Showing posts with label Hormon dan Sistem Endokrin. Show all posts
Showing posts with label Hormon dan Sistem Endokrin. Show all posts

Monday, August 30, 2010

Gangguan Hormon



Horomon dan Sistem endokrin

  1. Hormon dan Sistem Endokrin
  2. Sistem Kekebalan Tubuh
  3. Memahami Sistem Kekebalan Tubuh
  4. Bagaimana Limfosit Mengenali Antigen
  5. Sistem Getah Bening
  6. Kekebalan Tubuh Khusus
  7. Kelenjar Hipofisa
  8. Kelenjar Tiroid


Kelainan Kelenjar Tiroid

  1. Hipertiroidisme
  2. Hipotiroidisme
  3. Tiroiditis (radang kelenjar tiroid)
  4. Tiroiditis Hashimoto (Tiroiditis autoimun)
  5. Tiroiditis Granulomatosa Subakut
  6. Tiroiditis Limfosotik Laten
  7. Kanker Tiroid
  8. Sindroma Sakit Eutiroid


Kelainan Kelenjar Hipofisa

  1. Sindroma Empty Sella
  2. Hipopituitarisme
  3. Diabetes Insipidus
  4. Akromegali
  5. Galaktore


Gangguan Endokrin

  1. Diabetes Mellitus
  2. Hipoglikemia (kadar gula darah rendah)
  3. Sindroma Neoplasia Endokrin Multipel
  4. Sindroma Defisiensi Poliglanduler
  5. Karsinoid


Kelainan Kelenjar Adrenal

  1. Kelenjar adrenal yang kurang aktif
  2. Kelenjar Adrenal Yang Terlalu Aktif
  3. Feokromositoma : Sebabkan Hipertensi Sangat Berat
  4. Cushing's Syndrome
  5. Virilization : Sifat Maskulin Berlebihan Pada Wani...
  6. Hyperaldosteronism
  7. Kekebalan Tubuh Khusus
  8. Penyakit Addison

Hormon dan Sistem Endokrin

Sistem endokrin terdiri dari sekelompok organ (kadang disebut sebagai kelenjar sekresi internal), yang fungsi utamanya adalah menghasilkan dan melepaskan hormon-hormon secara langsung ke dalam aliran darah.



Hormon berperan sebagai pembawa pesan untuk mengkoordinasikan kegiatan berbagai organ tubuh.



KELENJAR ENDOKRIN



Organ utama dari sistem endokrin adalah:

# Hipotalamus# Kelenjar hipofisa

# Kelenjar tiroid

# Kelenjar paratiroid

# Pulau-pulau pankreas

# Kelenjar adrenal

# Buah zakar

# Indung telur.

Selama kehamilan, plasenta juga bertindak sebagai suatu kelenjar endokrin.



Hipotalamus melepaskan sejumlah hormon yang merangsang hipofisa; beberapa diantaranya memicu pelepasan hormon hipofisa dan yanglainnya menekan pelepasan hormon hipofisa.



Kelenjar hipofisa kadang disebut kelenjar penguasa karena hipofisa mengkoordinasikan berbagai fungsi dari kelenjar endokrin lainnya.

Beberapa hormon hipofisa memiliki efek langsung, beberapa lainnya secara sederhana mengendalikan kecepatan pelepasan hormon oleh organ lainnya.

Hipofisa mengendalikan kecepatan pelepasan hormonnya sendiri melalui mekanisme umpan balik, dimana kadar hormon endokrin lainnya dalam darah memberikan sinyal kepada hipofisa untuk memperlambat atau mempercepat pelepasan hormonnya.



Tidak semua kelenjar endokrin berada dibawah kendali hipofisa; beberapa diantaranya memberikan respon, baik langsung maupun tidak langsung, terhadap konsentrasi zat-zat di dalam darah:



# Sel-sel penghasil insulin pada pankreas memberikan respon terhadap gula dan asam lemak

# Sel-sel paratiroid memberikan respon terhadap kalsium dan fosfat

# Medulla adrenal (bagian dari kelenjar adrenal) memberikan respon terhadap perangsangan langsung dari sistem saraf parasimpatis.



Banyak organ yang melepaskan hormon atau zat yang mirip hormon, tetapi biasanya tidak disebut sebagai bagian dari sistem endokrin.

Beberapa organ ini menghasilkan zat-zat yang hanya beraksi di tempat pelepasannya, sedangkan yang lainnya tidak melepaskan produknya ke dalam aliran darah.

Contohnya, otak menghasilkan berbagai hormon yang efeknya terutama terbatas pada sistem saraf.



HORMON



Hormon adalah zat yang dilepaskan ke dalam aliran darah dari suatu kelenjar atau organ, yang mempengaruhi kegiatan di dalam sel-sel.

Sebagian besar hormon merupakan protein yang terdiri dari rantai asam amino dengan panjang yang berbeda-beda. Sisanya merupakan steroid, yaitu zat lemak yang merupakan derivat dari kolesterol.

Hormon dalam jumlah yang sangat kecil bisa memicu respon tubuh yang sangat luas.



Hormon terikat kepada reseptor di permukaan sel atau di dalam sel. Ikatan antara hormon dan reseptor akan mempercepat, memperlambat atau merubah fungsi sel. Pada akhirnya hormon mengendalikan fungsi dari organ secara keseluruhan:

# Hormon mengendalikan pertumbuhan dan perkembangan, perkembangbiakan dan ciri-ciri seksual

# Hormon mempengaruhi cara tubuh dalam menggunakan dan menyimpan energi

# Hormon juga mengendalikan volume cairan dan kadar air dan garam di dalam darah.



Beberapa hormon hanya mempengaruhi 1 atau 2 organ, sedangkan hormon yang lainnya mempengaruhi seluruh tubuh.



Misalnya, TSH dihasilkan oleh kelenjar hipofisa dan hanya mempengaruhi kelenjar tiroid. Sedangkan hormon tiroid dihasilkan oleh kelenjar tiroid, tetapi hormon ini mempengaruhi sel-sel di seluruh tubuh. Insulin dihasilkan oleh sel-sel pulau pankreas dan mempengaruhi metabolisme gula, protein serta lemak di seluruh tubuh.





PENGENDALIAN ENDOKRIN



Jika kelenjar endokrin mengalami kelainan fungsi, maka kadar hormon di dalam darah bisa menjadi tinggi atau rendah, sehingga mengganggu fungsi tubuh.

Untuk mengendalikan fungsi endokrin, maka pelepasan setiap hormon harus diatur dalam batas-batas yang tepat.

Tubuh perlu merasakan dari waktu ke waktu apakah diperlukan lebih banyak atau lebih sedikit hormon.



