Dulu banyak orang percaya "gemuk itu lambang kemakmuran". Namun, setelah terbukti obesitas (kegemukan) potensial mengundang beragam penyakit, banyak orang gemuk beralih ingin langsing. Segala cara dihalalkan, yang penting kurus. Alhasil, badan belum langsing, kepala sudah pusing tujuh keliling. Ya pusing karena masih gendut, ya pusing lantaran banyak duit terkuras.
Bagaimana mengatasinya? Obesitas memang susah ditolak kedatangannya. Bertambah baiknya kondisi sosial ekonomi, biasanya otomatis membuat berat badan melambung tak terkendali. Obesitas sendiri merujuk pada situasi kelebihan berat badan, akibat penumpukan lemak pada jaringan tubuh sudah melebihi 30% (wanita) dan di atas 25% (pria). Normalnya, komposisi lemak tubuh pria 12 - 28 % dari total berat badan. Sementara wanita 18 - 24%.
Kegemukan membuat tubuh cepat lelah jika dibawa bekerja keras, debar jantung lebih kencang, serta pernapasan terganggu. Terlalu gemuk juga kadang menjadi pemicu munculnya penyakit kelas berat, seperti diabetes, hipertensi, hiperlipidemia, dan penyakit jantung. Namun, di samping alasan kesehatan, kadang ada juga yang berkeras menurunkan bobot badannya lantaran dilandasi problem psikologis. Misalnya untuk menambah kepercayaan diri.
Ada beberapa cara konvensional untuk mengatasi kegemukan, seperti banyak melakukan olahraga, mengatur pola makan, hidup teratur, atau dengan menggunakan "alat bantu" semisal slimming tea, metode pengobatan akupuntur, sampai pemakaian obat modern yang mengandung bahan kimia. Namun, cara-cara di atas tidak semuanya aman. Tak jarang malah menimbulkan efek sampingan cukup mengganggu.
Dari keluarga obat-obatan konvensional, yang lumayan kerap digunakan adalah orlistat, yang bekerja menahan penyerapan lemak dan menghambat pemecahan molekul lemak dalam usus besar. Efek sampingan biasanya timbul berupa buang air kecil tidak terkontrol dan munculnya rasa tidak nyaman pada perut. Bahayanya, jika obat jenis ini digunakan terus-menerus, tubuh bisa dengan mudah kehilangan vitamin A, D, E, K yang larut dalam lemak.
Jenis obat kurus kedua berasal dari keluarga amfetamin, sanggup bekerja sebagai penahan nafsu makan. Namun, obat ini pun punya efek sampingan, yaitu sukar tidur (insomnia), gelisah, gemetar (tremor), sakit kepala, hipertensi, hingga jantung berdebar. Obat lainnya, berasal dari golongan furosemid lebih bersifat diuretika atau memperbanyak pengeluaran cairan tubuh. Berat badan berkurang lantaran mengecilnya sel-sel tubuh. Risikonya, dehidrasi dan kerusakan ginjal.
Menggumpal di lambung
Obat laksansia (pencahar) kadang digunakan pula buat menurunkan berat badan, meski sesungguhnya tak dibenarkan. Laksansia memang dapat mempercepat proses keluarnya kotoran dari usus, terutama jika terjadi gangguan pada saluran pembuangan. Namun, penggunaan laksansia dalam waktu yang panjang dan terus menerus berpotensi menyebabkan gangguan pada usus serta gangguan elektrolit, terutama kehilangan kalium yang dapat menyebabkan obstipasi (gangguan "pembuangan" yang parah).
Beberapa tahun terakhir, pasar juga dibanjiri produk suplemen makanan, yang disebut makanan dan minuman berserat. Suplemen jenis ini akan menggumpal dalam lambung, sehingga mengurangi nafsu makan. Perut pun rasanya kenyang terus, meski tak banyak makanan yang masuk. Tapi lagi-lagi, penggunaan suplemen ini secara terus-menerus dalam jangka panjang juga membahayakan, karena berpotensi menyumbatan usus besar.
