Monday, August 2, 2010

Kuru : Fungsi Mental Merosot & Hilang Koordinasi Otot

Kuru adalah penyakit prion yang menyebabkan merosotnya fungsi mental yang cepat dan kehilangan koordinasi otot. Penyakit ini terjadi pada penduduk asli Fore pada dataran New Guinea dan berhubungan dengan ritual endocannibalism.

Sampai awal 1960-an, kuru cukup sering terjadi di New Guinea. Prion kemungkinan diperoleh selama ritual cannibalistic menghadirii upacara agama memakamkan orang mati dan terlibat dalam memakan jaringan keluarga yang meninggal sebagai tanda penghormatan. Kuru kemungkinan dimulai dari konsumsi jaringan prion-yang terkontaminasi dari seseorang yang terkena penyakit creutzfeldt-jakob. Kuru lebih sering terjadi pada wanita dan anak-anak karena mereka memberikan otak untuk dimakan. Banyak dari ritual ini yang telah ditinggalkan, dan kuru hampir tidak ada.

GEJALA

Gejala-gejala termasuk kehilangan koordinasi otot dan kesulitan berjalan. Tangan dan kaki menjadi kaku, dan otot kejang. Gerakan tanpa sengaja yang tidak normal, seperti gerakan yang berulang-ulang, menggeliat lambat atau menghentak keras pada anggota gerak dan badan, bisa terjadi (kuru berarti menggigil). Emosi bisa berubah tiba-tiba dari sedih sekali sampai senang sekali dengan tiba-tiba tertawa meledak-ledak. Orang dengan kuru menjadi gila dan kadangkala tenang, tidak bisa bicara, dan tidak bereaksi terhadap sekelilingnya. Kebanyakan orang meninggal sekitar 3 sampai 24 bulan setelah gejala-gejalanya terlihat, biasanya sebagai sebab dari pneumonia atau infeksi yang menyebabkan luka baring (luka tekan).

No comments:

Post a Comment