Hipotalamus dan kelenjar hipofisa melepaskan hormonnya jika mereka merasakan bahwa kadar hormon lainnya yang mereka kontrol terlalu tinggi atau terlalu rendah.

Hormon hipofisa lalu masuk ke dalam aliran darah untuk merangsang aktivitas di kelenjar target. Jika kadar hormon kelenjar target dalam darah mencukupi, maka hipotalamus dan kelenjar hipofisa mengetahui bahwa tidak diperlukan perangsangan lagi dan mereka berhenti melepaskan hormon.

Sistem umpan balik ini mengatur semua kelenjar yang berada dibawah kendali hipofisa.



Hormon tertentu yang berada dibawah kendali hipofisa memiliki fungsi yang memiliki jadwal tertentu. Misalnya, suatu siklus menstruasi wanita melibatkan peningkatan sekresi LH dan FSH oleh kelenjar hipofisa setiap bulannya. Hormon estrogen dan progesteron pada indung telur juga kadarnya mengalami turun-naik setiap bulannya.

Mekanisme pasti dari pengendalian oleh hipotalamus dan hipofisa terhadap bioritmik ini masih belum dapat dimengerti. Tetapi jelas terlihat bahwa organ memberikan respon terhadap semacam jam biologis.



Faktor-faktor lainnya juga merangsang pembentukan hormon.

Prolaktin (hormon yang dikeluarkan oleh kelenjar hipofisa) menyebabkan kelenjar susu di payudara menghasilkan susu. Isapan bayi pada puting susu merangsang hipofisa untuk menghasilkan lebih banyak prolaktin. Isapan bayi juga meningkatkan pelepasan oksitosin yang menyebabkan mengkerutnya saluran susu sehingga susu bisa dialirkan ke mulut bayi.



Kelenjar semacam pulau pakreas dan kelenjar paratiroid, tidak berada dibawah kendali hipofisa. Mereka memiliki sistem sendiri untuk merasakan apakah tubuh memerlukan lebih banyak atau lebih sedikit hormon.

Misalnya kadar insulin meningkat segera setelah makan karena tubuh harus mengolah gula dari makanan. Jika kadar insulin terlalu tinggi, kadar gula darah akan turun sampai sangat rendah.



Kadar hormon lainnya bervariasi berdasarkan alasan yang kurang jelas.

Kadar kortikosteroid dan hormon pertumbuhan tertinggi ditemukan pada pagi hari dan terendah pada senja hari. Alasan terjadinya hal ini belum sepenuhnya dimengerti.



HORMON UTAMA



Hormon

Yg menghasilkan

Fungsi

Aldosteron

Kelenjar adrenal

Membantu mengatur keseimbangan garam & air dengan cara menahan garam & air serta membuang kalium

Hormon antidiuretik

(vasopresin)

Kelenjar hipofisa

Menyebabkan ginjal menahan air

Bersama dengan aldosteron, membantu mengendalikan tekanan darah

Kortikosteroid

Kelenjar adrenal

Memiliki efek yg luas di seluruh tubuh, terutama sebagai:

Anti peradangan

Mempertahankan kadar gula darah, tekanan darah & kekuatan otot

Membantu mengendalikan keseimbangan garam & air

Kortikotropin

Kelenjar hipofisa

Mengendalikan pembentukan & pelepasan hormon oleh korteks adrenal

Eritropoietin

Ginjal

Merangsang pembentukan sel darah merah

Estrogen

Indung telur

Mengendalikan perkembangan ciri seksual & sistem reproduksi wanita

Glukagon

Pankreas

Meningkatkan kadar gula darah

Hormon pertumbuhan

Kelenjar hipofisa

Mengendalikan pertumbuhan & perkembangan

Meningkatkan pembentukan protein

Insulin

Pankreas

Menurunkan kadar gula darah

Mempengaruhi metabolisme glukosa, protein & lemak di seluruh tubuh

LH (luteinizing hormone)

FSH (follicle-stimulating hormone)

Kelenjar hipofisa

Mengendalikan fungsi reproduksi (pembentukan sperma & sementum, pematangan sel telur, siklus menstruasi

Mengendalikan ciri seksual pria & wanita (penyebaran rambut, pembentukan otot, tekstur & ketebalan kulit, suara dan bahkan mungkin sifat kepribadian)

Oksitosin

Kelenjar hipofisa

Menyebabkan kontraksi otot rahim & saluran susu di payudara

Hormon paratiroid

Kelenjar paratiroid

Mengendalikan pembentukan tulang

Mengendalikan pelepasan kalsium & fosfat

Progesteron

Indung telur

Mempersiapkan lapisan rahim untuk penanaman sel telur yg telah dibuahi

Mempersiapkan kelenjar susu untuk menghasilkan susu

Polaktin

Kelenjar hipofisa

Memulai & mempertahankan pembentukan susu di kelenjar susu

Renin & angiotensin

Ginjal

Mengendalikan tekanan darah

Hormon tiroid

Kelenjar tiroid

Mengatur pertumbuhan, pematangan & kecepatan metabolisme

TSH

(tyroid-stimulating hormone)

Kelenjar hipofisa

Merangsang pembentukan & pelepasan hormon oleh kelenjar tiroid



Sunday, August 22, 2010

Sistem Kekebalan Tubuh

Sistem kekebalan tubuh dirancang untuk pertahanan tubuh melawan benda asing atau zat-zat kimia berbahaya yang menyerang. Beberapa zat-zat termasuk mikroorganisme (biasanya disebut kuman, seperti bakteri, virus, dan jamur), parasit (seperti cacing), sel kanker, dan bahkan organ dan jaringan yang ditransplantasi. Zat-zat yang merangsang reaksi kekebalan di dalam tubuh disebut antigen. Antigen bisa juga ada dengan sendirinya-misal, sebagai polen atau molekul makanan. Reaksi kekebalan normal terdiri dari mengenali antigen benda asing, mengerahkan kekuatan untuk bertahan melawan benda asing itu, dan menyerangnya.

Gangguan pada sistem kekebalan terjadi :

* ketika tubuh menghasilkan reaksi kekebalan melawan dirinya sendiri (gangguan autoimun).
* ketika tubuh tidak dapat menghasilkan reaksi kekebalan yang tepat melawan serangan mikroorganisme (gangguan imunodefisiensi).
* ketika reaksi kekebalan normal terhadap antigen benda asing merusak jaringan-jaringan normal (reaksi alergi).

Baris pertama pada pertahanan melawan serangan adalah penghalang mekanik atau fisik ; kulit ; kornea pada mata ; dan selaput yang melapisi pernafasan ; dan saluran pencernaan, berkemih, dan saluran reproduksi. Selama penghalang ini tetap tidak rusak, banyak penyerang tidak dapat masuk ke dalamnya. Jika penghalang rusak-misalnya, jika luka terbakar berlebihan merusak banyak bagian kulit-resiko infeksi meningkat. Sebagai tambahan, penghalang bertahan dengan pengeluaran yang mengandung enzim yang bisa menghancurkan bakteri. Misal air mata pada mata dan sekresi pada saluran pencernaan dan vagina.

