Showing posts with label Serba-Serbi Kanker. Show all posts
Showing posts with label Serba-Serbi Kanker. Show all posts

Saturday, August 21, 2010

Penyebab dan Resiko Terjadinya Kanker

BAGAIMANA TERJADINYA KANKER



Kanker adalah sel yang telah kehilangan pengendalian dan mekanisme normalnya, sehingga mengalami pertumbuhan yang tidak teratur.



Kanker bisa terjdi dari berbagai jaringan dalam berbagai organ.

Sejalan dengan pertumbuhan dan perkembangbiakannya, sel-sel kanker membentuk suatu massa dari jaringan ganas yang menyusup ke jaringan di dekatnya dan bisa menyebar (metastasis) ke seluruh tubuh.



Sel-sel kanker dibentuk dari sel-sel normal dalam suatu proses rumit yang disebut transformasi, yang terdiri dari tahap inisiasi dan promosi.



Pada tahap inisiasi terjadi suatu perubahan dalam bahan genetik sel yang memancing sel menjadi ganas.

Perubahan dalam bahan genetik sel ini disebabkan oleh suatu agen yang disebut karsinogen, yang bisa berupa bahan kimia, virus, radiasi (penyinaran) atau sinar matahari.

Tetapi tidak semua sel memiliki kepekaan yang sama terhadap suatu karsinogen. Kelainan genetik dalam sel atau bahan lainnya yang disebut promotor, menyebabkan sel lebih rentan terhadap suatu karsinogen. Bahkan gangguan fisik menahunpun bisa membuat sel menjadi lebih peka untuk mengalami suatu keganasan.



Pada tahap promosi, suatu sel yang telah mengalami inisiasi akan berubah menjadi ganas.

Sel yang belum melewati tahap inisiasi tidak akan terpengaruh oleh promosi. Karena itu diperlukan beberapa faktor untuk terjadinya keganasan (gabungan dari sel yang peka dan suatu karsinogen).



Dalam suatu proses dimana sebuah sel normal menjadi sebuah sel ganas, pada akhirnya DNA dari sel tersebut akan mengalami perubahan.

Perubahan dalam bahan genetik sel sering sulit ditemukan, tetapi terjadinya kanker kadang dapat diketahui dari adanya suatu perubahan dalam ukuran atau bentuk dari satu kromosom tertentu.

Misalnya suatu kromosom abnormal yang disebut kromosom Philadelphia ditemukan pada sekitar 80% penderita leukemia mielositik kronik.

Perubahan genetik juga telah ditemukan dalam tumor otak dan kanker usus besar, payudara, paru-paru dan tulang.



Mungkin diperlukan serangkaian perubahan kromosom untuk terjadinya kanker.

Penelitian pada poliposis familial usus besar (kelainan usus herediter berupa pertumbuhan polip yang berubah menjadi ganas), telah membawa kita kepada suatu dugaan bagaimana hal ini terjadi pada kanker usus besar.

Lapisan usus besar yang normal mulai tumbuh secara aktif (hiperproliferasi), karena sel-selnya tidak lagi memiliki gen penekan pada kromosom 5 yang dalam keadaan normal mengendalikan pertumbuhan lapisan tersebut.

Selanjutnya perubahan yang ringan dalam DNA mempermudah terbentuknya adenoma (tumor jinak).

Gen lainnya (onkogen RAS) menyebabkan adenoma tumbuh lebih aktif.

Hilangnya gen penekan pada kromosom 18 selanjutnya akan merangsang adenoma dan pada akhirnya hilangnya gen pada kromosom 17 akan merubah adenoma yang jinak menjadi kanker.

Perubahan tambahan lainnya bisa menyebabkan kanker menyebar luas ke seluruh tubuh (metastase).



Pada saat sebuah sel menjadi ganas, sistem kekebalan sering dapat merusaknya sebelum sel ganas tersebut berlipatganda dan menjadi suatu kanker.

Kanker cenderung terjadi jika sistem kekebalan tidak berfungsi secara normal, seperti yang terjadi pada penderita .AIDS, orang-orang yang menggunakan obat penekan kekebalan dan pada penyakit autoimun tertentu.

Tetapi sistem kekebalan tidak selalu efektif, kanker dapat menembus perlindungan ini meskipun sistem kekebalan berfungsi secara normal.



Karsinogen : Bahan Kimia Yg Dapat Menyebabkan Kanker



Bahan Kimia

Jenis Kanker

Arsen

Paru-paru

Asbes

Paru-paru, pleura

Amin aromatik

Kandung kemih

Benzen

Leukemia

Krom

Paru-paru

Nikel

Paru-paru, sinus hidung

Vinil klorida

Hati

Alkohool

Kerongkongan, mulut, tenggorokan

Sirih

Mulut, tenggorokan

Tembakau

Kepala, leher, paru-paru, kerongkongan, kandung kemih

Agen alkilating

Leukemia, kandung kemih

Dietilstilbestrol

Hati, vagina (jika pemaparan terjadi sebelum lahir)

Oksimetolon

Hati

Torotras

Pembuluh darah





FAKTOR RESIKO KANKER



Sekumpulan faktor genetik dan lingkungan meningkatkan resiko terjadinya kanker.



Salah satu yang penting adalah riwayat keluarga.

Beberapa keluarga memiliki resiko lebih tinggi untuk menderita kanker tertentu bila dibandingkan dengan keluarga lainnya.

Misalnya resiko wanita untuk menderita kanker payudara meningkat 1,5-3 kali jika ibunya atau saudara perempuannya menderita kanker payudara.



Beberapa kanker payudara berhubungan dengan suatu mutasi genetik yang khas, yang lebih sering ditemukan pada beberapa kelompok etnik dan keluarga.

Wanita dengan mutasi gen ini memiliki peluang sebesar 80-90% untuk menderita kanker payudara dan 40-50% untuk menderita kanker indung telur.

Para peneliti telah menemukan bahwa 1% dari wanita Yahudi Ashkenazi memiliki mutasi gen ini.



Kanker lainnya yang cenderung diturunkan dalam keluarga adalah kanker kulit dan kanker usus besar.



Kelainan kromosom meningkatkan resiko terjadinya kanker.

Misalnya seseorang dengan sindroma Down, yang memiliki 3 buah kromosom 21, memiliki resiko 12-20 kali lebih tinggi untuk menderita leukemia akut.



Sejumlah faktor lingkungan meningkatkan resiko terjadinya kanker.

Salah satunya yang paling penting adalah merokok sigaret. Merokok sigaret meningkatkan resiko terjadinya kanker paru-paru, mulut, laring (pita suara) dan kandung kemih.



Pemaparan yang berlebihan dari sinar ultraviolet, terutama dari sinar matahari, menyebabkan kanker kulit.



Radiasi ionisasi (yang merupakan karsinogenik) digunakan dalam sinar X, dihasilkan dari pembangkit listrik tenaga nuklir dan ledakan bom atom dan bisa menjangkau jarak yang sangat jauh.

Misalnya orang yang selamat dari bom atom yang dijatuhkan di Hiroshima dan Nagasaki pada Perang Dunia II, memiliki resiko tinggi terhadap terjadinya leukemia.



Pemaparan oleh uranium pada pekerja tambang telah dihubungkan dengan terjadinya kanker paru-paru 10-20 tahun kemudian, resiko semakin tinggi jika para penambang juga merokok.



