Wednesday, March 17, 2010

Sindroma Saluran Torakikus (Membuat Nyeri Pada Tangan, Leher , Bahu, Lengan)

Sindroma Saluran Torakikus adalah kelainan-kelainan yang belum sepenuhnya dimengerti, yang dimasukkan dalam satu kelompok karena semuanya menyebabkan nyeri dan sensasi yang tidak biasa (parestesi) pada tangan, leher, bahu atau lengan.

Sindroma ini lebih sering terjadi pada wanita dan biasanya timbul pada usia 35-55 tahun.


PENYEBAB

Penyebabnya seringkali tidak jelas, tetapi bisa berasal dari saluran torakikus, yang merupakan saluran sempit di dasar leher, tempat lewatnya kerongkongan, pembuluh darah utama, trakea dan struktur lainnya diantara leher dan dada.
Lorong ini sangat sempit dan bisa timbul kelainan jika pembuluh darah atau saraf yang menuju ke lengan tertekan diantara tulang iga dan otot dibawahnya.

GEJALA
Tangan, lengan dan bahu bisa membengkak atau tampak kebiruan karena kekurangan oksigen (sianosis).

DIAGNOSA
Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala, pemeriksaan fisik dan beberapa pemeriksaan.

2 pemeriksaan bisa dilakukan untuk membantu menentukan apakah saluran torakikus sangat sempit sehingga gerakan tertentu bisa memutuskan aliran darah ke lengan:

1. Uji Adson dilakukan dengan menentukan apakah denyut nadi di pergelangan tangan berkurang atau menghilang jika penderita menarik nafas panjang dan menahannya pada saat kepala ditekuk ke belakang dan kemudian ditekuk ke depan.
2. Uji Allen dilakukan dengan mengangkat lengan dan memutarnya ketika kepala penderita berpaling ke sisi yang tidak terkena, hal ini akan menyebabkan berkurangnya denyut nadi di pergelangan tangan.

Dengan stetoskop bisa terdengar suara aliran darah yang abnormal pada arteri yang terkena.

Angiografi bisa menemukan adalah aliran darah yang abnormal ke lengan.

PENGOBATAN
Sebagian besar penderita menunjukkan perbaikan setelah menjalani terapi fisik dan latihan.

Pembedahan dilakukan pada penderita yang memiliki kelainan yang menyebabkan penekanan pada arteri, misalnya kelebihan sedikit tulang iga.
Tetapi sebagian besar dokter berusaha untuk menghindari pembedahan karena diagnosis pasti sulit ditegakkan dan setelah pembedahan dilakukan gejalanya seringkali menetap. (medicastore)

Polineuropati

Polineuropati adalah kelainan fungsi yang berkesinambungan pada beberapa saraf perifer di seluruh tubuh.

PENYEBAB

1. Infeksi bisa menyebabkan polineuropati, kadang karena racun yang dihasilkan oleh beberapa bakteri (misalnya pada difteri) atau karena reaksi autoimun (pada sindroma Guillain-Barr?).
2. Bahan racun bisa melukai saraf perifer dan menyebabkan polineuropati atau mononeuropati (lebih jarang).
3. Kanker bisa menyebabkan polineuropati dengan menyusup langsung ke dalam saraf atau menekan saraf atau melepaskan bahan racun.
4. Kekurangn gizi dan kelainan metabolik juga bisa menyebabkan polineuropati.
Kekurangan vitamin B bisa mengenai saraf perifer di seluruh tubuh.
5. Penyakit yang bisa menyebabkan polineuropati kronik (menahun) adalah diabetes, gagal ginjal dan kekurangan gizi (malnutrisi) yang berat.
Polineuropati kronik cenderung berkembang secara lambat (sampai beberapa bulan atau tahun) dan biasanya dimulai di kaki (kadang di tangan).


Pengendalian kadar gula darah yang buruk pada penderita diabetes bisa menyebabkan beberapa jenis polineuropati.

