Saturday, October 2, 2010

Gastroenteritis / Radang Lambung Pada Anak

Gastroenteritis/ radang lambung adalah peradangan pada saluran pencernaan yang menimbulkan muntah, diare, atau keduanya dan kadangkala disertai dengan demam atau kram perut.

    * Radang lambung biasanya disebabkan oleh virus, bakteri, atau infeksi parasit.
    * Infeksi menyebabkan kombinasi muntah, diare, kram perut, demam, dan nafsu makan berkurang, yang bisa menimbulkan dehidrasi.
    * Gejala si anak dan riwayat sesungguhnya membantu dokter mengkonfirmasi diagnosa.
    * Radang lambung dicegah dengan baik dengan mengarahkan anak untuk mencuci tangan mereka dan mengajarkan mereka untuk menghindari penyimpanan makanan yang tidak sesuai.
    * Cairan dan larutan rehidrasi diberikan, namun terkadang anak butuh pergi ke dokter.

Radang lambung, kadangkala salah disebut “flu perut” , adalah gangguan radang usus yang umum terjadi pada anak. Sekitar 1 milyar peristiwa terjadi di seluruh dunia setiap tahun, lebih umum pada negara berkembang di antara anak-anak berusia di bawah 5 tahun. Radang lambung akut menghasilkan dehidrasi dan ketidakseimbangan kimia darah (elektrolit) disebabkan hilangnyaa cairan tubuh karena muntah dan buang air besar. Di negara berkembang dimana anak mendapat gizi yang cukup dan bisa mengakses perawatan medis yang bagus, radang lambung bisa menyebabkan rasa tidak nyaman dan lemas namun tidak berlangsung lama dan jarang sekali memiliki konsekwensi yang serius. Di negara berkembang dimana anak-anak lebih mudah terserang dan perawatan sering tidak dapat diakses dengan mudah, jutaan anak-anak meninggal setiap tahunnya karena diare disebabkan radang lambung.

PENYEBAB

Virus (seperti rotavirus) adalah yang paling sering menyebabkan radang lambung di Indonesia. Anak biasanya terkena virus radang lambung dari anak lainnya yang memiliki atau yang berhubungan langsung dengan hal itu, seperti beberapa anak di pusat perawatan, sekolah, dan tempat penuh sesak lainnya. Virus radang lambung umumnya menyebar dari tangan ke mulut namun juga bisa menyebar melalui bersin dan ludah. Penyebarannya sangat mudah karena cara anak bermain-meletakkan tangan dan jari di dalam dan dekat mulut mereka dan kemudia menyentuh mainan dan sebaliknya.

Bakteri (seperti escherichia coli, vibrio cholerae, salmonella, atau shigella) dan parasit (seperti giardia) juga dapat menyebabkan radang lambung. Anak-anak bisa terkena bakteri radang lambung dari menyentuh atau makan makanan yang terkontaminasi, terutama sekali makanan mentah atau daging atau telur yang tidak cukup dimasak, dan meminum susu dan air yang tidak dipasteurisasi. Bacteria dapat berkembang dalam berbagai jenis makanan yang sudah basi dan tidak dibekukan (masalah keadaan yang berpotensi termaksud prasmanan dan piknik). Jika bakteri staphylococcus mengkontaminasi makanan, bakteri tersebut bisa mengeluarkan sebuah racun yang menyebabkan tiba-tiba muntah atau diare. Radang lambung terkena dari makanan yang mengandung mikroorganisme atau racun bakteri yang kadangkala disebut keracunan makanan. Adakalanya, beberapa bakteri disalurkan melaui anjing dan kucing yang terkena diare. Anak-anak bisa terkena bakteri dan parasit radang lambung dari memakan kerang, menelan air yang terkontaminasi, seperti dari sumur, sungai, dan kolam renang; dan pada saat perjalanan di negara berkembang.

Kadangkala, radang lambung terjadi ketika anak makan sesuatu yang tidak mereka duga, seperti semacam tumbuh-tumbuhan dan obat-obatan. Jarang, radang lambung dihasilkan karena keadaan alergi (radang lambung eosinophilic) atau dari hubungan dengan binatang pada hewan peliharaan kebun binatang.

GEJALA

Gejala biasanya kombinasi dari muntah, diare, kram perut, demam dan nafsu makan berkurang. Biasanya, didahului dengan muntah pada waktu sakit, dan diare menjadi lebih menonjol kemudian, namun beberapa anak mengalami keduanya pada waktu bersamaan. Dengan virus penyebabnya, diare encer bisa menjadi gejala utama. Kotoran bisa jadi berdarah jika bakteri tertentu menjadi penyebab. Gejala-gejala ini cepat berkurang pada anak yang minum cukup cairan. Komplikasi yang paling umum dari radang lambung akut adalah dehidrasi, yang terjadi ketika cairan hilang karena muntah dan buang air besar. Anak yang sedikit dehidrasi merasa kehausan, tapi dehidrasi yang serius membuat anak jadi lesu, mudah marah, atau diam (lesu). Bayi lebih mungkin menjadi dehidrasi dibandingkan dengan anak yang lebih besar dan terjadi efek samping yang serius. Bayi yang dehidrasi tidak mengeluarkan airmata ketika menangis. Anak yang lebih tua menghasilkan air kencing yang berkurang, mulut kering, dan kehausan yang berlebihan.

DIAGNOSA

Seorang dokter mendasari diagnosa radang lambung pada gejala si anak dan pada reaksi orangtua terhadap pertanyaan mengenai apa yang telah si anak sentuh. Pemeriksaan diagnosa biasanya tidak dibutuhkan karena kebanyakan bentuk radang lambung berakhir sebentar. Meskipun begitu, pemeriksaan lab umum bisa membantu dokter menentukan penyebab radang lambung.