Pemaparan jangka panjang terhadap radiasi ionisasi mempengaruhi seseorang untuk menderita kanker sel darah, termasuk leukemia akut.



Makanan adalah faktor resiko penting lainnya untuk kanker, terutama kanker pada saluran pencernaan.

Diet tinggi serat mengurangi kemungkinan terjadinya kanker usus besar.

Diet yang banyak mengandung makanan yang diasap dan diasamkan (dalam bentuk acar) meningkatkan resiko terjadinya kanker lambung.

Mengurangi lemak sampai kurang dari 30% dari kalori total, akan mengurangi resiko terjadinya kanker usus besar, payudara dan protat.

Peminum alkohol memiliki resiko yang lebih tinggi terhadap terjadinya kanker kerongkongan.



Banyak bahan kimia yang diketahui menyebabkan kanker dan bahan kimia lainnya banyak yang dicurigai sebagai penyebab kanker.

Pemaparan terhadap bahan kimia tertentu dapat meningkatkan resiko terjadinya kanker setelah beberapa tahun kemudian.

Misalnya pemaparan asbes bisa menyebabkan kanker paru-paru dan mesotelioma (kanker pleura).

Resiko ini akan lebih besar jika pekerja asbes juga adalah seorang perokok sigaret.



Resiko terjadinya kanker juga bervariasi berdasarkan tempat tinggal seseorang.

Resiko terjadinya kanker usus besar dan payudara di Jepang adalah rendah, tetapi resiko ini meningkat pada orang-orang Jepang yang tinggal di Amerika dan pada akhirnya akan memiliki resiko yang sama besarnya dengan penduduk Amerika lainnya.

Orang Jepang memiliki angka kejadian kanker lambung yang sangat tinggi; tetapi pada orang Jepang yang lahir di Amerika angka ini lebih rendah.

Variasi geografik dalam resiko kanker ini agaknya melibatkan banyak faktor, yaitu gabungan dari genetik, makanan dan lingkungan.



Beberapa virus menyebabkan kanker pada manusia dan virus lainnya dicurigai sebagai penyebab kanker.

Virus papilloma yang menyebabkan kutil genitalis agaknya merupakan salah satu penyebab kanker leher rahim pada wanita.

Virus sitomegalo menyebabkan sarkoma Kaposi.

Virus hepatitis B bisa menyebabkan kanker hati, meskipun karsinogen ataupun promotornya tidak diketahui.

Di Afrika, virus Epstein-Barr menyebabkan limfoma Burkitt, sedangkan di Cina virus ini menyebabkan kanker hidung dan tenggorokan. Jelas terlihat, bahwa beberapa faktor tambahan (lingkungan atau genetik), diperlukan untuk terjadinya kanker yang disebabkan oleh virus Epstein-Barr.

Beberapa virus retro manusia, misalnya virus HIV, menyebabkan limfoma dan kanker darah lainnya.



Infeksi oleh parasit Schistosoma (Bilharzia) bisa menyebabkan kanker kandung kemih karena terjadinya iritasi menahun pada kandung kemih. Tetapi penyebab iritasi menahun lainnya tidak menyebabkan kanker.

Infeksi oleh Clonorchis, yang terutama banyak ditemukan di Timur Jauh, bisa menyebabkan kanker pankreas dan saluran empedu.





EPIDEMIOLOGI KANKER



Resiko kanker telah berubah. Kanker yang tadinya sering ditemukan sekarang jarang terjadi.



Misalnya pada tahun 1930 kanker lambung di AS 4 kali lebih sering ditemukan daripada sekarang. Mungkin hal ini disebabkan karena sekarang ini orang lebih sedikit mengkonsumsi makanan yang diasap atau diasamkan.

Sementara itu angka kejadian kanker paru-paru di AS pada tahun 1930 adalah 5 dari setiap 100.000 orang meningkat menjadi 114 dari setiap 100.000 pada tahun 1990, dan angka kejadian ini melambung tinggi pada wanita. Perubahan ini hampir bisa dipastikan merupakan akibat dari meningkatnya pemakaian rokok sigaret. Merokok sigaret juga menyebabkan meningkatnya kanker mulut.



Usia merupakan faktor yang penting dalam terjadinya kanker.

Beberapa kanker, misalnya tumor Wilms, leukemia limfositik akut dan limfoma Burkitt, banyak menyerang usia muda. Mengapa hal ini terjadi, masih belum sepenuhnya dimengerti, tetapi salah satu faktor yang berperan adalah kecenderungan genetik.



Tetapi sebagian besar kanker banyak terjadi pada usia lanjut.

Kanker prostat, lambung dan usus besar, kemungkinan besar terjadi setelah usia 60 tahun.

Di AS, lebih dari 60% dari kanker terdiagnosis pada penderita yang berusia diatas 65 tahun.

Secara keseluruhan, resiko terjadinya kanker di AS meningkat 2 kali lipat setiap 5 tahun setelah usia 25 tahun.



Meningkatnya resiko kanker mungkin merupakan gabungan dari meningkatnya dan bertambah lamanya waktu pemaparan terhadap karsinogen dan melemahnya sistem kekebalan tubuh.



Kanker dan Sistem Kekebalan

ANTIGEN TUMOR

Antigen merupakan bahan asing yang dikenal dan merupakan target yang akan dihancurkan oleh sistem kekebalan tubuh.
Antigen ditemukan di permukaan seluruh sel, tetapi dalam keadaan normal, sistem kekebalan seseorang tidak bereaksi terhadap selnya sendiri.

Jika sebuah sel menjadi ganas, antigen baru (yang tidak dikenal oleh sistem kekebalan) muncul dalam permukaan sel.
Sistem kekebalan mungkin mengenali antigen baru ini, yang disebut antigen tumor, sebagai benda asing dan bisa mengangkut atau menghancurkan sel-sel kanker. Tetapi sistem kekebalan yang berfungsi baikpun tidak selalu mampu menghancurkan seluruh sel kanker.

Antigen tumor telah ditemukan pada beberapa jenis kanker, yaitu melanoma maligna, kanker tulang (osteosarkoma) dan beberapa kanker saluran pencernaan.
Penderita kanker tersebut memiliki antibodi yang melawan antigen tumor. Antigen biasanya tidak mengeluarkan respon kekebalan yang cukup untuk mengendalikan kanker.
Tampaknya antibodi tidak mampu menghancurkan kanker dan bahkan kadang merangsang pertumbuhannya.

Antigen yang dilepaskan ke dalam pembuluh darah oleh beberapa kanker bisa ditemukan pada pemeriksaan darah.
Antigen ini kadang disebut tumor marker (petanda tumor).

Tumor marker lebih banyak digunakan dalam menegakkan diagnosis dan pengobatan kanker.
Misalnya pemeriksaan darah bisa membantu menjelaskan apakah pengobatan kanker efektif atau tidak. Jika petanda tumor tidak lagi ditemukan dalam contoh darah, kemungkinan pengobatan telah berhasil. Jika petanda tumor menghilang dan kemudian muncul lagi, kemungkinan kanker telah kembali kambuh.