Yang paling sering ditemukan adalah neuropati diabetikum, yang merupakan polineuropati distalis, yang menyebabkan kesemutan atau rasa terbakar di tangan dan kaki.
Diabetes juga bisa menyebabkan mononeuropati atau mononeuropati multipel yang berakhir dengan kelemahan, terutama pada mata dan otot paha.

GEJALA
Kesemutan, mati rasa, nyeri terbakar dan ketidakmampuan untuk merasakan getaran atau posisi lengan, tungkai dan sendi merupakan gejala utama dari polineuropati kronik.

Nyeri seringkali bertambah buruk di malam hari dan bisa timbul jika menyentuh daerah yang peka atau karena perubahan suhu.

Penderita tidak bisa merasakan suhu dan nyeri, sehingga mereka sering melukai dirinya sendiri dan terjadilah luka terbuka (ulkus di kulit) akibat penekanan terus menerus atau cedera lainnya.

Karena tidak dapat merasakan nyeri, maka sendi sering mengalami cedera (persendian Charcot).

Ketidakmampuan untuk merasakan posisi sendi menyebabkan ketidakstabilan ketika berdiri dan berjalan.
Pada akhirnya akan terjadi kelemahan otot dan atrofi (penyusutan otot).

Banyak penderita yang juga memiliki kelainan pada sistem saraf otonom, yang mengendalikan fungsi otomatis di dalam tubuh, seperti denyut jantung, fungsi pencernaan, kandung kemih dan tekanan darah.
Jika neuropati perifer mengenai saraf otonom, maka bisa terjadi:
- diare atau sembelit
- ketidakmampuan untuk mengendalikan saluran pencernaan atau kandung kemih
- impotensi
- tekanan darah tinggi atau rendah
- tekanan darah rendah ketika dalam posisi berdiri
- kulit tampak lebih pucat dan lebih kering
- keringat berlebihan.

DIAGNOSA
Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala-gejala dan hasil pemeriksaan fisik.

Elektromiografi dan uji kecepatan penghantaran saraf dilakukan untuk memperkuat diagnosis.

Pemeriksaan darah dilakukan jika diduga penyebabnya adalah kelainan metabolik (anemia pernisiosa karena kekurangan vitamin B12), diabetes (kadar gula darah meningkat) dan gagal ginjal (kadar kreatinin meningkat).

Pemeriksaan air kemih bisa menunjukkan adanya keracunan logam berat atau mieloma multipel.

PENGOBATAN
Pengobatan tergantung kepada penyebabnya.

Jika penyebabnya adalah diabetes, maka pengendalian kadar gula darah bisa menghentikan perkembangan penyakit dan menghilangkan gejala, tetapi penyembuhannya lambat.

Mengobati gagal ginjal dan mieloma multipel bisa mempercepat penyembuhan polineuropati.

Pembedahan dilakukan pada penderita yang mengalami cedera atau penekanan saraf.

Terapi fisik kadang bisa mengurangi beratnya kejang otot atau kelemahan otot. (medicastore)

Neuropati Herediter


Neuropati Herediter adalah kelainan sistem saraf yang secara genetik diturunkan dari orang tua kepada anaknya.

3 bentuk utama dari neuropati herediter adalah:

1. Neuropati motorik herediter, hanya mengenai saraf motorik
2. Neuropati sensorik herediter, hanya mengenai saraf sensorik
3. Neuropati sensorimotorik herediter, mengenai saraf motorik dan saraf sensorik.

Kelainan ini jarang terjadi.


PENYAKIT CHARCOT-MARIE-TOOTH


Disebut juga atrofi muskuler peronealis, merupakan neuropati herediter yang paling banyak ditemukan.
Penyakit ini menyerang saraf peronealis dan menyebabkan kelemahan otot dan atrofi (penyusutan otot) pada tungkai bawah.
Penyakit ini diturunkan secara dominan.

