Para ilmuwan telah lama mengetahui bahwa gen adalah software kehidupan yang menentukan bentuk fisik dan sifat-sifat tubuh makhluk hidup. Dengan melihat gen, seberapa gemuk tubuh seseorang dan bagaimana lemak tubuh akan didistribusikan dapat diprediksi sejak dini.
"Gen mengatakan kepada tubuh di mana kepala harus diletakkan dan di mana ekor berada, di depan atau di belakang," kata C. Roland Kahn dari Sekolah Kedokteran Harvard yang juga menjabat sebagai presiden Pusat Diabetes Joslin di Boston. Itulah mengapa, mempelajari gen untuk mencari cara mengatasi kegemukan menjadi penting.
Sebagian ahli telah menganggap kegemukan sebagai wabah. Kegemukan memicu banyak penyakit dan gangguan fisik. Orang yang terlalu gemuk beresiko tinggi terserang diabetes, penyakit kardiovaskular, kanker, dan sebagainya. Beberapa orang bahkan menduga kegemukan menular, meskipun bukan menular secara fisik dalam arti harfiah seperti halnya penyakit menular.
Kondisi tubuh yang terlampau subur itu mungkin berhubungan erat dengan sifat genetik yang diturunkan. Namun, kebanyakan ilmuwan menyatakan, diet yang buruk dan kurang olahraga merupakan penyebab utama kegemukan. Padahal, siapapun yang mau berpikir logis seharusnya tahu bahwa kegemukan adalah semacam bakat yang diturunkan, seperti hidung mancung atau rambut hitam.
Untuk memastikannya, tim peneliti yang dipimpin Kahn mempelajari gen dalam lemak yang tertimbun pada organ-organ dalam dan di bawah kulit. Penelitiannya dilakukan terhadap sekitar 200 orang yang mengalami kegemukan serta pada tikus.
Hasilnya, ada tiga buah gen, yaitu Tbx15, Gpc4, dan HoxA5 yang berkaitan dengan pola pembentukan lemak. Sifat-sifat ketiga gen dapat digunakan untuk memprediksikan indeks massa tubuh (BMI) dan rasio pinggang terhadap pinggul setiap orang.
"Temuan ini menunjukkan bahwa ekspresi gen-gen ini berkaitan dengan pathogenesis atau pembentukan dan perkembangan tubuh yang mengalami kegemukan," kata Stephane Gesta, peneliti di Joslin. Hasil penelitian ini dipublikasikan dalam jurnal Proceedings of the National Academy of Sciences.
Apakah ini berarti bentuk tubuh dapat digunakan untuk memprediski kegemukan atau justru merupakan akibat dari kegemukan? Lalu, apakah nasib yang diturunkan ini dapat diubah dengan sesuatu yang tersedia di toko-toko obat? Gesta mengaku belum dapat memastikannya.
"Data-data ini hanya menunjukkan bahwa berbagai bentuk kegemukan mungkin merupakan masalah dalam proses perkembangan yang dimulai sejak kecil," katanya. Untuk mengatasi kegemukan, harus dimulai sejak dini.
Meskipun pola pembentukan lemak telah dapat diprediksi, tidak ada senjata rahasia yang dapat mengubahnya. Tapi, paling tidak para peneliti telah mengetahui target potensial untuk mengubah pola pembentukan tubuh seseorang. "Kami belum memiliki obat untuk mengubah bentuk tubuh sekarang, tapi suatu saat mungkin saja," kata Gesta. (Sumber: LiveScience.com ,Penulis: Wah-Kompas)
No comments:
Post a Comment