Antigen karsinoembrionik (Carcinoembryonik Antigen, CEA) adalah antigen tumor yang ditemukan dalam darah penderita kanker usus besar, payudara, pankreas, kandung kemih, indung telur atau leher rahim.
Kadar antigen yang tinggi juga bisa ditemukan pada perokok sigaret berat dan penderita sirosis hati atau kolitis ulserativa.
Karena itu kadar CEA yang tinggi tidak selalu menunjukkan adanya kanker.
Pengukuran kadar CEA pada seseorang yang telah menjalani pengobatan untuk kanker, akan membantu mengetahui kekambuhan dari kanker.

Alfa-fetoprotein (AFP) yang dalam keadaan normal dihasilkan oleh sel-sel hati, ditemukan dalam darah penderita kanker hati (hepatoma).
AFP sering ditemukan pada penderita kanker indung telur tertentu atau kanker buah zakar dan pada anak-anak dan dewasa muda yang menderita tumor kelenjar hipofisa.

Beta-human chorionic gonadotropin (B-HCG) adalah hormon yang dihasilkan selama kehamilan, yang merupakan dasar bagi pemeriksaan kehamilan.
Hormon ini juga ditemukan pada wanita yang memiliki kanker yang berasal dari plasenta dan pada pria yang menderita kanker buah zakar.
B-HCG merupakan petanda tumor yang sangat sensitif. Penggunaanya dalam memantau efek pengobatan telah membantu memperbaiki angka kesembuhan kanker ini sampai lebih dari 95%.

Kadar prostate-specific antigen (PSA) tinggi pada pria dengan pembesaran prostat jinak dan sangat tinggi pada pria penderita kanker prostat.
Apa yang menyebabkan tingginya kadar antigen ini, masih belum jelas, tetapi pria dengan kadar PSA yang meninggi harus menjalani pemeriksaan lanjutan untuk kanker prostat.
Pemantauan kadar PSA setelah suatu pengobatan kanker dapat menjelaskan apakah kanker telah kembali atau tidak.

Kadar CA-125 dalam darah meningkat pada wanita dengan berbagai penyakit indung telur, termasuk kanker.
Karena kanker indung telur sering sulit didiagnosis, beberapa ahli kanker menganjurkan untuk melakukan tes penyaringan terhadap CA-125 pada wanita diatas 40 tahun. Tetapi tes penyaringan ini kurang dapat dipercaya karena kurang peka dan kurang spesifik.

Pada kanker payudara, kadar CA 15-3 meningkat; pada kanker pankreas kadar CA 19-5 meningkat; pada multipel mieloma kadar &beta2;-mikroglobulin meningkat dan pada kanker buah zakar, kadar laktat dehidrogenase meningkat.
Tetapi tidak satupun yang dapat dipakai untuk penyaringan kanker. Pemeriksaan ini digunakan untuk memantau respon terhadap pengobatan pada penderita kanker.

IMUNOTERAPI

Untuk memperbaiki kemampuan sistem kekebalan dalam menemukan dan menghancurkan kanker, para peneliti telah menciptakan pengubah respon biologis (biologic response modifiers).
Bahan tersebut digunakan untuk fungsi-fungsi berikut:

1. Merangsang respon anti-tumor tubuh dengan meningkatkan jumlah sel pembunuh tumor atau menghasilkan 1 atau lebih bahan kimia pembawa pesan (mediator)
2. Secara langsung berfungsi sebagai agen pembunuh tumor atau bahan kimia pembawa pesan
3. Mengurangi mekanisme tubuh yang normal dalam menekan respon kekebalan
4. Merubah sel-sel tumor untuk meningkatkan kemungkinan mereka memicu suatu respon kekebalan atau membuat sel-sel tumor lebih mungkin dirusak oleh sistem kekebalan
5. Memperbaiki toleransi tubuh terhadap terapi penyinaran atau bahan-bahan kimia yang digunakan dalam kemoterapi.


Pengubah respon biologis yang paling dikenal dan paling banyak digunakan adalah interferon.
Dalam keadaan normal, hampir seluruh sel manusia menghasilkan interferon, tetapi interferon juga dapat dibuat dengan tehnik biologi molekuler rekombinan.

Meskipun mekanisme aksinya belum sepenuhnya jelas, interferon berperan dalam pengobatan beberapa kanker.
Respon yang luar biasa (termasuk kesembuhan) telah terjadi pada sekitar 30% penderita sarkoma Kaposi, 20% penderita muda leukemia mielogenous kronik dan 15% penderita karsinoma sel ginjal.

Interferon memperpanjang periode bebas penyakit yang diharapkan pada penderita yang mengalami penyembuhan dari multipel mieloma dan beberapa bentuk limfoma.

Pada terapi sel pembunuh (killer cell therapy), limfosit dari penderita kanker dikeluarkan dari contoh darah.
Di laboratorium, dilakukan pemaparan terhadap limfosit dengan interleukin-2 (suatu faktor pertumbuhan sel T), untuk membuat sel-sel pembunuh limfokin aktif, yang akan disuntikkan kembali ke tubuh penderita melalui pembuluh darahnya.
Sel-sel ini lebih terlatih daripada sel-sel alami tubuh dalam menemukan dan menghancurkan sel-sel kanker.

Sekitar 25-30% penderita melanoma maligna atau kanker ginjal memberikan respon yang baik terhadap terapi sel pembunuh limfokin aktif, tetapi pengobatan ini masih dalam penelitian.

Terapi (antibodi) humoral menambah produksi antibodi oleh tubuh.

Bahan seperti bakteri tuberkulosis yang dilemahkan, yang diketahui bisa menambah respon kekebalan, telah dicoba pada beberapa kanker.
Menyuntikkan bakteri tuberkulosis secara langsung kedalam suatu melanoma hampir selalu menyebabkan menyusutnya kanker.
Kadang efeknya menyebar ke tumor yang telah menjalar ke seluruh tubuh (metastase).

Bakteri tuberkulosis juga telah berhasil digunakan untuk mengendalikan kanker kandung kemih yang belum menyebar ke dinding kandung kemih.

Pendekatan eksperimental lainnya menghubungkan antibodi spesifik tumor dengan obat antikanker.
Antibodi yang dibuat di laboratorium dan disuntikkan kepada penderita, akan membawa obat menuju sel-sel kanker.

Pilihan lainnya adalah antibodi yang dibuat di laboratorium yang dapat menempel baik kepada sel kanker maupun kepada limfosit pembunuh dan menyatukan kedua sel tersebut sehingga limfosit pembunuh dapat menghancurkan sel kanker.

Penelitian terbaru memberikan harapan untuk pengobatan yang baru.
Beberapa diantaranya menggunakan bagian dari onkogen, yang penting dalam pengaturan dan pertumbuhan sel.

Pencegahan Kanker

Mengurangi resiko pada kanker tertentu mungkin bisa melalui perubahan makanan dan gaya hidup lain. Bagaimana resiko bisa dikurangi tergantung pada spesifikasi kanker. Tembakau yang digunakan secara langsung dihubungkan dengan sepertiga pada semua kanker. Tidak merokok dan menghindari kontak dengan asap tembakau bisa sangat mengurangi resiko pada kanker paru-paru, ginjal, saluran kemih, dan kepala dan leher. Menghindari penggunaan tembakau tanpa asap (membaui, mengunyah) mengurangi resiko pada kanker mulut dan lidah.