# Gejalanya tergantung kepada bentuk penyakit yang diturunkan: Tipe I : terjadi kelemahan pada tungkai bawah selama masa pertengahan kanak-kanak, yang menyebabkan footdrop (kaki menggantung) dan penciutan otot betis (kaki burung bangau).
Selanjutnya otot tangan mulai menciut. Anak kehilangan kemampuannya untuk merasakan nyeri, panas dan dingin di tangan dan kakinya.
Penyakit ini berkembang secara perlahan dan tidak mempengaruhi harapan hidup penderitanya.
# Tipe 2 : berkembang lebih lambat, gejala yang sama dengan tipe 1 baru muncul di kemudian hari.


PENYAKIT DEJERINE-SOTTAS

Juga disebut neuropati interstisiali hipertrofik, lebih jarang terjadi.
Penyakit ini mulai timbul pada masa kanak-kanak dan ditandai dengan kelemahan yang progresif dan hilangnya rasa di tungkai.
Kelemahan otot berkembang lebih cepat dibandingkan dengan penyakit Charcot-Marie-Tooth.

Penyebaran kelemahan otot, usia timbulnya penyakit, riwayat keluarga, adanya kelainan bentuk kaki (lengkung kaki yang tinggi dan jari palu) serta hasil pemeriksaan penghantaran saraf bisa membantu membedakan penyakit Charcot-Marie-Tooth dengan penyakit Dejerine-Sottas dan penyebab neuropati lainnya.

Tidak ada pengobatan yang bisa mencegah memburuknya penyakit.
Menggunakan penyokong (brace) bisa membantu memperbaiki footdrop dan kadang diperlukan pembedahan ortopedik. (medicastore)

Atrofi Muskuler Spinalis

Atrofi Otot Spinalis adalah penyakit keturunan dimana sel-sel saraf di medula spinalis dan batang otak mengalami kemunduran (degenerasi) dan menyebabkan kelemahan dan penciutan otot yang progresif.

GEJALA

Gejala pertama muncul pada masa bayi dan kanak-kanak.
Kelemahan otot pada atrofi muskuler spinalis akut (penyakit Werdnig-Hoffmann) muncul pada bayi yang berumur 2-4 bulan.
Penyakit ini diturunkan secara resesif, diperlukan 2 gen non-dominan dari kedua orang tua.

Anak-anak yang menderita atrofi muskuler spinalis menengah, dalam 1-2 tahun pertama tetap normal dan kemudian mengalami kelemahan yang semakin memburuk di tungkainya.
Biasanya tidak disertai kelainan pada pernafasan, jantung atau saraf kranialis.
Penyakit ini berkembang secara perlahan.

Atrofi muskuler spinalis kronis (penyakit Wohlfart-Kugerberg-Welander) mulai timbul pada usia 2-17 tahun dan memburuk secara perlahan, sehingga penderita penyakit ini hidup lebih lama dibandingkan penderita atrofi muskuler spinalis lainnya.
Kelemahan dan penciutan otot bermula di tungkai lalu menyebar ke lengan.

DIAGNOSA
Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan fisik.

Elektromiografi dilakukan untuk memperkuat diagnosis.

PENGOBATAN
Tidak ada pengobatan khsusus untuk penyakit ini.

Untuk meringankan gejala, bisa dilakukan terapi fisik serta pemakaian brace dan alat khusus. (medicastore)

Gangguan Perangsangan Otot

Gangguan perangsangan otot (motor neuron) ditandai dengan penurunan progresif pada saraf dan struktur lain yang berhubungan dengan gerakan otot. Gangguan ini terjadi ketika penggerak saraf tidak merangsang otot dengan normal.