PENGOBATAN

Ketika seorang anak menderita radang lambung, orangtua harus memantau status hidrasi anak mereka. Bayi yang dehidrasi dan membutuhkan perawatan medis tepat jika:

    * Noda samar pada kepala mereka adalah cekung.
    * Mata mereka cekung.
    * Mereka tidak mengeluarkan air mata ketika mereka menangis.
    * Mulut mereka kering.
    * Mereka tidak menghasilkan air kencing yang banyak.

Anak harus diarahkan untuk minum cairan meskipun frekwensinya, jumlah sedikit. Bayi harus meneruskan menyusu atau minum susu formula untuk tambahan cairan elektrolit ( cairan rehidrasi-tersedia dalam bentuk bubuk dan cairan di apotik dan beberapa toko bahan makanan). Jus, soda, minuman berkarbon, teh, minuman olahraga, dan minuman yang mengandung kafein harus tidak diberikan kepada bayi dan anak kecl. Minuman ini bisa mengandung banyak gula, yang memperparah diare, dan memiliki sedikit garam (elektrolit), yang mana dibutuhkan untuk menggantikan apa yang hilang pada tubuh. Untuk anak yang lebih tua, meskipun begitu, minuman sports lebih disukai jus dan soda karena minuman tersebut mengandung gula yang rendah, namun minuman tersebut tetap memiliki sedikit jumlah elektrolit dibandingkan cairan elektrolit.

Untuk anak yang muntah, frekwensi dalam jumlah kecil cairan membantu mencegah dehidrasi. Orangtua harus memberikan anak tersebut cairan sedikit demi sedikit. Jika cairan tersebut tidak dimuntahkan, isapan diulangi setiap 10 atau 15 menit, menambahkan jumlah pemberian untuk satu atau dua kali setiap satu jam atau juga meningkatkan kesababaran. Dalam jumlah yang besar dapat diberikan sesering mungkin, sekitar setiap jam. Cairan diserap dengan cepat, jadi jika si anak muntah lebih dari 10 menit sehabis minum, kebanyakan cairan telah terserap dan pemberian cairan harus dilanjutkan. Jumlah cairan diberikan kepada anak dalam periode 24 jam-an tergantung usia si anak namun umumnya harus sekitar 11/2 kali dari cairan untuk setiap pon berat si anak. Jika diare dan muntah anak berkurang, orangtua boleh mencoba memberi makan dengan makanan yang lebih normal di esok hari. Larutan elektrolit seharusnya tidak diberikan lebih dari 24 jam karena maslah potensial yang berhubungan dengan asupan giji yang tidak cukup.

Anak dengan diare namun muntah sedikit diberi makan dengan makanan normal mereka, dengan cairan tambahan untuk meningkatkan cairan yang hilang selama diare. Jika diarenya signifikan, anak yang mengkonsumsi produk susu (yang mengandung laktosa) kemungkinan harus dikurangi. Radang usus akut bisa mengurangi kemampuan anak untuk menyerap laktosa, menyebabkan diare yang berlebihan.

Anak yang tidak bisa tetap menghisap cairan atau yang mempunyai tanda-tanda dehidrasi (seperti lethargy, mulut kering, air mata sedikit, dan tidak buang air kecil untuk 6 jam atau lebih) dalam bahaya dan harus menemui dokter dengan segera. Anak yang tidak memiliki tanda-tanda ini harus menemui dokter jika gejala-gejalanya bertahan lebih dari 1 atau 2 hari. Jika dehidrasi menjadi akut dokter bisa memberikan anak tersebut cairan infuse.

Obat-obatan anti diare seperti loperamide umumnya tidak dianjurkan untuk anak-anak. Meskipun begitu, di bawah pengawasan seorang dokter, obat-obatan tertentu yang mencegah atau mengurangi mual atau muntah (seperti ondansentron) bisa diberikan pada saat penyebab muntah telah ditetapkan. Antibiotik tidak berguna ketika infeksi virus menjadi penyebab radang lambung. Dokter memberikan antibiotik hanya untuk bakteri tertentu yang diketahui bereaksi pada obat-obatan ini. Obat-obatan antiparasit bisa diberikan untuk infeksi parasit.

PENCEGAHAN

Cara untuk mencegah radang lambung adalah mengarahkan anak untuk mencuci tangan mereka dan mengajarkan kepada mereka untuk menghindari makanan yang tidak disimpan dengan baik. Sebuah petunjuk umum yang baik adalah dinginkan makanan yang dingin dan panaskan makanan yang panas. Makanan yang ditempatkan di luar harus dikonsumsi dalam waktu satu jam. Daerah penggantian popok harus bebas dari kuman dengan cairan pemutih rumah tangga yang telah disiapkan (1/4 cangkir pemutih dicampurkan dengan 1 galon air).

Sebuah vaksin untuk mencegah infeksi rotavirus tersedia. Vaksin rotavirus terkini tidak berhubungan dengan intussusception (masalah serius pada telescoping usus pada diri sendiri), sebagai kasus dengan vaksin original. Bayi harus mendapatkan 3 dosis vaksin rotavirus, yang diberikan melalui mulut pada usia 2, 4 dan 6 bulan.<

Menyusui adalah cara lain yang sederhana dan efektif untuk mencegah radang lambung. Anak yang diare harus ke pusat perawatan anak sampai gejalanya hilang.

Orangtua dapat membantu mencegah dehidrasi dengan menganjurkan anak mereka untuk minum cairan meskipun hanya dalam jumlah sedikit, tetapi sering.

No comments:

Post a Comment