Merubah gaya hidup lain mengurangi resiko pada beberapa jenis kanker. Mengurangi asupan alkohol bisa mengurangi resiko pada kanker kepala dan leher, hati, dan kerongkongan. Mengurangi asupan lemak pada makanan nampak mengurangi resiko pada kanker payudara dan usus. Menghindari terkena sinar matahari (khususnya selama siang hari) bisa mengurangi resiko pada kanker kulit. Melindungi kulit yang terkena dan menggunakan lotion pelindung sinar matahari dengan faktor perlindungan matahari tinggi (SPF) melawan sinar ultraviolet juga membantu resiko pada kanker kulit. Menggunakan aspirin dan obat-obatan anti-peradangan nonsteroidal (NSAIDs) mengurangi resiko kanker colorectal. Tes Papanicolaou (Pap) bisa membantu mencegah kanker servik dengan mendeteksi perubahan prakanker pada sel servik.

Vaksinasi bisa mencegah jenis kanker tertentu yang disebabkan oleh virus. Kanker servik disebabkan oleh infeksi dengan strain tertentu pada human papillomavirus (HPV)yang ditularkan melalui hubungan seksual. Vaksinasi melawan HPV sebelum hubungan seksual apapun bisa sangat mencegah kanker servik. Infeksi HPV bisa juga meningkatkan resiko pada kanker anal dan beberapa bentuk pada kanker kepala dan leher, vaksinasi melawan virus hepatitis B bisa membantu mencegah kanker jenis ini.

Deteksi dini pada pertumbuhan kanker atau prakanker bisa menyelamatkan nyawa. Untuk wanita berusia 40 tahun atau lebih, melakukan mammogram tahunan bisa membantu mendeteksi kanker payudara ketika mereka masih dapat diobati. Untuk orang yang berusia 50 tahun atau lebih, menjalani colonoscopy (inspeksi pada usus besar melalui pipa elastis untuk melihat) setiap beberapa tahun bisa mendeteksi polip dan kanker awal pada usus.


Pencegahan Kanker

Berdasarkan yayasan kanker amerika, resiko yang terjadi pada kanker tertentu kemungkinan dikurangi dengan melakukan perubahan gaya hidup.

* Cara yang diketahui mengurangi resiko pada kanker :
o Menghindari merokok atau terkena asap tembakau.
o Menghindari occupational carcinogen (misalnya, asbestos).
o Menghindari terkena sinar matahari yang lama tanpa perlindungan tabir surya.
o Menghindari asupan alkohol yang berlebihan.
o Menghindari penggunaan terapi hormon (misalnya, estrogen dan progesterone).

* Cara yang bisa mengurangi resiko pada kanker :
o Membatasi asupan makanan berlemak tinggi, terutama sekali dari bahan-bahan hewani (misalnya, daging berlemak tinggi, produk yang berasal dari lemak susu).
o Meningkatkan asupan buah-buahan dan sayur-sayuran.
o Menjadi aktif secara fisik.
o Menjaga berat badan dibawah tingkat obesitas.

Gejala-gejala Kanker

Mulanya, kanker adalah massa kecil pada sel, yang tidak menghasilkan gejala apapun. Sebagaimana pertumbuhan kanker, penampilan fisik bisa mempengaruhi jaringan di sekitarnya. Juga, beberapa kanker, mengeluarkan zat-zat tertentu atau memicu reaksi kekebalan yang menyebabkan gejala-gejala pada bagian lain tubuh yang tidak dekat dengan kanker (sindrom paraneoplastic).



Kanker mempengaruhi jaringan di sekitarnya dengan bertumbuh ke dalam atau mendorong jaringan di sekitarnya, dengan demikian mengiritasi atau menekan mereka. Iritasi biasanya menyebabkan rasa sakit. Tekanan bisa menghambat jaringan untuk melakukan fungsi normal mereka. Misal, kanker kandung kemih atau kanker getah bening pada perut bisa menekan pembuluh (ureter) yang menghubungkan ginjal dengan kandung kemih menyumbat aliran kemih. Kanker paru-paru bisa menyumbat aliran udara melalui bagian paru-paru, menyebabkan kolaps paru-paru dan mempermudah terinfeksi. Dimanapun kanker bisa menekan pembuluh darah, menutup aliran darah dan menyebabkan pendarahan. Ketika kanker berkembang pada daerah dengan banyak ruang, seperti pada dinding usus besar, hal itu tidak bisa menyebabkan gejala apapun sampai menjadi sangat besar.



Sebaliknya, kanker berkembang pada ruang yang lebih sempit, seperti pada pita suara bisa menyebabkan gejala (seperti parau) ketika kanker masih relatif kecil. Jika kanker menyebar (metastasizes)ke bagian tubuh lainnya, efek lokal yang sama pada iritasi dan tekanan terjadi dengan cepat, tetapi di lokasi yang baru, gejala tersebut kemungkinan sangat berbeda. Kanker yang berhubungan dengan selaput yang melindungi paru-paru (pleura) atau struktur seperti kantong yang mengelilingi jantung (pericardium) seringkali mengeluarkan cairan, yang menumpuk di sekitar organ tersebut, penumpukan cairan dalam jumlah banyak bisa mengganggu pernafasan atau memompa jantung.





Nyeri



Kanker biasanya tidak menyakitkan mulanya. Dengan berkembangnya mereka, gejala pertama seringkali rasa tidak nyaman yang ringan, yang bisa sangat bisa menjadi rasa sakit parah yang meningkat sebagaimana pembesaran kanker. Rasa sakit tersebut bisa terjadi dari tekanan kanker atau longsor ke dalam saraf atau struktur lain. Meskipun begitu, tidak semua kanker menyebabkan rasa sakit berat. Dengan cara yang sama, kurangnya rasa sakit tidak menjamin bahwa kanker tidak berkembang atau menyebar.



Perdarahan



Awalnya, kanker bisa sedikit berdarah karena selnya tidak menempel dengan baik satu sama lain dan pembuluh darahnya rapuh. Kemudian, sebagaimana pembesaran kanker dan menyerang jaringan di sekitar, hal ini bisa berkembang ke dalam pembuluh darah di sekitar, menyebabkan pendarahan. Pendarahan tersebut kemungkinan ringan dan tidak terdeteksi atau dapat terdeteksi hanya dengan tes. Seperti kasus yang sering pada kanker usus tahap pertama. Atau, terutama dengan kanker tahap lanjut, pendarahan kemungkinan lebih signifikan, bahkan besar dan mengancam nyawa.



Letak kanker memastikan letak pada pendarahan. Kanker dimanapun sepanjang saluran gastrointestinal bisa menyebabkan pendarahan pada tinja. Kanker dimanapun sepanjang saluran kemih bisa menyebabkan pendarahan pada urin. Kanker lain bisa berdarah masuk ke dalam bagian dalam tubuh. Pendarahan ke dalam paru-paru bisa menyebabkan orang tersebut batuk darah.



Kehilangan Berat Badan dan Lelah



Umumnya, seseorang yang menderita kanker bisa mengalami kehilangan berat badan dan lelah, dimana bisa bertambah buruk sebagaimana kemajuan kanker. Beberapa orang menyatakan kehilangan berat badan meskipun nafsu makan baik. Yang lainnya kehilangan nafsu makan dan bahkan bisa dimualkan oleh makanan atau mengalami kesulitan menelan. Mereka bisa menjadi kurus; hilangnya lemak yang mendasari terutama kelihatan pada wajah. Orang dengan kanker lanjut seringkali sangat letih dan tidur berjam-jam seharian. Jika anemia terbentuk, orang ini bisa menemukan bahwa mereka merasa lelah atau menjadi sulit bernafas bahkan dengan aktivitas ringan.