* Amyotrophic lateral sclerosis adalah yang paling sering terjadi pada gangguan ini.
* Ciri khasnya, otot lemah dan sakit, dan gerakan menjadi kaku, janggal dan aneh.
* Dokter mendasari diagnosa pada hasil electromyography, magnetic resonance imaging, dan tes darah.
* Tidak terdapat pengobatan khusus atau penyembuhan, tetapi obat-obatan bisa membantu mengurangi gejala-gejala.

Untuk fungsi normal otot, jaringan otot dan saraf penghubung antara otak dan otot harus normal. Pada gangguan rangsangan otot (gangguan penggerak saraf), penggerak saraf tidak merangsang otot secara normal. Akibatnya, otot lemah, menyakitkan (atrophy), dan menjadi lumpuh sepenuhnya meskipun otot itu sendiri bukan penyebab masalah.

Gangguan perangsangan otot termasuk amyotrophic lateral sclerosis (yang paling umum), primary lateral sclerosis, progressive pseudobulbar palsy, progressive muscular atrophy, progressive bulbar palsy, dan sindrom postpolio. Gangguan ini sangat sering terjadi pada para pria dan biasanya terjadi pada orang di usia 50 tahunan. Penyebabnya biasanya tidak diketahui. Sekitar 10% orang yang mengalami gangguan perangsangan otot karena keturunan dan dengan begitu memiliki anggota keluarga yang mengalami gangguan.

Pada semua gangguan ini, bagian pada sistem saraf meliputi gerakan otot-termasuk saraf penggerak pada tulang belakang dan di bagian lain tubuh dan bagian otak-menurun secara progresif, menyebabkan otot lemah yang bisa berkembang menjadi lumpuh. Meskipun begitu, pada setiap gangguan, bagian lain pada sistem saraf terkena. Konsekwensinya, setiap gangguan memiliki efek yang berbeda. Misalnya, beberapa mempengaruhi mulut dan tenggorokan, dan yang lainnya mula-mula mempengaruhi tangan dan tenggorokan lebih dahulu atau kaki atau lebih parah.

GEJALA

Otot yang terkena, tetapi orang tidak memiliki rasa sakit atau berbagai perubahan pada sensasinya. Depresi adalah biasa.

Amyotrophic lateral sclerosis (penyakit lou gehrig) : perkembangan gangguan ini dimulai dengan kelemahan, seringkali pada tangan dan sedikit pada kaki atau mulut dan tenggorokan. Kelemahan bisa berkembang pada salah satu bagian tubuh dibanding bagian lainnya dan biasanya berjalan ke tangan atau kaki. Kejang juga sering terjadi dan bisa terjadi sebelum kelemahan, tetapi tidak terdapat perubahan pada sensasi yang terjadi. Orang bisa kehilangan berat badan dan merasa lelah yang tidak biasanya.

Bersamaan dengan waktu, kelemahan meningkat. Otot kejang dan menjadi tegang, diikuti dengan kejang (spasticity). Getaran bisa terlihat. Mengendalikan ekspresi wajah bisa menjadi sulit. Kelemahan pada otot pada tenggorokan bisa membuat kesulitan bicara (dysarthria) dan menelan (dysphagia). Ludah yang berlebihan dihasilkan, kadangkala menyebabkan berliur. Sebagaimana gangguan berkembang, orang kemungkinan tidak dapat mengendalikan reaksi emosi dan bisa tertawa atau menangis secara tidak sesuai.

Kadangkala, otot yang mempengaruhi bernafas menjadi lemah, menimbulkan masalah pernafasan. Beberapa orang membutuhkan ventilator untuk bernafas.

Bagimana cepatnya perkembangan amyotrophic lateral sclerosis bervariasi. Sekitar 50% orang dengan gangguan ini meningggal dalam waktu 3 tahun pada gejala awal, 10% hidup 10 tahun atau lebih, dan beberapa orang bertahan selama 30 tahun.