Lapisan selanjutnya pada pertahanan meliputi sel darah putih yang berjalan melalui pembuluh darah menuju jaringan, untuk dan menyerang mikroorganisme dan penyerang lainnya, pertahanan ini memiliki dua bagian. Bagian pertama, disebut kekebalan nonspesifik, meliputi beberapa jenis sel darah putih yang biasanya beraksi terhadap dirinya untuk menghancurkan penyerang-penyerang. Bagian kedua, disebut kekebalan khusus (adaptif), meliputi sel darah putih yang bekerja bersama untuk menghancurkan penghalang-penghalang. Beberapa sel ini tidak secara langssung menghancurkan penyerang-penyerang tetapi memampukan sel darah putih lainnya untuk mengenali dan menghancurkan penyerang-penyerang.

Kekebalan tidak khusus dan kekebalan khusus berinteraksi, mempengaruhi satu sama lain secara langsung atau melalui zat-zat yang menarik atau mengaktifkan sel lain pada sistem kekebalan-bagian pada langkah mobilisasi dalam pertahanan. Zat-zat ini termasuk sitokinesis (yang menyampaikan sistem kekebalan), antibodi, dan penyeimbang protein (yang membentuk sistem penyeimbang). Zat-zat ini tidak mengandung sel tetapi melarutkan cairan tubuh, seperti plasma, bagian cairan pada darah.

Untuk dapat menghancurkan penyerang, sistem kekebalan terlebih dahulu harus mengenali mereka. Dimana, sistem kekebalan harus bisa untuk membedakan apa yang bukan dirinya (benda asing) dari dirinya. Sistem kekebalan bisa membuat perbedaan ini karena semua sel telah mengidentifikasikan molekul pada permukaan mereka. Mikroorganiseme dikenali karena mereka unik, benda asing mengenali molekul pada permukaan mereka. Pada manusia, molekul pengenal disebut antigens leukosit manusia (HLA), atau major histocompatibility complex (MHC). Molekul HLA disebut antigen karena mereka menimbulkan reaksi kebal pada orang lain (biasanya, mereka tidak menimbulkan reaksi kebal pada orang yang telah memilikinya). Setiap orang memiliki antigen leukosit manusia yang unik. Sebuah sel dengan molekul pada permukaannya yang tidak teridentifikasi kepada mereka pada sel tubuhnya diidentifikasi oleh benda asing. Sistem kebal kemudian menyerang sel tersebut. Seperti suatu sel kemungkinan sebagai mikroorganisme, sel yang berasal dari jaringan yang ditranplantasikan, atau salah satu dari sel tubuh yang telah terinfeksi oleh serangan mikroorganisme..

Beberapa sel darah putih-limfosit B-mengenali penyerang secara langsung. Tetapi yang lainnya-limfosit T- membutuhkan bantuan dari sel lainnya pada sistem kekebalan-disebut sel antigen-presenting. Sel ini mencerna penyerang dan menguraikannya ke dalam bagian-bagian. Bagian-bagian antigen yang berasal dari penyerang tersebut kemudian “dihadirkan” dalam saluran dimana limfosit T bisa dikenali.

Sistem kekebalan termasuk beberapa organ-organ sebagai tambahan untuk pembubaran sel sepanjang tubuh. Organ-organ ini dikelompokkan sebagai organ limfoid primer dan sekunder. Organ limfoid primer-kelenjar thymus dan tulang rawan-adalah tempat dimana sel darah putih dihasilkan. Pada kelenjar thymus, limfosit-sebuah jenis sel darah putih-yang dihasilkan dan dilatih untuk mengenali antigen asing dan mengabaikan antigen tubuh sendiri. (limfosit T adalah kritis untuk kekebalan khusus). Tulang rawan menghasilkan beberapa jenis sel darah putih, termasuk neutrophil, monocytes, dan limfosit B. Ketika diperlukan untuk pertahanan tubuh, sel darah putih digerakkan, sebagian besar dari tulang rawan. Mereka kemudian digerakkan ke dalam aliran darah dan mengalir kemanapun mereka perlu.

Organ limfoid sekunder termasuk limpa, batang getah bening, amandel, hati, usus, dan tambalan peyer pada usus kecil. Organ-organ ini menangkap mikroorganisme dan bahan-bahan asing lain dan menyediakan tempat untuk sel matang pada sistem kekebalan untuk mengumpulkan berinteraksi satu sama lain dan dengan bahan-bahan asing, dan menghasilkan reaksi sistem kekebalan.

Batang getah bening secara strategis diletakkan di dalam tubuh dan dihubungkan dengan jaringan pembuluh darah getah bening, yang bertindak sebagai sistem peredarah sistem kekebalan tubuh. Sistem getah bening mengangkut mikroorganisme, bahan-bahan asing lainnya, sel kanker, dan sel mati dan rusak dari jaringan menuju batang getah bening dan kemudian menuju aliran darah. batang getah bening adalah salah satu tempat pertama dimana sel kanker dapat menyebar. Dengan demikian, dokter seringkali meneliti batang getah bening untuk memastikan apakal kanker telah menyebar. Sel kanker pada batang getah bening menyebabkan batang tersebut bengkak. Batang getah bening bisa juga bengkak setelah infeksi, karena reaksi kekebalan terhadap infeksi dihasilkan di batang getah bening.