Kelenjar Getah Bening Bengkak



Sebagaiman kanker mulai menyebar di sekitar tubuh, hal itu pertama kali bisa menyebar ke sekitar getah bening, menjadi bengkak. Getah bening yang bengkak kemungkinan tidak menyakitkan atau ringan, dan terasa keras dan seperti karet. Mereka terasa mudah diangkat atau, jika kanker lebih lanjut, mereka bisa tersangkut pada kulit di atasnya, menuju lapisan lebih dalam pada jaringan di bawah, atau dua-duanya.



Depresi



Kanker sering meghasilkan depresi. Depresi bisa berhubungan dengan gejala pada sakit, ketakutan pada sekarat, atau kehilangan kebebasan. Sebagai tambahan, beberapa kanker bisa menghasilkan zat-zat yang secara langsung menyebabkan depresi dengan mempengaruhi otak.



Gejala Neurologis dan Muskular



Kanker bisa berkembang ke alam atau menekan saraf, menyebabkan beberapa gejala penyakit saraf dan otot, termasuk perubahan sensasi (seperti rasa geli) atau kelemahan otot. Ketika kanker berkembang di dalam otak, gejala kemungkinan menunjukkan gejala dengan tepat, tegas tetapi bisa termasuk pusing, pening, sakit kepala, mual, perubahan pada penglihatan, dan serangan. Gejala neurologis bisa juga menjadi bagian pada sindrom paraneoplastic.



Gejala-gejala Pernafasan



Kanker bisa menekan atau menyumbat struktur, seperti saluran udara di dalam paru-paru, menyebabkan kesulitan bernafas, batuk, atau pneumonia. Kesulitan bernafas bisa juga terjadi ketika kanker menyebabkan plural effusion besar, pendarahan ke dalan paru-paru, atau anemia.





Apakah Paraneoplastic Syndromes?




Sindrom paraneoplastic terjadi ketika kanker menghasilkan salah satu atau lebih zat-zat yang mengalir di dalam aliran darah menyebabkan gejala pada tempat-tempat jauh dari tumor. Zat-zat ini bisa mempengaruhi fungsi pada jaringan dan organ lain, menghasilkan berbagai macam gejala. Sindrom paraneoplastic bisa mempengaruhi ‘istem organ lainnya, termasuk sistem saraf dan sistem endokrin (hormon), menyebabkan beberapa masalah seperti gula darah rendah, diare, atau tekanan darah tinggi.



Sindrom umum seperti terbentuknya demam, berkeringat di malam hari, dan kehilangan berat badan dan nafsu makan bisa dialami oleh banyak orang dengan kanker. Kebanyakan sindrom yang dibahas di bawah ini adalah jarang terjadi, dan kebanyakan pasien kanker tidak mengalami sindrom paraneoplastic lebih khusus.



Sindrom neurologic : polyneuropathy adalah kerusakan pada saraf di sekeliling, mengakibatkan lemah. Kehilangan sensasi, dan mengurangi refleks. Subacute sensory neuropathy adalah bentuk langka pada polyneuropathy yang kadangkala terbentuk sebelum kanker didiagnosa. Hal itu menyebabkan kelumpuhan hilangnya sensasi dan inkoordinasi tetap sedikit lemah.



Penurunan paraneoplastic cerebellar bisa terjadi tetapi jarang pada pasien dengan kanker payudara, kanker ovarium, sel carcinoma kecil pada paru-paru, atau tumor kuat lainnya. Gangguan ini kemungkinan disebabkan oleh autoantibodi (antibodi yang menyerang jaringan tubuh sendiri) yang menghancurkan cerebellum. Gejala-gejala bisa termasuk tidak tenang ketika berjalan, inkoordinasi pada lengan dan kaki, kesulitan berbicara, pening, dan penglihatan ganda. Gejala-gejala bisa timbul sebelum kanker diketahui.



Gerakan mata yang tidak dapat dikendalikan (opsoclonus) dan kontraksi cepat pada lengan dan kaki (myoclonus) bisa terjadi pada beberapa anak dengan neuroblastoma.



Subacute motor neuropathy terjadi pada beberapa orang dengan limfoma Hodgkin dan nonhodgkin. Sel saraf pada tulang belakang terkena, melemahkan lengan dan kaki.



Sindrom eaton-lambert terjadi pada beberapa orang dengan sel carcinoma kecil pada paru-paru. Sindrom ini ditandai dengan otot yang sangat lemah yang disebabkan oleh kurangnya aktivasi yang seharusnya pada otot oleh saraf.



ma adalah tumor langka yang bisa digabungkan dengan myasthenia gravis, sindrom pada lemah yang diakibatkan dari antibodi yang merusak saraf penghubung pada jaringan otot.



Sindrom endokrin : sel carcinoma kecil pada paru-paru bisa mengeluarkan zat-zat yang merangsang kelenjar adrenalin untuk menghasilkan kadar hormon yang meningkat, yang bisa menyebabkan lemah, berat badan bertambah, dan tekanan darah tinggi (sindrom cushing). Sel carcinoma kecil pada paru-paru bisa juga menghasilkan hormon antidiuretik, menyebabkan penyimpanan air, pengurangan kadar sodium, lemah, pusing, dan kejang pada beberapa orang.



Kadar kalsium sangat tinggi pada darah (sindrom hypercalcemic) bisa terjadi pada orang dengan tumor kuat atau leukemia. Hal ini bisa terjadi ketika kanker mengeluarkan zat menyerupai hormon di dalam darah yang menyebabkan terlepasnya kalsium dari tulang. Kadar kalsium tinggi bisa juga terjadi jika kanker langsung menyerang tulang, dengan demikian melepaskan kalsium ke dalam aliran darah. Akibatnya kadar kalsium tinggi di dalam darah, orang tersebut mengalami pusing, yang bisa koma dan bahkan kematian.



Produksi berlebihan pada hormon lainnya bisa menyebabkan sindrom carcinoid-membilas, mendesah, diare, dan masalah katup jantung.



Sindrom lain : polymyosistis adalah kelemahan otot dan rasa sakit yang dihasilkan dari peradangan otot. Ketika polymyositis disertai dengan peradangan kulit, keadaan tersebut disebut dermatomyositis.



Hypertrophic osteoarthropathy bisa terjadi pada orang dengan kanker paru-paru. Sindrom ini merubah bentuk jari tangan dan kaki dan menyebabkan bengkak yang sangat menyakitkan pada beberapa persendian.



Beberapa Komplikasi Kanker

Jenis

Deskripsi

Cardiac tamponade

Terjadi ketika cairan menumpuk di dalam struktur seperti kantung yang mengelilingi jantung (pericardium, atau kantung pericardial). Cairan ini membuat tekanan pada jantung dan mengganggu kemampuan untuk memompa darah. Cairan bisa menumpuk ketika kanker menyerang pericardium dan mengiritasinya.

Pleural effusion

Terjadi ketika cairan menumpuk di dalam struktur seperti kantung di sekitar paru-paru (kantung pleural), menyebabkan nafas yang pendek.