Primary lateral sclerosis dan progressive pseudobulbar palsy : gangguan ini langka, jenis yang lambat kemajuannya pada amyotrophic lateral sclerosis. Primary lateral sclerosis terutama sekali mempengaruhi tangan dan kaki, dan progressive pseudobulbar palsy terutama sekali mempengaruhi otot pada wajah, rahang, dan tenggorokan. Pada kedua gangguan tersebut, kaku yang berat menyertai kelemahan otot. Emosi bisa berubah-ubah : orang yang menderita pseudibulbar palsy bisa berubah dari merasa senang sampai merasa sedih sekali secara cepat dan tanpa sebab. Emosi yang meledak tidak tepat adalah biasa. Beberapa tahun kemudian, otot menjadi kejang dan lemas. Gangguan tersebut biasanya mengalami kemajuan untuk beberapa tahun sebelum kelumpuhan total terjadi.

Progressive muscular atrophy : gangguan ini bisa terjadi di usia berapapun. Hal ini serupa dengan amyotrophic lateral sclerosis, tetapi perkembangannya lebih lambat, kekejangan tidak terjadi, dan kelemahan otot agak berat. Kontraksi tanpa sadar atau kekejangan pada serat otot kemungkinan gejala yang paling awal. Tangan biasanya terkena terlebih dahulu, diikuti oleh lengan, bahu, dan kaki. Kadangkala, seluruh tubuh terkena. Kebanyakan orang dengan gangguan ini bertahan hidup 25 tahun atau lebih.

Progressive bulbar palsy : pada gangguan ini saraf mengendalikan otot mengunyah, menelan, dan berbicara terkena, membuat fungsi ini bertambah sulit. Suara bisa bindeng. Pada beberapa orang, emosi bisa berubah-ubah. Karena sulit menelan, atau makanan atau ludah seringkali terhisap (aspirated) ke dalam paru-paru, menyebabkan cekikan atau sumbatan dan meningkatkan resiko pada pneumonia. Kematian, yang seringkali disebabkan pneumonia, biasanya terjadi 1 sampai 3 tahun setelah gangguan tersebut mulai terjadi.

Sindrom postpolio : pada beberapa orang yang mengalami polio, otot bisa menjadi lelah, sakit sekali, dan lemah 15 tahun atau lebih setelah sembuh dari polio. Kadangkala jaringan otot juga lunglai, diduga kembali aktifnya infeksi polio. Meskipun begitu, pada kebanyakan orang yang mengalami polio, beberapa gejala tidak menyebabkan sindrom postpolio tetapi menimbulkan sebuah gangguan baru, seperti diabetes, cakra terselip (herniated), atau osteoarthritis.

DIAGNOSA

Dokter menduga salah satu dari gangguan ini pada orang dewasa yang mengalami perkembangan kelemahan otot tanpa rasa sakit atau kehilangan perasa. Dokter menanyakan pasien, bagian tubuh mana yang terkena, ketika gangguan dimulai, gejala apa yang pertama kali muncul, dan bagaimana gejala berubah setiap waktu. Informasi ini memberikan mereka petunjuk mengenai penyebab gejala.

Otot melemah bisa memiliki banyak penyebab, sehingga pemeriksaan diagnosa, seperti berikut di bawah ini, diperlukan untuk membantu memperkecil kemungkinan :

* Magnetic resonance imaging (MRI) pada otak dan kadangkala tulang ekor dilakukan untuk memeriksa ketidaknormalan yang bisa menyebabkan gejala yang serupa.
* Electromyography, yang meliputi perangsangan otot dan merekam aktifitas elektrik, bisa membantu memastikan apakah masalah ada dalam saraf atau otot.
* Konduksi saraf diteliti, yang mengukur seberapa cepat saraf memancarkan impuls, bisa juga dilakukan. Kecepatan impuls tidak berpengaruh sampai gangguan ini berakhir, jadi jika impuls lambat tanpa diduga, penyebab gejala kemungkinan gangguan lain.
* Tes darah untuk memeriksa gangguan lain (seperti infeksi dan gangguan metabolisme) yang tidak mempengaruhi saraf tetapi bisa menyebabkan kelemahan.



