Entah bagaimana Anda menilainya, tapi menurut sebuah survei yang dilakukan oleh majalah psikologi Riza Psicosomatica, ternyata orang Italia merasa lebih bersalah bila makan secara berlebihan ketimbang berselingkuh dari pasangannya. Prinsip hidup selalu terlihat ramping lebih penting dibandingkan selalu setia.
Meskipun begitu, ternyata orang Italia masih memiliki kepekaan sosial dan loyalitas kerja yang tinggi. Buktinya, mereka mengaku merasa sangat bersalah apabila menelantarkan keluarga dan teman-teman dekat, serta tidak menjenguk kerabat yang sedang sakit. Selain itu, mereka juga resah bila gagal dalam melakukan suatu pekerjaan.
Menurut hasil dari survei terhadap 1000 orang Italia yang berusia 22-25 tahun itu juga ditemukan bahwa ternyata agama bukanlah faktor yang menyebabkan mereka merasa bersalah atau tidak, meskipun agama Katolik Roma yang mereka anut mengajarkan bahwa rasa bersalah harus timbul ketika melanggar larangan agama.
Hanya sekitar 7 persen responden saja yang mengaku merasa bersalah karena sudah berbuat dosa. Setelah diselidiki lebih mendalam, ternyata perasaan bersalah itu baru timbul jika perilaku mereka dibenci oleh orang yang paling mereka cintai, atau mendapat penolakan dari kalangan masyarakat umum.
Penelitian ini membuktikan bahwa di negara-negara Eropa, khususnya di Italia, faktor pengendali sosial yang paling ampuh ternyata bukan berasal dari agama, melainkan dari hukum adat atau kebiasaan masyarakat yang berlaku disana. (kapanlagi)
No comments:
Post a Comment