Lazimnya pria lebih bergairah jika berhubungan dengan wanita idaman lain (WIL). Tapi pria paruh baya ini justru sebaliknya. Keperkasaannya selalu hilang di depan seorang gadis, meskipun dengan isteri baik-baik saja. Apa penyebabnya?
“Saya seorang pria berumur 49 tahun. Saya termasuk suami yang tidak setia dalam hal seks. Saya menjalin hubungan gelap dengan seorang gadis berumur 25 tahun. Hubungan kami cukup dalam meskipun dia tahu bahwa tidak mungkin menikah dengan saya.
Masalah yang saya hadapi ialah, dalam beberapa kali kesempatan, saya tidak pernah mampu melakukan hubungan seks dengan dia. Padahal dia sudah bersedia. Saya tidak mengerti mengapa gangguan ini saya alami, padahal dengan isteri saya tidak pernah mengalami kejadian seperti ini.
Kejadian yang saya alami selalu sama. Mula-mula saya sudah siap, tetapi waktu akan mulai, saya jadi tidak berdaya karena kemampuan saya hilang. Kejadian ini sudah berlangsung beberapa kali, sampai dia merasa kecewa dan jengkel. Anehnya lagi meskipun ereksi hanya sedikit, tapi saya bisa mengeluarkan sperma.
Sungguh saya tidak mengerti mengapa saya mengalami kejadian yang memalukan dan mengecewakan ini? Apakah saya mengalami penyakit berbahaya? Mengapa dengan isteri saya tidak pernah mengalami kejadian ini? Apakah saya termasuk mengalami impoten? Adakah obat atau cara untuk menyembuhkan sehingga saya tidak mengalami kejadian itu?
Saya kasihan dengan gadis itu, di samping saya sangat ingin dapat melakukan hubungan seks seperti yang saya lakukan dengan isteri. Apa yang harus saya lakukan?” Martono, Malang
Bukan Penyakit
Masalah yang dialami Pak Martono menunjukkan suatu gangguan fungsi seksual yang disebut disfungsi ereksi (dulu disebut impotensi). Gangguan fungsi seksual ini memang banyak dialami pria tanpa memandang golongan usia.
Penyebabnya bermacam-macam, tetapi dapat dikelompokkan menjadi penyebab fisik dan penyebab psikis. Yang tergolong dalam penyebab fisik antara lain penyakit kencing manis dan kolesterol tinggi. Sedang penyebab psikis antara lain kejemuan, ketakutan, dan kekecewaan.
Kalau Pak Martono dapat melakukan hubungan seksual dengan isteri sedang dengan gadis itu selalu gagal karena ereksinya hilang, berarti penyebabnya adalah faktor psikis. Mungkin saja ada perasaan bersalah, rendah diri atau takut tidak dapat memuaskan ketika ingin melakukan hubungan seksual dengan gadis itu.
Kalau penyebab disfungsi ereksi adalah faktor fisik misalnya suatu penyakit, ereksi tetap terganggu tanpa memandang siapa pasangan seksual. Jadi andaikata penyebab disfungsi ereksi Pak Martono suatu penyakit, maka dia juga akan mengalami gangguan bila melakukan hubungan seksual dengan isterinya.
Lebih jauh, kegagalan berulang yang dialami Pak Martono biasanya semakin memperburuk fungsi ereksi, sehingga tetap gagal melakukan hubungan seksual. Kalau gadis itu menunjukkan kekecewaan atau kejengkelan atau reaksi negatif yang lain, pada umumnya fungsi ereksi menjadi semakin buruk lagi. Demikian seterusnya yang terjadi.
Perlu Obat
Kejadian ini dapat diatasi kalau faktor psikis yang menghambat sudah tidak ada lagi. Tetapi ternyata tidak mudah untuk melenyapkan hambatan psikis seperti itu. Misalnya kalau Pak Martono merasa bersalah dengan apa yang dilakukannya, tentu tidak mudah untuk mengubah agar perasaannya menjadi tidak bersalah.
Karena itu banyak pria yang mengalami disfungsi ereksi seperti Pak Martono memerlukan pengobatan yang bertujuan untuk menimbulkan ereksi. Jadi pengobatan semata-mata ditujukan untuk menimbulkan ereksi. Dengan terjadinya ereksi yang baik maka hubungan seksual dapat dilakukan.
Selanjutnya karena menyadari dan merasa dapat melakukan hubungan seksual, maka berbagai perasaan yang menjadi penghambat secara psikis dapat lenyap dengan sendirinya. Akhirnya fungsi ereksi menjadi normal.
Tetapi di sisi lain sebenarnya ada kebaikan juga dari kegagalan ereksi yang selalu dialami Pak Martono setiap kali akan melakukan hubungan seksual dengan gadis itu. Dengan kegagalan itu berarti dia tidak perlu lagi merasa sebagai ‘suami yang tidak setia’.
Kalau masih ingin berhasil melakukan hubungan seksual dengan gadis itu, berkonsultasilah lebih jauh untuk mendapat penanganan dan pengobatan. Tetapi ingat, risikonya ialah menjadi ‘suami tidak setia’ itu. Pilih yang mana?
Konsultasi Seksologi di Tabloid Gaya Hidup Sehat dengan Prof. Dr. Wimpie Pangkahila, Sp.And (*)
(*) Seksolog dan Androlog serta dosen pada Fakultas Kedokteran Universitas Udayana, Bali (Kompas,Rabu, 28 Januari 2009)
No comments:
Post a Comment