PENGOBATAN

Gangguan rangsangan otot tidak memiliki pengobatan khusus atau penyembuhan. Perawatan dilakukan oleh tim pada beberapa jenis praktisi kesehatan (tim multidisiplin) membantu orang menghadapi kemajuan ketidakmampuan. Terapi fisik membantu orang mengelola kekuatan otot dan membantu mencegah pemendekan otot (contractures). Para perawat atau pemerhati perawatan lainnya harus memberi makan orang dengan kesulitan menelan secara hati-hati untuk mencegah tercekik. Beberapa orang harus diberi makan melalui sebuah slang yang dimasukkan melalui dinding perut ke dalam perut (slang gastromy).

Baclofen bisa membantu mengurangi kejang otot, dan phenytoin atau quinine bisa membantu mengurangi kram. Obat-obatan dengan efek antikolinergik, seperti amitriptyline (sebuah antidepresan), kemungkinan digunakan karena efek anticholinergic salah satu dari obat-obatan ini -mengurangi pembentukan kelenjar ludah. Amitriptyline atau fluvoxamine (juga sebuah antidepresan) bisa membantu orang yang bisa mengubah emosi atau depresi.

Pada beberapa orang dengan amyotrophic lateral sclerosis, digunakan riluzole, obat yang melindungi sel saraf, bisa memperpanjang hidup. Digunakan melalui mulut.

Jika sakit terjadi sebagai gangguan kemajuan (misalnya, hal itu bisa menjadi terasa sakit sekali untuk duduk di salah satu titik tanpa bisa mengangkat posisi), opoid dan benzodiazepine, yang merupakan sedative ringan, dapat digunakan.

Pada beberapa orang dengan progressive bulbar palsy, operasi untuk memperbaiki bengkak membantu.

Karena amyotrophic lateral sclerosis dan progressive bulbar palsy adalah progresif dan tidak dapat disembuhkan, orang dengan salah satu dari gangguan ini dianjurkan untuk menentukan petunjuk lanjutan yang menspesifikasikan jenis perawatan pada akhir hidupnya. (medicastore)

Multiple Mononeuropathy

Multiple mononeuropathy (mononeuritis multiplex) adalah kerusakan perangsangan pada dua atau lebih syaraf peripheral pada daerah terpisah pada tubuh. yang menyebabkan kelainan sensasi dan kelemahan.

Multiple mononeuropathy biasanya mempengaruhi hanya beberapa syaraf, seringkali pada daerah berbeda pada tubuh. Sebaliknya, polyneuropathy mempengaruhi banyak syaraf, biasanya pada sekitar daerah yang sama pada kedua sisi tubuh. meskipun begitu, jika multiple mononeuropathy berhubungan dengan banyak syaraf, yang kemungkingan sulit untuk dibedakan dari polyneuropathy.


PENYEBAB


Beberapa gangguan bisa menyebabkan mononeuropathy, dan setiap gangguan menghasilkan gejala-gejala yang khusus. Diabetes kemungkinan adalah penyebab yang paling umum, meskipun diabetes lebih umum menyebabkan polyneuropathy. Penyebab umum lainnya pada multiple mononeuropathy termasuk polarteritis nodosa, lupus (systemic lupus erythematosus), sindrom sjorgen, rheumatoid arthritis, sarcoidosis, amyloidosis, dan infeksi (seperti penyekit lyme dan infeksi HIV). Multiple mononeuropathy bisa dihasilkan dari serangan langsung pada syaraf oleh bakteri, sebagaimana terjadi pada leprosy. Gangguan bisa mempengaruhi syaraf tersebut dengan tiba-tiba atau mempengaruhi mereka secara progresif, dengan cepat.

