Monday, September 15, 2008

Seks Untuk Masa Sulit

Ibarat seorang bocah banyak dari kita yang akan meringkuk dibawah selimut saat ketakutan. Namun dengan perang, teror, dan kesulitan ekonomi yang selalu menghantui kehidupan kita, apakah semudah itu kita mengatasinya. Bagi orang dewasa meringkuk di bawah selimut akan lebih nyaman jika kita bersama orang lain, dan bahkan membantu kita menghadapi masa-masa sulit. Setiap orang memiliki cara tersendiri untuk mengatasi masa sulit, seperti seorang bocah kita masih mencari perlindungan di tempat yang aman, dan apakah ada tempat yang lebih nyama selain dekapan orang yang menyayangi kita.

Seks tak bisa mengatasi anthrax atau SARS, namun seks bisa mengatasi rasa takut, seks sebagai pelarian, rasa nyaman, dan juga rasa penerimaan. Aktivitas seks juga membantu memperbaiki kesehatan kita selain sensasi yang ditimbulkan membantu mengatasi rasa cemas pada masa-masa sulit.

Namun selama masa-masa penuh tekanan ini, banyak orang didera rasa marah bahkan cenderung lepas kontrol, mereka menyangkal pentingnya hasrat dan bahkan menjauhkan diri dari orang lain. Kita harus selalu mengingat bagaimanapun sulitnya masa-masa yang kita hadapi, cobalah untuk memperhatikan diri kita, dan seks yang sehat merupakan sebuah pilihan yang menarik.

Seks membuat kita rileks dari semua masalah, membantu kita merasa berharga saat kita kesepian, memberi kita sebuah jedah istirahat serta sebuah pelarian dari berbagai tekanan yang kita hadapi. Kehidupan seksual sangat penting bahkan lebih penting dari semua perlindungan yang banyak ditawarkan saat ini.

Berikut ini beberapa tips seks sehat selama masa sulit dari David Marcus, Ph.D., dari Marital and Sexuality Centre San Jose

1. Mencintai tanpa harus berhubungan seks
Coba lebih sering menyentuh pasangan Anda, yakinkan jika Anda tak sendiri. Hindari melihat siaran TV sendirian, namun jika Anda terpaksa harus menontonnya cobalah duduk disamping pasangan Anda dan meringkuklah dibawah selimut dengannya.

2. Ciptakan waktu untuk bermesraaan
Jangan biarkan diri Anda menonton tayangan berita sepanjang waktu, namun jika memang Anda terpaksa harus menontonnya, cobalah kendalikan diri Anda dari kecemasan dan mulailah untuk bersenang-senang.
Pergunakan setidaknya 45 menit untuk saling menyentuh kulit pasangan Anda, Anda tak perlu berhubungan badan, cobalah untuk saling memijit dan lakukanlah dengan telanjang.

3. Coba sesuatu yang berbeda
Cobalah membeli mainan seks (sex toys) atau video porno, atau luangkan waktu untuk menjelajahi shop online ataupun situs-situs seks dengan pasangan Anda.

4. Selalu berbicara sebelum, selama dan sesudah aktivitas seks
Banyak orang terutama kaum pria cenderung mengurung diri jika tertekan, namun sebenarnya komunikasi merupakan jalan yang paling vital untuk membuat kita lebih bahagia.

5. Ingatlah bahwa seks merupakan latihan yang bagus
Setelah lari ataupun bersepeda dengan denyut jantung masih naik, ajak pasangan Anda untuk melakukan beberapa putaran di ranjang. Namun jangan menggunakan ranjang, cobalah menciptakan sebuah posisi yang menuntut banyak energi. Jika perlu cobalah unbtuk tidur lebih larut, Anda akan menemukan kepuasan dalam tidur Anda, dan jika rekan kerja Anda mengomentari penampilan Anda yang tampak payah, tersenyumlah dan katakan jika Anda sibuk mengatasi semua masalah di dunia – tentunya dibawah selimut.

Mungkin ada beberapa pihak yang menyepelekan kehidupan seks, namun saat kita mulai merasa jengah, jenuh, bosan, marah dengan tragedi, tekanan, serta kesulitan yang kerap kita hadapi saat ini, mungkin seks merupakan alternatif yang membuat hidup lebih baik.
Sebuah pernyataan tentang siapa kita, tentang bagaimana kita mengatasi dan menciptakan rasa nyaman serta kenikmatan dalam kita hidup.

Terorisme, perang serta ketak pastian hari esok membuat kita selalu tertekan, namun seks merupakan sebuah jalan untuk mengatasi kecemasan dan ketakutan kita. Hasrat untuk meringkuk di bawah selimut saat kita ketakutan dah itu merupakan hal yang alami, dan nikmatnya menjadi orang dewasa adalah kita tak akan sendirian dibawah selimut saat kita takut dan cemas./kapanlagi.com

No comments:

Post a Comment