Cara lain yang juga sering digunakan untuk menurunkan berat badan adalah akupuntur. Tusuk jarum ini dapat mengurangi lapar dan nafsu makan, sehingga ujung-ujungnya mengurangi kalori yang masuk ke dalam tubuh. Akupuntur pada lokasi yang tepat di telinga dapat menghambat pusat makan di hypothalamus dan menghambat peristalsis otot pada usus. Pergerakan lambung pun berkurang, sehingga nafsu makan turun. Efek sampingannya, antara lain sakit kepala, nyeri di telinga, mual dan muntah, akan hilang bila jarum dicabut.
Terakhir, banyak juga orang gemuk mencoba minum slimming tea agar bisa tampak sedikit kurus. Produk yang beredar di pasar lazimnya mengandung teh (Tea sinensis) 80% dengan tambahan bahan lain yang mendukung seperti daun jati belanda, adas, kayu rapat, temu giring, akar wangi, dan alang-alang. Kadar kafeinnya antara 3 - 5 %, yang mempunyai efek stimulan sekaligus penekan pusat nafsu makan.
.
Oleh-oleh Portugis
Selain cara-cara di atas, ada cara mencapai langsing lainnya yang kecil kemungkinannya bikin pusing. Yakni dengan memanfaatkan tanaman obat. Cara ini belakangan banyak dipilih orang, lantaran dianggap lebih aman, tidak mempunyai efek sampingan, bahannya mudah didapat, dan yang paling penting: tak bikin isi kantung ludes. Enggak harus belanja ke toko atau apotik lagi!
Secara empiris, beberapa tanaman obat yang pernah digunakan untuk menurunkan bobot ba-dan, antara lain buah matang mengkudu (Morinda citrifolia), buah matang nanas (Ananas comosus), daun jati belanda (Guazuma ulmifolia), buah delima (Punica granatum ), rimpang temu giring (Curcuma heyneana), rimpang bangle (Zingiber purpureum).
Saat ini, salah satu obat tradisional pengurus yang paling banyak dikonsumsi masyarakat adalah jamu galian singset. Dari ramuan jamu galian singset itu, ternyata daun jati belanda merupakan komponen yang selalu ada. Pohon jati belanda berasal dari daerah tropis di benua Amerika, konon dibawa ke Pulau Jawa oleh orang Portugis. Jati belanda biasanya ditanam sebagai pohon peneduh di sepanjang jalan, meski di banyak tempat, dia juga tumbuh sebagai tanaman liar.
Daun jati belanda dapat mengurangi pembentukan lemak, menguruskan dan merampingkan badan. Buahnya bisa juga dimanfaatkan untuk obat diare dan batuk, sedangkan kulit batangnya cocok untuk tonikum, serta obat penyakit lepra dan herpes. Cara pemakaiannya gampang. Dua puluh lembar daun jati belanda dicuci dan dipotongpotong, lalu direbus dengan air bersih sebanyak kira-kira tiga gelas makan. Setelah dingin, kemudian disaring dan diminum 2 - 3 kali sehari. Agar rasanya lebih enak, boleh ditambah gula secukupnya.
Sejumlah penelitian pernah dilakukan untuk menguak misteri jati belanda, terutama khasiat dan keamanannya. Beberapa peneliti mencoba mencari tahu pengaruh pemberian daun jati belanda setiap hari secara terus menerus selama tiga bulan pada tikus. Ternyata daun jati belanda tidak menyebabkan terjadinya perubahan gambaran hematology (penelitian Pramono S), juga tidak menyebabkan kerusakan hepar (hati). Gejalanya ditunjukkan dengan tidak berubahnya aktivitas SGPT dan sel-sel hepar (penelitian Yeniwati).
Konsumsi jati belanda pun tidak menyebabkan perubahan pada ginjal, setelah dilakukan pemeriksaan kadar kreatinin dan urea (penelitian Husni Y). "Kecurigaan" muncul, barangkali lendir di dalam daun jati belandalah yang memegang peranan dalam menurunkan berat badan, karena tampaknya lendir itulah yang menyebabkan perut selalu merasa kenyang.
