Monday, August 2, 2010

Sindroma Tidur Apneu - Sebabkan Berkurangnya Oksigen Otak dan Darah


Tidur Apneu merupakan sekumpulan gangguan tidur yang serius, dimana penderita yang sedang tidur berulang-ulang mengalami henti nafas (apneu) dalam waktu yang cukup lama sehingga menyebabkan berkurangnya jumlah oksigen di dalam darah dan otak dan menyebabkan bertambahnya jumlah karbondioksida.

PENYEBAB
Terdapat 2 jenis tidur apneu:

1. Tidur apneu obstruktif, disebabkan oleh adanya penyumbatan di dalam tenggorokan atau saluran udara bagian atas
2. Tidur apneu sentralis, disebabkan oleh adanya kelainan fungsi di dalam otak yang mengatur pernafasan.


Pada tidur apneu obstruktif, kadang rendahnya oksigen dan tingginya karbondioksida yang berlangsung lama, bisa menyebabkan berkurangnya kepekaan otak terhadap kelainan tersebut, sehingga terjadilah tidur apneu sentralis.

Tidur apneu obstruktif biasanya terjadi pada pria gemuk, terutama yang tidurnya terlentang. Kelainan ini lebih jarang ditemukan pada wanita.
Kegemukan, disertai dengan penuaan jaringan tubuh dan faktor lainnya, kemungkinan menyebabkan menyempitnya saluran udara bagian atas.

Faktor resiko untuk terjadinya tidur apneu obstruktif adalah:
- Merokok tembakau
- Penggunaan alkohol yang berlebihan
- Penyakit paru-paru (misalnya emfisema).
Tenggorokan dan saluran udara bagian atas yang sempit, bisa diturunkan, sehingga tidur apneu memiliki kecenderungan genetik.

Sindroma Tidur Apneu Obstruktif

GEJALA
Gejala yang paling sering terjadi adalah mendengkur disertai dengan episode sesak nafas, tercekik dan terbangun secara tiba-tiba.

Pada kasus yang berat, penderita mengalami serangan tercekik pada saat tidur yang berulang, baik pada malam hari maupun siang hari.
Serangan ini mempengaruhi kerja di siang hari dan meningkatkan resiko terjadinya komplikasi.

Tidur apneu yang berat dan menahun bisa menyebabkan sakit kepala, rasa ngantuk di siang hari, aktivitas mental menjadi lambat dan gagal jantung serta kelainan paru-paru, dimana paru-paru tidak mampu menyediakan oksigen yang cukup dan membuang karbondioksida.

DIAGNOSA
Pada stadium awal, diagnosis seringkali ditegakkan berdasarkan gejala-gejala yang diceritakan oleh teman sekamar penderita.

Untuk memperkuat diagnosis dan menentukan beratnya penyakit, sebaiknya dilakukan pemeriksaan di laboratorium penelitian tidur, yaitu yang disebut dengan pemeriksaan polisomnografi semalam.
Pada pemeriksaan tersebut, penderita tidur malam di laboratorium tidur dan dihubungkan dengan elektroda untuk mengukur stadium tidur dan parameter fisiologis lainnya.
Hasil dari analisa ini bisa membantu membedakan tidur apneu obstruktif dengan tidur apneu sentralis.

PENGOBATAN
Langkah awal yang harus diambil oleh penderit tidur apneu obstruktif adalah:
- berhenti merokok
- mengurangi penggunaan alkohol
- menurunkan berat badan.

Penderita yang tidurnya mendengkur atau seringkali tercekik pada saat tidur, tidak boleh mengkonsumsi obat penenang maupun obat tidur.

Untuk penderita tidur apneu sentralis biasanya diberikan alat bantu pernafasan yang dipakai selama tidur.

Sangat penting untuk merubah posisi tidur, orang yang mendengkur dianjurkan untuk tidur miring atau tengkurap.

Jika tindakan-tindakan diatas tidak mengurangi gejala, bisa diberikan tekanan saluran udara positif terus menerus melalui sungkup oksigen yang akan mengantarkan campuran udara dan oksigen melalui hidung.
Alat ini bisa menjaga tetap terbukanya saluran udara sehingga pernafasan menjadi lebih teratur.

Trakeostomi (tindakan bedah untuk membuat lobang permanen ke dalam tabung udara melalui leher) jarang dilakukan.
Kadang pembedahan lainnya dilakukan untuk melebarkan saluran udara bagian atas dan mengurangi gejala.
Tetapi kedua tindakan diatas jarang diperlukan.

No comments:

Post a Comment