil, Akibat Heroin?


“Saya pemuda umur 30 tahun, berencana menikah akhir tahun ini. Calon istri saya umur 29 tahun. Kami sudah melakukan hubungan intim sejak setahun yang lalu. Selama melakukan hubungan intim, pacar saya tidak pernah hamil.

Kami senang karena tidak ada kehamilan. Namun, saya kadang khawatir mengapa pacar saya tidak hamil meskipun kami sering melakukan hubungan intim. Kekhawatiran saya karena dulu pernah jadi pecandu narkoba.

Waktu itu saya pakai suntik putaw. Apakah karena itu saya jadi mandul sehingga pacar tidak hamil? Apakah ada akibat putaw terhadap kesuburan saya? Kalau ya, apakah saya dapat kembali subur? Apa yang harus saya lakukan?

Pacar saya tidak tahu kalau saya mantan pecandu walaupun tidak lama, hanya sekitar 9 bulan. Karena kepergok orangtua, saya langsung mendapat perawatan. Sejak itu saya berhenti total sampai sekarang. Syukur sama sekali saya tidak pernah merasa ingin lagi mengulang.”

H., Surabaya

Frekuensi Menentukan
Frekuensi hubungan seksual ikut menentukan terjadinya kehamilan. Frekuensi hubungan seksual yang terlampau jarang atau terlampau sering dapat menghambat terjadinya kehamilan.

Hubungan seksual yang terlampau jarang mungkin akan berlangsung tidak pada saat subur wanita. Dari sudut kesuburan pria, hubungan seksual yang terlampau jarang mengganggu kualitas sperma. Sebaliknya, hubungan seksual yang terlampau sering dapat mengganggu kuantitas dan kualitas sperma. Jadi frekuensi hubungan seksual yang terlampau jarang atau sering dapat menghambat terjadinya kehamilan.

Pada masa pacaran sekarang, Anda tentu mengetahui seberapa sering atau jarang Anda dan pacar melakukan hubungan seksual. Jadi kalau pacar Anda tak pernah hamil, mungkin disebabkan ketidakteraturan frekuensi hubungan seksual. Tentu saja kemungkinan adanya gangguan kesuburan pada diri Anda atau pacar, tidak boleh dilupakan.   

Otak Hingga Daya Tahan
Banyak penyebab yang mengakibatkan gangguan kesuburan pada pria maupun wanita. Putaw atau heroin yang pernah Anda gunakan dapat menimbulkan akibat buruk pada fungsi seksual dan reproduksi. Tentu saja akibat pada fungsi seksual dan reproduksi ini hanya kecil saja dibandingkan dengan akibat umum narkotika, khususnya heroin.

Akibat penyalahgunaan narkotik dapat dibagi menjadi akibat fisik dan psikis. Beberapa akibat fisik ialah gangguan pada hati, otak, paru-paru, gangguan seksual dan reproduksi, penularan HIV/AIDS melalui penggunaan jarum suntik bergantian, dan bahkan dapat menimbulkan kematian. Akibat lain juga timbul sebagai komplikasi cara injeksi, misalnya infeksi pembuluh darah dan penyumbatan pembuluh darah yang dapat menimbulkan kematian.

Di samping itu, penggunaan narkotika mengakibatkan perubahan irama hidup karena gangguan pada beberapa fungsi tubuh. Terjadilah kekacauan waktu tidur, makan, minum, mandi, dan aktivitas lainnya. Kekacauan ini menyebabkan daya tahan tubuh menjadi lemah, sehingga mudah terkena penyakit.

Akibat psikis yang timbul dapat berupa sikap yang apatis, emosi labil, depresi, kecurigaan yang tanpa dasar terhadap orang lain, sampai mengalami sakit jiwa. Akibat psikis ini akan diperberat oleh terjadinya gangguan dalam hubungan dengan orang lain atau lingkungan. Selanjutnya dapat terjadi akibat lebih buruk lagi seperti pertengkaran, perkelahian, dan kecelakaan lalu lintas.

Testosteron Menurun
Pada sistem seksual dan reproduksi, heroin pada pria dapat mengakibatkan menurunnya kadar hormon testosteron, hambatan dorongan sekual, gangguan ereksi, dan hambatan ejakulasi. Pada wanita demikian juga, dengan manifestasi menurunnya dorongan seksual, hambatan orgasme, gangguan kesuburan, gangguan menstruasi, payudara mengecil, dan keluarnya cairan dari payudara.

Menurunnya kadar hormon testosteron pada pria mengakibatkan hambatan pada proses pembentukan sel spermatozoa. Akibatnya kesuburan terganggu, dorongan seksual dan fungsi ereksi menurun. 

Apakah kesuburan Anda normal atau tidak, hanya dapat diketahui melalui pemeriksaan sperma. Tanpa pemeriksaan sperma tidak mungkin diketahui bagaimana keadaan kesuburan pria.

Andaikata terjadi gangguan sperma, perlu diketahui apa penyebabnya, selain kemungkinan karena heroin. Selanjutnya barulah dapat ditentukan langkah pengobatan yang benar. @ 

Konsultasi dijawab Prof DR dr Wimpie Pangkahila Sp.And, Kompas,Selasa, 4/5/2010

No comments:

Post a Comment