Namun, seorang peneliti lain, Nurwati S, menemukan bahwa penurunan bobot badan hewan percobaan tadi tidak dipengaruhi oleh jumlah makanan dan minuman yang dikonsumsi sang tikus.
Proses yang terjadi kemungkinan berkurangnya jumlah lemak tubuh, karena setelah mengonsumsi daun jati belanda, air seni akan sedikit lebih berminyak. Sayangnya, belum ditemukan hasil penelitian lebih lanjut, yang melihat jumlah lemak pada perut hewan percobaan, sebelum dan setelah pemberian daun jati belanda.
.
Tinggal minum
Selain jati belanda, masih banyak tanaman obat yang secara empiris digunakan untuk menurunkan bobot badan, namun belum didukung data ilmiah.
.
Kemuning (Murraya paniculata)
Cara pemanfaatannya, segenggam penuh daun kemuning ditambahkan ke segenggam penuh daun mengkudu (Morida citrifolia) dan 1/2 jari kelingking temugiring (Curcuma heyneana). Bahan-bahan tersebut ditumbuk halus sambil ditambahkan satu cangkir air, kemudian diperas dan diminum pagi-pagi sebelum makan.
Cara pemanfaatannya, segenggam penuh daun kemuning ditambahkan ke segenggam penuh daun mengkudu (Morida citrifolia) dan 1/2 jari kelingking temugiring (Curcuma heyneana). Bahan-bahan tersebut ditumbuk halus sambil ditambahkan satu cangkir air, kemudian diperas dan diminum pagi-pagi sebelum makan.
Pohon mengkudu
Kalau Anda tak suka ramuan daun jati belanda dan daun kemuning, jangan takut, masih ada alternatif lainnya. Carilah pohon mengkudu yang sudah berbuah. Cuci sampai bersih dua buah mengkudu yang sudah masak, lalu diparut, diperas, dan disaring. Setelah selesai, ramuannya diminum dua kali sehari.
Buah nanas
Jika buah mengkudu di hati masih belum pas, carilah buah nanas. Buah yang rasanya segar itu diam-diam berkhasiat juga lo untuk meluruhkan timbunan lemak berlebihan di badan. Resep penggunaannya, kupas buah nenas yang telah masak dan besarnya lumayan. Kemudian cuci dan parut sampai habis. Setelah itu peras dan saring. Nah, air perasannya diminum dua kali sehari.
Buah delima.
Buah eksotis ini diyakini bersifat sebagai astringent karena mempunyai zat samak. Zat samak diketahui mengendapkan protein yang terdapat dalam mukus yang melapisi bagian dalam usus. Dengan demikian, penyerapan makanan di usus menjadi terhambat, pemakannya pun tidak jadi gemuk. Cara memanfaatkannya, siapkan dua buah delima yang masih muda. Cuci dan tumbuk sampai halus. Setelah itu, remas dengan air masak, tambahkan garam sedikit, lalu peras, dan saring. Selesai? Minumlah 1 - 2 kali sehari.
Selain tanaman yang disebut diatas, beberapa jenis tanaman obat yang juga sering masuk dalam ramuan jamu galian singset adalah kumis kucing (Orthosiphon stamineus), meniran (Phyllanthus niruri), jung rahab (Baeckea frutescens). Fungsi tanaman-tanaman itu di dalam ramuan lebih bersifat sebagai diuretik atau membantu mengeluarkan cairan tubuh, tidak berkaitan langsung untuk menurunkan berat badan.
Oke, informasi ini barangkali tak sesempurna yang Anda harapkan. Namun paling tidak, dengan mengetahui manfaat dan kehebatan deretan tanaman obat antigemuk, Anda kini betul-betul punya alternatif. Bahwa menjadi langsing itu tak mesti selalu diikuti kepala pusing dan bablasnya isi kantung. Wong mau langsing aja kok repot!, oleh ; Lucie Widowati, staf Puslitbang Farmasi dan Obat Tradisional, Depkes, di Jakarta (intisari)-kompas
No comments:
Post a Comment