Superior vena cava syndrome

Terjadi ketika sebagian kanker atau seluruhnya menyumbat pembuluh (pembuluh cava superior) yang mengeringkan darah dari bagian atas pembuluh cava superior menyebabkan pembuluh di bagian atas dada dan leher menjadi bengkak, mengakibatkan pembengkakan pada wajah, leher, dan bagian atas dada.

Spinal cord compression

Terjadi ketika kanker menekan tulang belakang atau saraf tulang belakang, mengakibatkan rasa sakit dan kehilangan fungsi (seperti berkemih atau fecal incontinence). Tekanan yang lama pada tulang belakang atau saraf tulang belakang yang berlangsung lama mungkin tak sebanyak fungsi saraf normal akan kembali ketika tekanan dihilangkan.

Brain dysfunction

Terjadi ketika fungsi otak tidak normal akibatnya kanker berkembang di dalamnya, baik kanker otak primer atau lainnya biasanya sebagai metastasis dari kanker di bagian tubuh manapun. Kebanyakan gejala yang berbeda bisa terjadi, termasuk pusing, mengantuk, agitasi, sakit kepala, penglihatan tidak normal, sensasi tidak normal, lemah, mual, muntah, dan kejang.

Pendarahan

Terjadi ketika kanker berkembang ke dalam dan mengikis pembuluh darah di sekitarnya. Serius, bahkan fatal, pendarahan bisa terjadi dari kanker pada daerah yang mengandung banyak pembuluh darah besar, seperti leher dan dada.





Diagnosis Kanker

PENYARINGAN KANKER



Tes penyaringan kanker dimaksudkan untuk mengetahui kemungkinan terjadinya kanker.

Tes ini dapat mengurangi jumlah kematian akibat kanker, karena jika kanker ditemukan pada stadium paling dini, biasanya dapat diobati sebelum menyebar lebih jauh.



Tes penyaringan tidak pasti, hasilnya diperkuat atau disangkal oleh pemeriksaan dan tes lanjutan.



Meskipun tes penyaringan dapat menyelamatkan hidup seseorang, tetapi biayanya mahal dan kadang menimbulkan reaksi psikis atau fisik.

Biasanya tes penyaringan memberikan sejumlah besar hasil positif palsu, dimana diduga terjadi kanker padahal sesungguhnya tidak.

Tes penyaringan juga bisa memberikan hasil negatif palsu, dimana tidak ditemukannya bukti dari suatu kanker padahal telah terjadi kanker.



Hasil positif palsu bisa menimbulkan stres psikis yang tidak semestinya dan bisa mengarah kepada dilakukannya tes lain yang mahal dan berbahaya.

Hasil negatif palsu bisa melenakan seseorang dalam perasaan aman yang palsu.

Karena itu praktisi medis harus secara seksama mempertimbangkan apakah perlu dilakukan tes penyaringan atau tidak.



2 tes penyaringan yang paling banyak digunakan pada wanita adalah tes Papanicolau (Pap smear) untuk menemukan kanker leher rahim dan mamografi untuk menemukan kanker payudara.

Kedua tes ini telah berhasil mengurangi angka kematian akibat kanker-kanker tersebut.



Tes penyaringan yang sering dilakukan pada pria adalah pengukuran kadar PSA (prostate-spesific agent) dalam darah.

Pada penderita kanker prostat, kadar PSA ini tinggi, tetapi kadarnya juga meningkat pada pria dengan pembesaran prostat yang jinak.

Kekurangan dari tes ini adalah biayanya yang tinggi dan seringnya ditemukan hasil positif palsu.



Tes penyaringan lainnya yang sering digunakan adalah memeriksa darah yang tersermbunyi (occult blood) dalam tinja.

Occult blood tidak dapat terlihat dengan mata telanjang, harus dilakukan pemeriksaan terhadap contoh tinja.



Ditemukannya occult blood dalam tinja merupakan pentunjuk ada sesuatu yang tidak beres di usus besar. Mungkin suatu kanker, meskipun penyakit lainnya juga bisa menyebabkan ditemukannya sejumlah kecil darah dalam tinja.



Beberapa tes penyaringan dapat dilakukan di rumah.

Misalnya melakukan pemeriksaan payudara sendiri setiap bulan sangat berharga dalam membantu wanita menemukan kanker payudara.

Secara teratur memeriksa buah zakar dapat membantu pria menemukan kanker buah zakar, salah satu bentuk kanker yang paling dapat disembuhkan jika ditemukan pada stadium awal.

Secara teratur memeriksa adanya luka terbuka di mulut bisa membantu menemukan kanker mulut dalam stadium awal.



Tes Penyaringan Kanker Yg Dianjurkan



Prosedur

Frekuensi

Kanker Paru-paru

Rontgen dada

Tidak dianjurkan pada pemeriksaan rutin

Sitologi dahak

Tidak dianjurkan pada pemeriksaan rutin

Kanker Rektum & Usus Besar

Pemeriksaan tinja untuk occult blood

Setiap tahun setelah usia 50 tahun

Pemeriksaan rektum

Setiap tahun setelah usia 40 tahun

Pemeriksaan sigmoidoskopi

Setiap 3-5 tahun setelah usia 50 tahun

Kanker Prostat

Pemeriksaan rektum & pemeriksaan darah untuk PSA

Setiap tahun setelah usia 50 tahun

Kanker leher rahim, rahim dan indung telur

Pemeriksaan panggul

Setiap 1-3 tahun pada usia 18-40 tahun,

setiap tahun setelah usia 40 tahun

Kanker leher rahim

Pap Smear

Setiap tahun pada usia 18-65 tahun

Setelah 3 kali/lebih berturut? hasilnya normal, bisa dilakukan lebih jarang

Tidak terlalu sering dilakukan diatas usia 65 tahun

Kanker payudara

Pemeriksaan payudara sendiri

Setiap bulan setelah usia 18 tahun

Pemeriksaan fisik payudara

Setiap 3 tahun pada usia 18-40 tahun,

setiap tahun setelah usia 40 tahun

Mamografi

Pemeriksaan dasar awal pada usia 35-40 tahun,

setiap 1-2 tahun pada usia 40-49 tahun,

setiap tahun setelah usia 50 tahun





DIAGNOSIS KANKER



Karena jenis kanker dan pengobatannya bervariasi, maka mendiagnosis adanya kanker dan menentukan jenisnya merupakan hal yang sangat penting.

Hal ini hampir selalu memerlukan pengambilan contoh jaringan kanker untuk diperiksa dibawah mikroskop.

Sejumlah tes khusus terhadap contoh jaringan kanker mungkin diperlukan untuk menggambarkan lebih jauh mengenai kanker yang ditemukan.



Bila jenis kankernya diketahui, akan membantu dokter dalam menentukan pemeriksaan yang akan dilakukan, karena setiap kanker cenderung untuk mengikuti suatu pola pertumbuhan dan penyebaran tertentu.



Pada 7% penderita, pemeriksaan dilakukan untuk menemukan metastase (penyebaran) sebelum kanker asalnya diobservasi.

Kadang kanker asalnya tidak dapat ditemukan.



Dokter biasanya dapat menentukan jenis tumor utamanya dengan melakukan biopsi dari kanker yang bermetastase dan memeriksanya dibawah mikroskop.

Namun identifikasi kanker tidak selalu mudah dan pasti.





