Saturday, October 23, 2010

Massa Skrotum

Massa Skrotum adalah suatu benjolan atau pembengkakan yang bisa dirasakan di dalam skrotum (kantung zakar).

Massa skrotum yang jinak bisa merupakan:
# Hematokel
# Hidrokel
# Varikokel
# Spermatokel.

PENYEBAB
Penyebab terbentuknya massa di dalam skrotum bervariasi dan bisa merupakan sesuatu yang jinak maupun keganasan.

Penyebab dari pembentukan massa skrotum bisa berupa:
- Peradangan maupun infeksi (misalnya epididimitis)
- Cedera fisik pada skrotum
- Herniasi (hernia inguinalis)
- Tumor.
Angka kejadian dan faktor resikonya bervariasi, tergantung kepada penyebabnya.

GEJALA
Secara umum, massa skrotum menimbulkan gejala sebagai berikut:
# Benjolan/pembengkakan di dalam skrotum, dengan ataupun tanpa rasa nyeri
# Bisa terjadi kemandulan
# Skrotum membesar.


Hematokel

Hematokel adalah penimbunan darah yang biasanya terjadi setelah skrotum mengalami cedera.
Jika hanya sedikit, biasanya darah akan kembali diserap; tetapi jika banyak, perlu dilakukan pembedahan untuk membuangnya.


Hidrokel

Hidrokel adalah penimbunan cairan di dalam selaput yang membungkus testis, yang menyebabkan pembengkakan lunak pada salah satu testis.
Hidrokel bisa merupakan bawaan lahir atau didapat di kemudian hari; bisa hanya menyerang salah satu maupun kedua sisi skrotum.

Hidrokel sering ditemukan pada bayi baru lahir.
Hidrokel terjadi akibat adanya kegagalan penutupan saluran tempat turunnya testis dari rongga perut ke dalam skrotum. Cairan peritoneum mengalir melalui saluran yang terbuka tersebut dan terperangkap di dalam skrotum sehingga skrotum membengkak.
Secara normal, hidrokel akan menghilang dengan sendirinya dalam waktu beberapa bulan setelah bayi lahir.

Hidrokel juga bisa terjadi akibat:
- peradangan atau cedera pada testis maupun epididimis
- penyumbatan cairan atau darah di dalam korda spermatika.
Kadang hidrokel berhubungan dengan hernia inguinalis. Jika jumlah cairan yang terkumpul berubah-ubah, maka kemungkinan besar penyebabnya adalah hernia inguinalis.






Varikokel

Varikokel adalah varises di dalam skrotum.
Varikokel terjadi akibat kelainan pada katup vena di sepanjang korda spermatika. Kelainan katup ini menghambat aliran darah sehingga darah mengalir kembali dan terjadi pelebaran vena.

Perkembangan varikokel biasanya berlangsung lambat dan bisa tanpa gejala.
Lebih sering menyerang pria berusia 15-25 tahun.

Varikokel merupakan penyebab terjadinya kemandulan pada 39% penderita kemandulan.

Varikokel yang muncul secara tiba-tiba pada usia lanjut bisa disebabkan oleh tumor ginjal yang telah mengenai vena renalis dan menyebabkan gangguan aliran darah melalui vena spermatika.

Varikokel biasanya terbentuk di skrotum sebelah kiri, massa ini biasanya terasa/tampak nyata jika penderita berdiri dan menghilang jika penderita bersandar karena aliran darah ke vena tersebut berkurang.




Spermatokel

Spermatokel adalah suatu massa di dalam skrotum yang menyerupai kista, yang mengandung cairan dan sel sperma yang mati.

Jika ukurannya besar dan mengganggu, bisa dilakukan pembedahan untuk mengangkatnya.




DIAGNOSA
Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan fisik.

Pemeriksan fisik menunjukkan adanya massa di dalam skrotum yang:
- Unilateral (hanya ditemukan pada salah satu testis)
- Lunak
- Licin, berkelok-kelok atau bentuknya tidak beraturan
- Berfluktuasi, berbatas tegas atau padat.

Pemeriksaan lainnya yang mungkin perlu dilakukan adalah:
# USG skrotum
# Biopsi.

Adanya hidrokel bisa diketahui dengan menyinari skrotum dengan lampu senter. Skrotum yang terisi cairan jernih akan tembus cahaya (transiluminasi).

Varikokel teraba sebagai massa yang berkelok-kelok di sepanjang korda spermatika.


PENGOBATAN
Hematokel, hidrokel dan spermatokel biasanya jinak dan tidak perlu diobati.
Kadang perlu dilakukan pembedahan untuk membuang darah, cairan ataupun sel-sel yang mati.

Hidrokel biasanya tidak berbahaya dan pengobatan biasanya baru dilakukan jika penderita sudah merasa terganggu atau merasa tidak nyaman atau jika hidrokelnya sedemikian besar sehingga mengancam aliran darah ke testis.
Pengobatannya bisa berupa aspirasi (pengisapan cairan) dengan bantuan sebuah jarum atau pembedahan. Tetapi jika dilakukan aspirasi, kemungkinan besar hidrokel akan berulang dan bisa terjadi infeksi.
Setelah dilakukan aspirasi, bisa disuntikkan zat sklerotik (misalnya tetrasiklin, natrium tetra desil sulfat atau urea) untuk menyumbat/menutup lubang di kantung skrotum sehingga cairan tidak akan tertimbun kembali.

Hidrokel yang berhubungan dengan hernia inguinalis harus diatasi dengan pembedahan sesegera mungkin.

Varikokel bisa diatasi secara konservatif dengan menggunakan penyangga skrotum. Tetapi jika nyeri menetap, terjadi kemandulan atau terjadi penciutan testis, maka dilakukan ligasi (pengikatan).

No comments:

Post a Comment