Memahami Sistem Kekebalan Tubuh

  • Antibodi (immunoglobulin): Protein yang dihasilkan oleh limfosit dan berinteraksi dengan antigen khusus
  • Antigen: Setiap zat yang bisa merangsang reaksi kekebalan
  • Basofil: Sel darah putih yang melepaskan histamin (zat yang mempengaruhi reaksi alergi) dan yang menghasilkan zat untuk menarik neutropil dan eosinopil untuk ke tempat masalah.
  • Sel: Bagian terkecil pada kehidupan organisme, terdiri dari nucleus dan sitoplasma yang dikelilingi oleh selaput
  • Chemotaxis: Proses menarik sel karena zat kimia.
  • Sistem komplemen: Kumpulan protein dengan berbagai fungsi kekebalan, seperti membunuh bakteri dan sel benda asing yang lain, membuat sel benda asing mudah bagi macrophages untuk mengidentifikasi dan mencernanya, penarikan macrophages dan neutropil ke daerah yang sulit, dan meningkatkan keefektifitasan pada antibodi.
  • Sitokinesis (Cytokines): Pengantar sistem kekebalan, yang membantu mengatur reaksi kekebalan.
  • Sel Dendrit: Sel darah putih yang biasanya menetap di jaringan dan yang membantu limfosit T untuk mengenal antigen benda asing.
  • Eosinofil: Sel darah putih dapat mencerna bakteri dan sel benda asing lain, yang bisa menolong melumpuhkan dan membunuh parasit, yang berpartisipasi dalam reaksi alergi, dan yang membantu menghancurkan sel kanker.
  • Helper T cell: Sel darah putih yang membantu limfosit B mengenali dan menghasilkan antibodi melawan antigen benda asing.
  • Histocompatibility: Secara harafiah, kemampuan jaringan, ditentukan oleh antigen leukosit manusia (histocompatibility kompleks yang besar) dan digunakan untuk memastikan apakah transplantasi jaringan atau organ bisa diterima oleh penerima.
  • Human leukocyte antigens (HLA): Kumpulan molekul yang ditempatkan di permukaan sel dan unik di setiap organisme, memampukan tubuh untuk membedakan dirinya dengan bukan dirinya, yang juga disebut major histocompatibility komples.
  • Reaksi kekebalan: Reaksi pada sistem kekebalan terhadap antigen.
  • Immunoglobulin: Sinonimnya antibodi.
  • Interleukin:Tipe sekresi cytokine dengan beberapa sel darah putih untuk mempengaruhi sel darah putih lainnya.
  • Killer (cytotoxic) T cell: Limfosit yang menuju benda asing atau sel yang tidak normal dan membunuhnya.
  • Leukosit:Sel darah putih, seperti monocyte, neutropil, eosinophil, basophil, atau limfosit.
  • Limfosit:Sel darah putih bertanggungjawab untuk kekebalan khusus, termasuk menghasilkan antibodi (oleh limfosit B) dan membedakan dirinya dengan bukan dirinya (oleh limfosit T).
  • Makrofag:Sel besar yang diperoleh dari sel darah putih disebut monocyte yang mencerna bakteri dan sel benda asing lain, dan yang membantu sel darah putih mengidentifikasi mikroorganisme dan zat-zat benda asing lainnya.
  • Major histocompatibility complex (MHC): Sinonim untuk antigen leukosit manusia.
  • Mast cell: Sel pada jaringan yang melepaskan histamin dan zat lain yang berhubungan dengan reaksi alergi.
  • Molekul:Sekelompok atom secara kimia dikombinasikan untuk membentuk zat kimia unik.
  • Natural killer cell:Jenis limfosit yang, tidak sama dengan limfosit lain, siap dibentuk untuk membunuh mikroorganisme tertentu dan sel kanker.
  • Neutrofil:Sel darah putih yang mencerna dan membunuh bakteri dan sel benda asing lain.
  • Pagosit: Sel yang mencerna dan membunuh serangan mikroorganisme, sel lain, dan bagian-bagian sel.
  • Pagositisis: Proses pada sel mencerna dan menyerang mikroorganisme, sel lain, atau bagian sel.
  • Reseptor:Molekul pada permukaan sel atau bagian dalam sel yang mengijinkan hanya molekul yang sesuai sekali-seperti kunci yang sesuai dengan gembok-untuk mendampinginya.
  • Suppressor T cell: Sel darah putih yang membantu akhir reaksi kekebalan.

Bagaimana Limfosit Mengenali Antigen


Limfosit T adalah bagian dari sistem pengendali kebal. Mereka berjalan melalui aliran darah dan sistem lymphatic, mencari zat-zat benda asing (antigen) di dalam tubuh. meskipun begitu, limfosit T tidak dapat mengenali antigen sampai telah diproses dan ‘dihadirkan’ ke limfosit T oleh sel darah putih lainnya, disebut sel antigen-presenting. Sel antigen-presenting terdiri dari sel dendritic (yang paling efektif), makrofag, dan limfosit B.

  1. Dengan sendirinya, limfosit T tidak dapat mengenali antigen yang beredar di dalam tubuh.
  2. Sel yang dapat memproses antigen, seperti sel dendritic, mencerna antigen.
  3. Enzim di dalam sel antigen-processing memecah antigen ke dalam kepingan-kepingan.
  4. Beberapa kepingan-kepingan antigen diangkut oleh molekul antigen leukosit manusia (HLA) sebagaimana mereka disusun di dalam sel antigen-processing. Kemudian molekul tersebut bersama dengan kepingan-kepingan antigen diantarkan ke permukaan sel.
  5. Molekul khusus disebut sel-T penerima, yang diletakkan di permukaan pada limfosit T, dapat mengenali kepingan-kepingan antigen ketika hal ini digabungkan dan dihadirkan oleh Molekul HLA. Sel-T penerima kemudian bergabung dengan bagian molekul HLA menghadirkan bagian-bagian antigen, menyesuaikan seperti kunci dengan gemboknya.

Sistem Getah Bening

Sistem getah bening adalah bagian vital pada sistem kekebalan, sepanjang kelenjar thymus, tulang rawan, limpa, amandel, hati, usus, dan tambalan peyer pada usus kecil.

Sistem getah bening adalah jaringan pada batang getah bening dihubungkan dengan pembuluh darah getah bening. Sistem ini mengangkut getah bening. Cairan yang mengandung oksigen, protein, dan nutrisi lain yang terus merembes melalui dinding tipis pada kapiler ke dalam jaringan tubuh untuk menutrisi mereka. Beberapa cairan ini memasuki pembuluh darah getah bening untuk segera kembali ke aliran darah. Cairan tersebut juga mengangkut zat-zat asing (seperti bakteri), sel kanker, dan sel mati atau rusak yang kemungkinan hadir di jaringan menuju pembuluh getah bening. Getah bening juga mengandung banyak sel darah putih.

Semua bahan diangkut oleh getah bening melalui setidaknya satu batang getah bening, dimana zat-zat asing bisa disaring keluar dan dihancurkan sebelum cairan kembali ke aliran darah. Pada batang getah bening, sel darah putih bisa berkumpul, berinteraksi satu sama lain dan antigen, dan menghasilkan reaksi kekebalan terhadap zat-zat asing. Batang getah bening mengandung penghubung pada jaringan dimana limfosit dikemas dengan ketat. Mikroorganisme yang sangat berbahaya disaring melalui penghubung, kemudian diserang oleh limfosit dan macrophages (yang juga ada pada batang getah bening). Batang getah bening seringkali diikat di daerah dimana pembuluh darah getah bening bercabang, seperti leher, ketiak, dan kunci paha.