MENENTUKAN STADIUM KANKER



Jika ditemukan kanker, pemeriksaan penentuan stadium (staging) kanker membantu dokter dalam merencanakan pengobatan yang tepat dan menentukan prognosisnya.



Serangkaian pemeriksaan digunakan untuk menentukan lokasi tumor, ukurannya, pertumbuhannya ke jaringan di sekitar dan penyebarannya ke bagian tubuh yang lain.



Staging bisa dilakukan dengan menggunakan:



1. Scan (misalnya scan hati atau tulang)

2. Pewarnaan

3. CT (computed tomography) atau MRI (magnetic resonance imaging)

4. Mediastinoskopi

5. Biopsi sumsum tulang.





Kadang perlu dilakukan pembedahan untuk menentukan stadium kanker.

Misalnya suatu laparotomi (pembedahan perut) memungkinkan ahli bedah untuk mengangkat atau mengobati kanker usus besar sambil menentukan penyebaran kanker ke kelenjar getah bening terdekat.

Analisa kelenjar getah bening yang diangkat dari ketiak pada saat dilakukan mastektomi, membantu menentukan seberapa jauh kanker payudara telah menyebar dan apakah diperlukan terapi paska pembedahan.

Splenektomi dilakukan untuk mengangkat limpa dan membantu menentukan stadium dari penyakit Hodgkin.



Skening ultrasonik merupakan prosedur non-invasif dan tidak menimbulkan nyeri, yang menggunakan gelombang suara untuk menunjukkan struktur organ dalam.

Pemeriksaan ini membantu dalam menentukan ukuran kanker tertentu, terutama kanker ginjal, hati, panggul dan prostat.



CT scan digunakan untuk menemukan kanker di otak, paru-paru dan organ perut, termasuk kelenjar adrenal, kelenjar getah bening, hati dan limpa.



Limfangiogram adalah suatu pemeriksaan dimana zat warna disuntikkan ke dalam kaki lalu dilakukan pemotretan rontgen.

Pemeriksaan ini membantu menemukan kelainan dalam kelenjar getah bening perut dan menentukan stadium dari penyakit Hodgkin dan kanker buah zakar.



Dengan prosedur MRI bisa menemukan kanker otak, tulang dan korda tulang belakang.



Pemeriksaan untuk staging kanker



Organ Yg Terkena

Jenis Biopsi Yg Dilakukan

Pemeriksaan Lainnya

Payudara

Biopsi jarum atau biopsi seluruh benjolan

Mammogram

Skening hati & tulang

CT scan otak

Pemeriksaan reseptor estrogen & progesteron pada contoh biopsi,/td>

Saluran Pencernaan

Jaringan untuk biopsi diambil dengan endoskopi atau dengan jarum melalui kulit menuju ke hati, pankreas atau organ lainnya

Rontgen dada

Rontgen barium

Ultrasonik

CT
scan

Skening hati

Pemeriksaan darah untuk enzim hati

Paru-paru

Biopsi paru-paru & mungkin biopsi pleura

Mediastinoskopi

Rontgen dada

CT scan

Sitologi dahak

Sistem Limfatik

Biopsi kelenjar limfa

Biopsi sumsum tulang

Rontgen dada

Hitung jenis sel darah

Ultrasonik

CT
scan

Radioisotop scan

Pembedahan eksplorasi

Splenektomi

Prostat

Biopsi jarum

Pemeriksaan darah untuk asam fosfatase & PSA (prostate-specific antigen)

Ultrasonik

Buah Zakar

Pengangkatan buah zakar untuk biopsi

Rontgen dada

CT scan

Rahim, leher rahim, indung telur

Jaringan untuk biopsi diambil selama pembedahan eksplorasi

Pemeriksaan panggul

Ultrasonik

CT
scan

Barium enema







Friday, August 20, 2010

Perkembangan dan Penyebaran Kanker

Sel kanker terbentuk dari sel yang sehat dengan proses kompleks yang disebut transformasi. Langkah pertama pada proses tersebut adalah inisiasi, yang mana sebuah perubahan bahan genetik sel (pada DNA dan kadangkala pada struktur kromosom) memicu sel menjadi kanker. Perubahan pada bahan genetik sel bisa terjadi secara spontan atau dibawa oleh alat yang menyebabkan kanker (karsinogen). Karsinogen termasuk beberapa bahan kimia, tembakau, virus, radiasi, dan sinar matahari. Meskipun begitu, tidak semua sel rentan terhadap karsinogen. Cacat genetik pada sel bisa membuat hal itu lebih rentan. Bahkan iritasi luka kronis bisa membuat sel makin rentan terhadap karsinogen.



Tahap kedua dan akhir di dalam perkembangan kanker disebut promosi. Senyawa yang menyebabkan promosi disebut promotor. Promotor dapat berupa zat-zat di dalam lingkungan atau bahkan beberapa obat-obatan (seperti obat tidur). Tidak seperti karsinogen, promotor tidak menyebabkan kanker dengan sendirinya. Hanya, promotor membiarkan sel yang telah mengalami inisiasi menjadi kanker. Promosi tidak mempunyai efek pada sel noninisiasi. Dengan begitu, beberapa faktor, seringkali kombinasi sel rentan dan karsinogen, diperlukan untuk menyebabkan kanker



Beberapa karsinogen cukup kuat untuk bisa menyebabkan kanker tanpa perlu promosi. Misalnya, radiasi ionisasi (yang digunakan pada sinar X dan yang dihasilkan dari energi nuklir dan ledakan bom atom) bisa menyebabkan berbagai macam kanker, terutama sekali sarcoma, leukemia, kanker tiroid, dan kanker payudara.



Kanker bisa berkembang secara langsung ke dalam jaringan di sekitarnya atau menyebar ke jaringan-jaringan atau organ-organ, yang dekat atau jauh. Kanker bisa menyebar melalui sistem lymphatic. Jenis penyebaran ini adalah ciri khas pada carcinoma. Misalnya, kanker payudara biasanya menyebar pertama kali di sekitar kelenjar getah bening; kemudian menyebar lebih luas melalui tubuh. Kanker bisa juga menyebar melalui aliran darah. Jenis penyebaran ini adalah ciri khas sarcoma.



Beberapa karsinogen

Karsinogen

Jenis kanker

Lingkungan dan industri

Arsenik

Paru-paru

Asbes

Paru-paru, pleura

Amin aromatis

Kandung kemih

Benzene

Leukemia

Kromat

Paru-paru

Nikel

Paru-paru, sinus hidung

Vinil klorida

Hati

Jelaga & minyak mineral

Kulit

Asap mesin

Paru-paru

Berhubungan dengan gaya hidup

Alkohol

Esofagus, mulut, tengorokan

Buah pinang

Mulut, tenggorokan

Tembakau

Mulut, tenggorokan, paru-paru, esofagus, kandung kemih, ginjal

Digunakan dalam pengobatan

Senyawa alkilat

Leukemia, kandung kemih

Obat kemoterapi (penghambat topoisomerase)

leukemia

Dietilstibestrol

Hati, vagina (jka terpapar sebelum melahirkan)

Oksimetolon

Hati

Terapi radiasi

Sarcoma

Thorotrast

Pembuluh darah



Jenis Kanker

Kanker jaringan (malignancies) dapat terjadi di dalam darah dan jaringan pembentukan darah (leukemia dan limfoma) dan tumor ‘solid’, sering dikategorikan kanker. Kanker dapat berupa carcinomas atau sarcomas.

