Monday, August 2, 2010

Parasomnia : Mimpi Yang Hidup


Parasomnia adalah mimpi yang hidup dan aktivitas fisik yang terjadi selama tidur.

Sejumlah gerakan diluar kesadaran dan tidak dapat diingat kembali, bisa terjadi selama tidur. Hal ini lebih sering terjadi pada anak-anak.

Sesaat sebelum tidur, hampir semua orang kadang mengalami sentakan tunggal, singkat dan diluar kesadaran pada seluruh tubuh.
Kadang mereka juga mengalami kelumpuhan tidur atau halusinasi ringan.

Selama tidur, secara normal orang kadang mengalami sentakan kaki; orang dewasa bisa mengalami gerakan periodik, mimpi buruk dan giginya mengatup dengan kuat.
Berjalan dalam keadaan tidur, teror malam dan mimpi buruk sering terjadi pada anak-anak dan membuat mereka ketakutan.
Kejang epileptik bisa terjadi pada usia berapa saja.


Akatisia (kaki yang tidak bisa diam) merupakan kelainan yang relatif sering ditemukan, yang sering terjadi sesaat sebelum tertidur, terutama pada usia diatas 50 tahun.
Penderita akatisia, terutama ketika sedang mengalami stres, merasakan sensasi tidak nyaman yang samar-samar pada tungkainya, yang disertai dengan gerakan kaki spontan dan tak terkendali.
Penyebabnya tidak diketahui.
Benzodiazepin yang diminum sebelum tidur, kadang bisa mengurangi gejala yang terjadi.


Teror malam merupakan episode menakutkan, dimana penderita menjerit, memukul dan seringkali berjalan dalam tidurnya.
Episode ini biasanya timbul selama fase tidur non-REM.
Pemberian benzodiazepin (misalnya diazepam) bisa membantu meringankan gejala.


Mimpi buruk merupakan mimpi nyata yang menakutkan, yang bisa terjadi pada anak-anak dan dewasa. Setelah mimpi, biasanya penderita akan terbangun secara tiba-tiba.
Mimpi buruk terjadi selama tidur REM dan lebih sering terjadi pada saat penderita mengalami stres, demam atau kelelahan yang luar biasa atau setelah minum alkohol.
Tidak ada pengobatan khusus.


Somnambulisme (berjalan sambil tidur) adalah berjalan dalam keadaan setengah sadar dan diluar kesadaran penderita.
Hal ini paling sering terjadi pada masa akhir kanak-kanak dan remaja.
Ketika berjalan sambil tidur, mulut penderita bergumam dan jika berjalan ke daerah yang berbahaya bisa mencelakakan dirinya.
Sebagian besar penderita tidak dapat mengingat bahwa dirinya pernah berjalan sambil tidur.

Penderita sebaiknya dituntun kembali ke tempat tidur dan lampu kamar tidur atau ruangan di sekitarnya sebaiknya dibiarkan menyala untuk mengurangi kecenderungan berjalan sambil tidur.
Membangungkan penderita dengan paksa bisa menimbulkan reaksi kemarahan dan sebaiknya hal ini tidak dilakukan.
Benda-benda yang berbahaya atau mudah pecah sebaiknya dijauhkan dari penderita dan jendela harus selalu tertutup dan terkunci.

No comments:

Post a Comment