Kekebalan Tubuh Khusus

Kekebalan khusus (adaptive) tidak ada ketika lahir ; hal ini diperoleh. Ketika sistem kekebalan seseorang menjumpai antigen, mempelajari cara terbaik untuk menyerang setiap antigen dan mulai membentuk ingatan untuk antigen itu. Kekebalan khusus begitu dinamakan karena menyesuaikan serangan itu sendiri terhadap antigen khusus yang dihadang sebelumnya. Tanda kekebalan pada kekebalan khusus adalah kemampuannya untuk belajar, beradaptasi, dan mengingat. Kekebalan khusus memerlukan waktu untuk berkembang setelah awalnya berhubungan dengan antigen baru. Meskipun begitu, ingatan terbentuk, reaksi berikutnya terhadap penghadangan antigen sebelumnya lebih efektif dan lebih cepat daripada yang dihasilkan oleh kekebalan yang tidak khusus.

Lymphocytes

Lymphocytes adalah jenis sel darah putih yang paling penting yang berhubungan dengan kekebalan khusus. Sel dendritic, antibody, cytokines, dan keseimbangan ‘istem (yang meningkatkan keefektifan antibodi) juga terlibat.
Lymphocytes memungkinkan tubuh untuk mengingat antigen dan untuk membedakan dirinya dari yang bukan dirinya (asing). Lymphocytes berputar di dalam aliran darah dan sistem lymphatic dan memindahkan ke dalam jaringan seperti yang diperlukan.

Sistem kekebalan tubuh bisa mengingat setiap antigen yang dijumpai karena lymphocytes hidup lama-untuk tahunan atau bahkan satu dasawarsa. Ketika lymphocytes menjumpai antigen untuk kedua kalinya, mereka segera bereaksi, dengan kuat, dan khususnya terhadap antigen tertentu. Reaksi kekebalan khusus tersebut ini adalah penyebab orang tidak mengidap cacar air atau campak lebih dari satu kali dan dimana vaksinasi bisa mencegah gangguan tertentu.
Lymphocytes termasuk B lymphocytes, T lymphocytes , dan sel pembunuh alami (yang berhubungan dalam kekebalan tidak khusus).

B Lymphocytes : B lymphocytes (sel B) dibentuk di dalam tulang rawan. Lymphocytes memiliki bagian tertentu (receptor) pada permukaan mereka dimana antigen khusus bisa menempel. Ketika lymphocytes menjumpai antigen, antigen tersebut menempel pada reseptor (sel yang peka terhadap rangsangan), merangsang B lymphocytes untuk berubah ke dalam sel plasma. Sel plasma menghasilkan antibodi. Antibodi ini adalah khusus untuk antigen yang merangsang produksi mereka.

T Lymphocytes : T lymphocytes (sel T) dihasilkan di dalam kelenjar thymus. Disana, mereka belajar bagaimana membedakan dirinya dari bukan dirinya. Hanya T lymphocytes yang tahan terhadap molekul pengidentifikasi diri sendiri dibiarkan untuk matang dan meninggalkan thymus. Tanpa proses pelatihan ini, T lymphocytes bisa menyerang sel dan jaringan tubuh.

T Lymphocytes dewasa dibentuk dan disimpan pada organ lymphoid tambahan (seperti limpa), tulang rawan, dan getah bening. Mereka berputar di dalam aliran darah dan sistem lymphatic, dimana mereka mencari benda asing tertentu atau sel yang tidak normal, seperti bakteri tertentu atau sel yang terinfeksi oleh virus tertentu. T Lymphocytes bisa menyerang benda asing tertentu atau sel yang tidak normal.

Terdapat beberapa jenis berbeda dari T lymphocytes :

* Sel T pembunuh (cytotoxic) menempel pada benda asing atau sel yang tidak normal (karena mereka mengenali antigen pada sel ini). Sel T pembunuh membunuh benda asing atau sel yang tidak normal dengan membuat lubang di dalam selaput sel dan menyuntikkan enzim ke dalam sel tersebut.
* Sel T pembantu. membantu B lymphocytes mengenali dan menghasilkan antibodi melawan antigen asing. Sel T pembantu juga membantu sel T pembunuh untuk membunuh benda asing atau sel yang tidak normal. * Sel T suppressor menghasilkan zat yang membantu mengakhiri reaksi kekebalan.

Kadangkala T lymphocytes -untuk alasan yang sepenuhnya tidak dapat dipahami-berkembang tanpa atau kehilangan kemampuan untuk membedakan diri sendiri dari bukan diri sendiri. Akibatnya adalah gangguan autoimun, dimana tubuh menyerang jaringannya sendiri.

Sel dendrite

Sel dendritic terbentuk dari monocytes dan terletak sebagian besar pada jaringan, sel dendritic yang baru terbentuk mencerna dan menguraikan antigen ke dalam bagian-bagian sehingga sel kekebalan lainnya bisa mengenali mereka-kegiatannya disebut pemrosesan antigen. Sel dendritic dewasa setelah dirangsang oleh cytokine pada bagian infeksi atau peradangan. Kemudian, bergerak dari jaringan menuju getah bening dimana menunjukkan (kehadiran) kepingan antigen menuju T lymphocytes yang menghasilkan reaksi kekebalan khusus.

Antibodi

Ketika B lymphocytes menjumpai antigen, hal ini dirangsang untuk matang ke dalam sel plasma, yang kemudian menghasilkan antibodi (juga disebut immunoglobulin, atau Ig). Antibodi melindungi tubuh dengan membantu sel kekebalan lainnya mencerna antigen, dengan menonaktifkan zat-zat racun yang dihasilkan oleh bakteri, dan dengan menyerang bakteri dan virus secara langsung, antibodi juga mengaktifkan sistem pelengkap. Antibodi adalah penting untuk melumpuhkan infeksi bakteri tertentu.

Setiap molekul antibodi memiliki dua bagian. Salah satu bagian bervariasi; hal ini dikhususkan untuk menempel pada antigen khusus. Bagian lainnya adalah salah satu dari lima struktur, yang memastikan kelas antibodi-IgG, IgM, IgD, IgE, atau IgA. Bagian ini adalah sama dalam setiap kelas.
IgM : kelas antibodi ini dihasilkan ketika antigen tertentu ditemukan untuk pertama kali. Reaksi tersebut dipicu oleh pertemuan pertama dengan antigen disebut reaksi antibody primer. Secara normal, IgM di dalam aliran darah tetapi bukan di dalam jaringan.

IgG : kelas antibodi yang paling umum, IgG dihasilkan ketika antigen tertentu bertemu kembali. Reaksi ini disebut reaksi antibodi tambahan. Hal ini lebih cepat dan dihasilkan pada antibodi lebih daripada reaksi antibodi primer. IgG terdapat pada aliran darah dan jaringan. Hal ini satu-satunya kelas antibodi yang melintasi plasenta dari ibu ke janin. IgG ibu melindungi janin dan bayi sampai sistem kekebalan bayi bisa menghasilkan antibodi sendiri.