GEJALA

Orang mengalami nyeri, lemah, kelainan sensasi, atau kombinasi pada daerah yang disuplai oleh syaraf yang terkena. Gejala-gejala seringkali dimulai pada salah satu bagian tubuh. Ketika diabetes adalah penyebab tersebut, otot pada mata dan paha seringkali terkena.

DIAGNOSA

Dokter mendasari diagnosa pada gejala-gejala dan hasil pemeriksaan fisik, tetapi electromyography dan tes konduksi syaraf biasanya dilakukan untuk memastikan diagnosa tersebut.

PENGOBATAN

Pengobatan tergantung pada penyebab.(medicastore)

Gangguan Simpul Neuromuskular

Syaraf berhubungan dengan otot pada simpangan neuromuskular. Di sana, ujung serat syaraf terhubung dengan lokasi khusus pada selaput otot yang disebut penggerak dan piringan. Piringan ini berisi sel yang peka terhadap rangsangan yang memudahkan otot untuk bereaksi terhadap acetylcholine, pengantar bahan kimia (neurotrasmitter) dilepaskan oleh syaraf untuk menyampaikan impul syaraf melewati persimpangan neuromuscular. Setelah syaraf merangsang otot pada persimpangan ini, impuls listrik mengalir melalui otot, menyebabkan kerutan.


Syaraf overaktif : Dua Sindrom


Kadangkala syaraf dengan cepat mengirimkan impuls listrik menuju otot, mengakibatkan rangsangan berlebihan. Rangsangan berlebihan diperkirakan menjadi faktor sindrom Stiff-person dan sindrom Isaac.

Sindrom Stiff-person: sindrom ini lebih sering terjadi pada wanita dan sering terjadi pada orang dengan diabetes atau kanker jenis tertentu, termasuk limfoma Hodgkin (penyakit Hodgkin).

Penyebabnya kemungkinan reaksi autoimun-ketika tubuh menghasilkan antibodi yang menyerang jaringannya sendiri. Antibodi menjadi sebuah enzim yang disebut glutamic acid decarboxylase bisa terjadi, tetapi apakah mereka menyebabkan gejala-gejala tidak diketahui.

Otot pada betis, perut, dan kaki secara bertahap menjadi kaku dan membesar. Otot pada lengan, kepala, dan leher tidak terpengaruh.

Obat penenang diazepam bisa secara konsisten menghilangkan kekakuan otot. Plasmapheresis, dimana zat racun disaring dari darah, kadangkala dilakukan tetapi seringkali tidak berhasil. Tanpa pengobatan, gangguan tersebut mengalami kemajuan, menyebabkan ketidakmampuan dan kekakuan di sepanjang tubuh.

Sindrom Isaac : gangguan ini langka tidak diketahui penyebabnya. Seringkali terjadi pada orang dengan kanker.

Otot, terutama pada lengan dan kaki, terus menerus kejang, bergerak seperti sekantung cacing. Gejala ini disebut myokymia. Tangan dan kaki kejang dan kram dengan sebentar-sebentar. Kekakuan otot adalah sering terjadi. Berkeringat kemungkinan meningkat.

Gejala bisa dihilangkan dengan carbamazepine atau phenytoin, keduanya adalah antikonsulvan.

Gangguan dimana persimpangan neuromuscular tidak berfungsi termasuk myasthenia gravis, botulism, dan sindrom Eaton-Lambert. Sebagai tambahan, kebanyakan obat-obatan (termasuk beberapa antibiotik dengan dosis sangat tinggi), pembasmi serangga tertentu (organophosphate), curare (ekstrak dari tumbuhan dahulu diletakkan di ujung beberapa anak panah beracun dan digunakan untuk melumpuhkan dan membunuh), dan gas syaraf digunakan dalam perang kimia bisa menyebabkan persimpangan neuromuskular rusak. Beberapa zat-zat ini mencegah penguraian normal pada acetylcholine setelah impuls syaraf telah diteruskan ke otot.(medicastore)