IgA : antibodi ini membantu bertahan melawan serangan mikroorganisme sepanjang permukaan tubuh dilapisi dengan selaput lendir, termasuk pada hidung, mata, paru-paru dan saluran pencernaan. IgA terdapat di dalam aliran darah, pada pengeluaran yang dihasilkan oleh selaput lendir, dan pada air susu ibu.

IgE : antibodi ini memicu alergi dengan segera. IgE diikat pada basophil (jenis sel darah putih) di dalam aliran darah dan tiang sel pada jaringan. Ketika basophil atau tiang sel dengan IgE diikatkan pada mereka menjumpai pencetus alergi (antigen yang menyebabkan reaksi alergi), mereka melepaskan zat yang menyebabkan peradangan dan kerusakan di sekitar jaringan. Dengan demikian, IgE adalah satu-satunya kelas antibodi yang sering tampak lebih berbahaya daripada baik. Meskipun begitu, IgE bisa membantu bertahan melawan infeksi parasit tertentu yang umum pada beberapa negara berkembang.

IgD : antibodi dalam jumlah kecil terdapat di dalam aliran darah. fungsi IgD tidak dimengerti dengan baik.

Strategi untuk Menyerang

Jenis lain pada serangan mikroorganisme diserang dan dihancurkan dalam cara yang berbeda. Beberapa mikroorganisme secara langsung dikenali, dicerna, dan dihancurkan oleh pagosit, sepeti neutrophil dan macrophage. Meskipun begitu, pagosit tidak dapat mengenali bakteri tertentu, karena bakteri tersebut disertai kapsul. Pada kasus ini, limfosit B telah membantu pagosit dengan pengenalan. Limfosit B menghasilkan antibodi melawan antigen yang terkandung di dalam kapsul bakteri. Antibodi tersebut menempel pada kapsul. Pagosit bisa kemudian mengenali dan mencerna seluruh keseluruhan komplek, termasuk bakteri.

Beberapa mikroorganisme tidak dapat sepenuhnya dihilangkan. Untuk bertahan melawan mikroorganisme ini, sistem kekebalan membangun dinding di sekitar mereka. Dinding tersebut dibentuk ketika pagosit, terutama macrophage, menempel satu sama lain. Mikroorganisme dinding tersebut disebut granuloma. Beberapa bakteri dengan demikian ditahan bisa bertahan di dalam tubuh dengan tidak terbatas. Jika sistem kekebalan dilemahkan (bahkan 50 atau 60 tahun kemudian), dinding granuloma bisa hancur, dan bakteri bisa mulai berkembangbiak, menghasilkan gejala-gejala.

Struktur Y Dasar dari Antibodi
Molekul antibodi dasarnya berbentuk seperti Y. Molekul tersebut memiliki 2 bagian. Salah satu bagian bervariasi dari antibodi ke antibodi, tergantung pada antigen mana tujuan antibodi. Antigen tersebut menempel pada bagian yang berubah-ubah. Bagian lain (bagian tetap) adalah salah satu dari lima struktur, yang memastikan kelas antibodi-IgG, IgM, IgD, IgE atau IgA. Bagian ini adalah sama dalam setiap kelas

Kelenjar Hipofisa





Hipofisa merupakan sebuah kelenjar sebesar kacang polong, yang terletak di dalam struktur bertulang (sela tursika) di dasar otak.

Sela tursika melindungi hipofisa tetapi memberikan ruang yang sangat kecil untuk mengembang.

Jika hipofisa membesar, akan cenderung mendorong ke atas, seringkali menekan daerah otak yang membawa sinyal dari mata dan mungkin akan menyebabkan sakit kepala atau gangguan penglihatan.



Hipofisa mengendalikan fungsi dari sebagian besar kelenjar endokrin lainnya. Hipofisa dikendalikan oleh hipotalamus, yaitu bagian otak yang terletak tepat diatas hipofisa.

Hipofisa memiliki 2 bagian yang berbeda, yaitu lobus anterior (depan) dan lobus posterior (belakang).

Hipotalamus mengendalikan lobus anterior (adenohipofisa) dengan cara melepaskan faktor atau zat yang menyerupai hormon, melalui pembuluh darah yang secara langsung menghubungkan keduanya. Pengendalian lobus posterior (neurohipofisa) dilakukan melalui impuls saraf.



Lobus anterior menghasilkan hormon yang pada akhirnya mengendalikan fungsi:

# Kelenjar tiroid, kelenjar adrenal dan organ reproduksi (indung telur dan buah zakar)

# Laktasi (pembentukan susu oleh payudara)

# Pertumbuhan seluruh tubuh.

Adenohipofisa juga menghasilkan hormon yang menyebabkan kulit berwarna lebih gelap dan hormon yang menghambat sensasi nyeri.



Hipofisa posterior menghasilkan hormon yang berfungsi:

# Mengatur keseimbangan air

# Merangsang pengeluaran air susu dari payudara wanita yang menyusui

# Merangsang kontraksi rahim.



Dengan mengetahui kadar hormon yang dihasilkan oleh kelenjar yang berada dibawah kendali hipofisa (kelenjar target), maka hipotalamus atau hipofisa bisa menentukan berapa banyak perangsangan atau penekanan yang diperlukan oleh hipofisa sesuai dengan aktivitas kelenjar target.

Hormon yang dihasilkan oleh hipofisa (dan hipotalamus) tidak semuanya dilepaskan terus menerus. Sebagian besar dilepaskan setiap 1-3 jam dengan pergantian periode aktif dan tidak aktif.

Beberapa hormon (misalnya kortikotropin yang berfungsi mengendalikan kelenjar adrenal, hormon pertumbuhan yang mengendalikan pertumbuhan dan prolaktin yang mengendalikan pembuatan air susu) mengikuti suatu irama yang teratur, yaitu kadarnya meningkat dan menurun sepanjang hari, biasanya mencapai puncaknya sesaat sebelum bangun dan turun sampai kadar terendah sesaat sebelum tidur.

Kadar hormon lainnya bervariasi, tergantung kepada beberapa faktor. Pada wanita, kadar LH (luteinizing hormone) dan FSH (follicle-stimulating hormone) yang mengendalikan fungsi reproduksi, bervariasi selama siklus menstruasi.

Terlalu banyak atau terlalu sedikitnya satu atau lebih hormon hipofisa menyebabkan sejumlah gejala yang bervariasi.





FUNGSI HIPOFISA ANTERIOR



Lobus anterior merupakan 80% dari berat kelenjar hipofisa. Bagian ini melepaskan hormon yang mengatur pertumbuhan dan perkembangan fisik yang normal atau merangsang aktivitas kelenjar adrenal, kelenjar tiroid serta indung telur atau buah zakar.

Jika hormon yang dilepaskan terlalu banyak atau terlalu sedikit, maka kelenjar endokrin lainnya juga akanmelepaskan hormon yang terlalu banyak atau terlalu sedikit.



Salah satu hormon yang dilepaskan oleh lobus anterior adalah kortikotropin (ACTH, adenocorticotropic hormone), yang merangsang kelenjar adrenal untuk melepaskan kortisol dan beberapa steroid yang menyerupai testosteron (androgenik).

Tanpa kortikotropin, kelenjar adrenal akan mengkisut (atrofi) dan berhenti menghasilkan kortisol, sehingga terjadi kegagalan kelenjar adrenal.



Beberapa hormon lainnya dihasilkan secara bersamaan dengan kortikotropin, yaitu beta-melanocyte stimulating hormone, yang mengendalikan pigmentasi kulit serta enkefalin dan endorfin, yang mengendalikan persepsi nyeri, suasana hati dan kesiagaan.



TSH (thyroid-stimulating hormone) juga dihasilkan oleh lobus anterior dan berfungsi merangsang kelenjar tiroid untuk menghasilkan hormon tiroid.

Terlalu banyak TSH menyebabkan pembentukan tiroid yang berlebihan (hipertiroidisme), terlalu sedikit TSH menyebakbn berkurangnya pembentukan hormon tiroid (hipotiroidisme).



2 hormon lainnya yang dihasilkan oleh lobus anterior adalah LH (luteinizing hormone) dan FSH (follicle-stimulating hormone). Keduanya merupakan gonadotropin, berfungsi merangsang indung telur dan buah zakar.

Pada wanita, kedua hormon ini merangsang pembentukan estrogen dan progesteron serta merangsang pelepasan sel telur setiap bulannya dari indung telur.

Pada pria, LH merangsang buah zakar untuk menghasilkan testosteron dan FSH merangsang pembentukan sperma.



Salah satu hormon terpenting yang dihasilkan oleh lobus anterior adalah hormon pertumbuhan, yang merangsang pertumbuhan otot dan tulang serta membantu mengatur metabolisme.

Hormon pertumbuhan dapat meningkatkan aliran gula ke otot dan lemak, merangsang pembentukan protein di hati dan otot serta memperlambat pembentukan jaringan lemak.

Efek jangka panjang dari hormon pertumbuhan adalah menghambat pengambilan dan pemakaian gula sehingga kadar gula darah meningkat dan meningkatkan pembentukan lemak dan kadar lemak dalam darah.

Kedua efek tersebut sangat penting karena tubuh harus menyesuaikan diri dengan kekurangan makanan ketika berpuasa.

Bersamaan dengan kortisol, hormon pertumbuhan membantu mempertahankan kadar gula darah untuk otak dan memindahkan lemak, sehingga sel-sel tubuha lainnya dapat menggunakannya sebagai cadangan sumber energi.

Pada berbagai kasus, hormon pertumbuhan tampaknya bekerja dengan cara mengaktifkan sejumlah faktor pertumbuhan, yang paling penting adalah faktor pertumbuhan yang menyerupai insulin (IGF-1, insulin-klike growth factor).





FUNGSI LOBUS POSTERIOR



Lobus posterior hanya menghasilkan 2 macam hormon, yaitu hormon antidiuretik dan oksitosin.

Sesungguhnya kedua hormon ini dihasilkan oleh sel-sel saraf di dalam hipotalamus; sel-sel saraf ini memiliki tonjolan-tonjolan (akson) yang mengarah ke hipofisa posterior, dimana hormon ini dilepaskan.

Hormon antidiuretik dan oksitosin tidak merangsang kelenjar endokrin lainnya, tetapi langsung mempengaruhi organ target.



Hormon antidiuretik (disebut juga vasopresin) meningkatkan penahanan air oleh ginjal. Hormon ini membantu tubuh menahan jumlah air yang memadai.

Jika terjadi dehidrasi, maka reseptor khusus di jantung, paru-paru. Otak dan aorta, mengirimkan sinyal kepada kelenjar hipofisa untuk menghasilkan lebih banyak hormon antidiuretik. Kadar elektrolit (misalnya natrium, klorida dan kalium) dalam darah harus dipertahankan dalam angka tertentu agar sel-sel berfungsi secara normal. Kadar elektrolit yang tinggi (yang dirasakan oleh otak) akan merangsang pelepasan hormon antidiuretik.

Pelepasan hormon antidiuretik juga dirangsang oleh nyeri, stress, olah raga, kadar gula darah yang rendah, angiotensin, prostaglandin dan obat-obat tertentu (misalnya klorpropamid, obat-obat kolinergik dan beberapa obat yang digunakan untuk mengobati asma dan emfisema).



Alkohol, steroid tertentu dan beberapa zat lainnya menekan pembentukan hormon antidiuretik. Kekurangan hormon ini menyebabkan diabetes insipidus, yaitu suatu keadaan dimana ginjal terlalu banyak membuang air.

Kadang hormon antidiuretik diproduksi secara berlebihan, misalnya pada SIADH (syndrome of inappropriate secretion of antidiuretic hormone). Pada SIADH, kadar hormon antidiuretik terlalu tinggi sehingga tubuh menahan air dan kadar beberapa elektrolit dalam darah (misalnya natrium) menurun. Sindroma ini terjadi pada penderita gagal jantung dan penderita penyakit hipotalamus.

Kadang hormon antidiuretik dibuat diluar hipofisa, terutama oleh beberapa kanker paru-paru. Karena itu jika ditemukan kadar hormon antidiuretik yang tinggi, selain dilakukan pemeriksaan terhadap fungsi kelenjar hipofisa, juga dilakukan pemeriksaan terhadap kanker.



Oksitosin menyebabkan kontraksi rahim selama proses persalinan dan segera setelah persalinan untuk mencegah perdarahan.

Oksitosin juga merangsang kontraksi sel-sel tertentu di payudara yang mengelilingi kelenjar susu. Pengisapan puting susu merangsang pelepasan oksitosin oleh hipofisa. Sel-sel di dalam payudara berkontraksi, sehingga air susu mengalir dari dalam payudara ke puting susu.



Hormon yang dihasilkan oleh kelenjar hipofisa



Hormon

Organ target

Hormon antidiuretik

Ginjal

Beta-melanocyte stimulating hormone

Kulit

Kortikotropin

Kelenjar adrenal

Endorfin

Otak

Enkefalin

Otak

FSH

Indung telur atau buah zakar

Hormon pertumbuhan

Otot & tulang

LH

Indung telur atau buah zakar

Oksitosin

Rahim & kelenjar susu

Prolaktin

Kelenjar susu

TSH

Kelenjar tiroid





Kelenjar Tiroid



Tiroid merupakan kelenjar kecil, dengan diameter sekitar 5 cm dan terletak di leher, tepat dibawah jakun. Kedua bagian tiroid dihubungkan oleh ismus, sehingga bentuknya menyerupai huruf H atau dasi kupu-kupu.

Dalam keadaan normal, kelenjar tiroid tidak terlihat dan hampir tidak teraba, tetapi bila membesar, dokter dapat merabanya dengan mudah dan suatu benjolan bisa tampak dibawah atau di samping jakun.



Kelenjar tiroid



Kelenjar tiroid menghasilkan hormon tiroid, yang mengendalikan kecepatan metabolisme tubuh.

Hormon tiroid mempengaruhi kecepatan metabolisme tubuh melalui 2 cara:



1. Merangsang hampir setiap jaringan tubuh untuk menghasilkan protein

2. Meningkatkan jumlah oksigen yang digunakan oleh sel.



Jika sel-sel bekerja lebih keras, maka organ tubuh akan bekerja lebih cepat.



Untuk menghasilkan hormon tiroid, kelenjar tiroid memerlukan yodium, yaitu suatu eleman yang terdapat di dalam makanan dan air.

Kelenjar tiroid menangkap yodium dan mengolahnya menjadi hormon tiroid.

Setelah hormon tiroid digunakan, beberapa yodium di dalam hormon kembali ke kelenjar tiroid dan didaur-ulang untuk kembali menghasilkan hormon tiroid.



Tubuh memiliki mekanisme yang runit untuk menyesuaikan kadar hormon tiroid.

Hipotalamus (terletak tepat di atas kelenjar hipofisa di otak) menghasilkan thyrotropin-releasing hormone, yang menyebabkan kelenjar hipofisa mengeluarkan thyroid-stimulating hormone (TSH).

Sesuai dengan namanya, TSH ini merangsang kelenjar tiroid untuk menghasilkan hormon tiroid.

Jika jumlah hormon tiroid dalam darah mencapai kadar tertentu, maka kelenjar hipofisa menghasilkan TSH dalam jumlah yang lebih sedikit; jika kadar hormon tiroid dalam darah berkurang, maka kelenjar hipofisa mengeluarkan lebih banyak TSH. Hal ini disebut mekanisme umpan balik.



Hormon tiroid terdapat dalam 2 bentuk:



1. Tiroksin (T4), merupakan bentuk yang dihasilkan oleh kelenjar tiroid, hanya memiliki efek yang ringan terhadap kecepatan metabolisme tubuh.

2. Tiroksin dirubah di dalam hati dan organ lainnya ke dalam bentuk aktif, yaitu tri-iodo-tironin (T3).

Perubahan ini menghasilkan sekitar 80% bentuk hormon aktif, sedangkan 20% sisanya dihasilkan oleh kelenjar tiroid sendiri.





Perubahan dari T4 menjadi T3 di dalam hati dan organ lainnya, dipengaruhi oleh berbagai faktor, diantaranya kebutuhan tubuh dari waktu ke waktu.

Sebagian besar T4 dan T3 terikat erat pada protein tertentu di dalam darah dan hanya aktif jika tidak terikat pada protein ini. Dengan cara ini, tubuh mempertahankan jumlah hormon tiroid yang sesuai dengan kebutuhan agar kecepatan metabolisme tetap stabil.



Agar kelenjar tiroid berfungsi secara normal, maka berbagai faktor harus bekerjasama secara benar:

- hipotalamus

- kelenjar hipofisa

- hormon tiroid (ikatannya dengan protein dalam darah dan perubahan T4 menjadi T3 di dalam hati serta organ lainnya).



GEJALA



Gejala-gejala penyakit tiroid

Hipertiroidisme

Hipotiroidisme

Denyut jantung yg cepat

Denyut nadi yg lambat

Tekanan darah tinggi

Suara serak

Kulit lembat & berkeringat banyak

Berbicara menjadi lambat

Gemetaran

Alis mata rontok

Gelisah

Kelopak mata turun

Nafsu makan bertambah disertai penambahan berat badan

Tidak tahan cuaca dingin

Sulit tidur

Sembelit

Sering buang air besar & diare

Penambahan berat badan

Lemah

Rambut kering, tipis, kasar

Kulit diatas tulang kering menonjol & menebal

Kulit kering, bersisik, tebal, kasar

Kulit diatas tulang kering menebal & menonjol

Mata membengkak, memerah & menonjol

Sindroma terowongan karpal

Mata peka terhadap cahaya

Kebingungan

Mata seakan menatap

Depresi

Kebingungan

Demensia





DIAGNOSA



Untuk mengetahui fungsi kelenjar tiroid, bisa dilakukan beberapa pemeriksaan laboratorium.

Salah satu pemeriksaan yang paling sering dilakukan adalah pengukuran kadar TSH di dalam darah. Hormon ini merangsang kelenjar tiroid, karena itu jika kelenjar tiroid kurang aktif maka kadar hormon ini tinggi; sedangkan jika kelenjar tiroid terlalu aktif , maka kadar hormon ini rendah.



Biasanya pemeriksaan yang perlu dilakukan adalah pengukuran kadar TSH dan kadar T4 yang bebas dalam darah.

Tetapi bisa juga dilakukan pengukuran kadar protein globulin pengikat tiroksin, karena kadar protein yang abnormal bisa menimbulkan kesalahpahaman dalam menilai kadar hormon tiroid total.

Penderita penyakit ginjal, beberapa penyakit keturunan atau pemakaian steroid anabolik memiliki kadar globulin pengikat tiroksin yang rendah. Sebaliknya, wanita hamil, pemakai pil KB atau estrogen lainnya, penderita hepatitis stadium awal dan beberapa penyakit lainnya, memiliki kadar globulin pengikat tiroksin yang tinggi.



Beberapa pemeriksaan bisa dilakukan pada kelenjar tiroid.

Jika diduga terdapat pertumbuhan di dalam kelenjar tiroid, dilakukan pemeriksaan USG, untuk menentukan apakah pertumbuhan ini berupa cairan atau padat.

Skening kelenjar tiroid dengan yodium radioaktif atau teknetium, bisa menunjukkan kelainan fisik pada kelenjar tiroid. Skening tiroid juga bisa membantu menentukan apakah fungsi dari suatu daerah tiroid bersifat normal, terlalu aktif atau kurang aktif.



Jika masih belum yakin apakah kelainannya terletak pada kelenjar tiroid atau kelenjar hipofisa, maka dilakukan pemeriksaan perangsangan fungsional.

Pada salah satu dari pemeriksaan ini dilakukan penyuntikan thyrotropin-releasing hormone intravena dan pemeriksaan darah untuk mengukur respon dari kelenjar hipofisa.