Leukemia dan limfoma adalah kanker darah dan jaringan pembentukan darah. Daripada membentuk gumpalan, mereka bisa tetap sebagai sel kanker terpisah. Oleh karena itu, mereka sering membahayakan tubuh dengan hilangnya sel darah normal dari sumsum tulang dan aliran darah, jadi fungsi normal sel secara berangsur-angsur tergantikan oleh kanker sel darah.

Carcinomas adalah kanker sel epitel, sel yang melindungi permukaan tubuh, memproduksi hormon, dan membuat kelanjar. Contoh carcinomas adalah kanker kulit, kanker paru-paru, kanker usus, kanker perut, kanker payudara, kanker prostat, dan kanker kelenjar tiroid. Ciri khasnya, carcinomas lebih sering terjadi pada orang tua dibandingkan dengan orang yang lebih muda.<

Sarcomas adalah kanker sel mesodermal, sel yang membentuk otot-otot dan jaringan penghubung. Contoh sarcomas adalah leiomyosarcoma (kanker otot halus yang ditemukan pada dinding organ pencernaan) dan osteosarcoma (kanker tulang). Secara khas, sarcoma terjadi lebih sering pada orang yang lebih muda dibandingkan dengan pada orang yang lebih tua.

Komplikasi Pada Kanker

SINDROMA PARANEOPLASTIK



Sindroma Paraneoplastik adalah sekumpulan gejala yang bukan disebabkan oleh tumornya sendiri, tetapi oleh zat-zat yang dihasilkan oleh kanker.



Beberapa zat yang dapat dihasilkan oleh tumor adalah hormon, sitokinese dan berbagai protein lainnya.

Zat-zat tersebut mempengaruhi organ atau jaringan melalui efek kimianya.



Bagaimana tepatnya kanker mengenai sisi yang jauh belum sepenuhnya dimengerti.

Beberapa kanker mengeluarkan zat ke dalam aliran darah yang merusak jaringan yang jauh melalui suatu reaksi autoimun.

Kanker lainnya mengeluarkan zat yang secara langsung mempengaruhi fungsi dari organ yang berbeda atau merusak jaringan.



Bisa terjadi kadar gula darah yang rendah, diare dan tekanan darah tinggi.

Sering mengenai sistem saraf.



Beberapa efek dari Sindroma Paraneoplastik



Organ Yg Terkena

Efek

Kanker Penyebab

Otak, saraf & otot

Kelainan neurologis, nyeri otot, kelemahan

Kanker paru-paru

Darah & jaringan pembentuk darah

Anemia, jumlah trombosit yg tinggi, jumlah sel darah putih yg tinggi, pembekuan yg menyebar luas dalam pembuluh darah, mudah memar, jumlah trombosit sedikit

Semua kanker

Ginjal

Glomerulonefritis membranous akibat adanya antibodi dalam aliran darah

Kanker usus besar atau indung telur, limfoma, penyakit Hodgkin, leukemia

Tulang

Ujung jari tangan membengkak (clubbing

Kanker paru-paru atau kanker metastase dari berbagai kanker

Kulit

Sejumlah lesi kulit, sering berupa pewarnaan kulit (mis. akantosis nigrikans)

Kanker saluran pencernaan atau hati, limfoma, melanoma

Seluruh tubuh

Demam

Leukemia, limfoma, penyakit Hodgkin, kanker ginjal atau hati



Beberapa gejala dapat diobati secara langsung, tetapi untuk mengobati sindroma paraneoplastik biasanya harus dilakukan pengendalian terhadap kanker penyebabnya.



KEDARURATAN KANKER



Yang termasuk ke dalam kedaruratan kanker adalah:



# Tamponade jantung

# Efusi pleura

# Sindroma vena kava superior

# Sindroma penekanan tulang belakang

# Sindroma hiperkalemik.



Tamponade Jantung



Tamponade jantung adalah pengumpulan cairan di dalam kantong jantung (kantong perikardium, kantong perikardial), yang menyebabkan penekanan terhadap jantung dan kemampuan memompa jantung.



Pengumpulan cairan terjadi jika kanker menyusup ke dalam perikardium dan menyebabkan terjadinya iritasi.

Kanker yang paling mungkin menyusup ke dalam perikardium adalah kanker paru-paru, payudara dan limfoma.



Tamponade jantung terjadi secara mendadak jika begitu banyak cairan terkumpul sehingga jantung tidak dapat berdenyut secara normal.

Sebelum timbulnya tamponade, penderita biasanya merasakan nyeri samar-samar atau tekanan di dada, yang akan bertambah buruk jika berbaring dan akan membaik jika duduk tegak.



Penderita mengalami gangguan pernafasan yang berat dan selama menghirup udara, vena-vena di leher membengkak.



Diagnosis ditegakkan berdasarkan:

- rontgen dada

- EKG

- ekokardiogram.



Untuk mengurangi penekanan, dimasukkan jarum ke dalam kantong perikardium dan cairan dikeluarkan dengan bantuan alat suntik. Prosedur ini dinamakan perikardiosintesis.

Contoh cairan diperiksa dibawah mikroskop untuk melihat apakah cairan mengandung sel-sel kanker.

Selanjutnya dibuat sayatan pada perikardium untuk mencegah kambuhnya tamponade.



Pengobatan lainnya tergantung kepada jenis kanker yang terjadi.



Efusi Pleura



Efusi pleura merupakan pengumpulan cairan di dalam kantong yang mengelilingi paru-paru (kantong pleura), yang bisa menyebabkan sesak nafas.



Pengumpulan cairan di kantong pleura bisa disebabkan oleh berbagai hal, salah satunya adalah kanker.



Untuk mengeluarkan cairan, dimasukkan jarum suntik diantara tulang iga menuju ke kantong pleura.

Jika setelah prosedur ini cairan dengan cepat mulai terkumpul kembali, akan dimasukkan selang melalui dinding dada menuju ke kantong pleura, yang akan tetap terpasang disini sampai keadaan penderita membaik.



Zat kimia khusus bisa dimasukkan ke dalam kantong pleura untuk mengiritasi dindingnya dan menyebabkan kedua lapisan kantong melekat satu sama lain.

Hal ini akan menghilangkan rongga dimana cairan terkumpul dan mengurangi kemungkinan kambuhnya efusi pleura.



Sindroma Vena Kava Superior



Sindroma vena kava superior terjadi jika kanker menyumbat sebagian atau seluruh vena-vena (vena kava superior), yang mengalirkan darah dari tubuh bagian atas ke dalam jantung.



Penyumbatan vena kava superior menyebabkan vena-vena di dada bagian atas dan di leher membengkak, sehingga terjadi pembengkakan di wajah, leher dan dada bagian atas.



Sindroma Penekanan Tulang Belakang



Sindroma penekanan tulang belakang terjadi jika kanker menekan tulang belakang atau saraf-saraf tulang belakang, dan menyebabkan nyeri serta hilangnya fungsi.



Semakin lama penderita mengalami kelainan neurologis, semakin kecil kemungkinan kembalinya fungsi saraf yang normal.

Biasanya pengobatan akan memberikan hasil yang terbaik jika dilakukan dalam 12-24 jam setelah timbulnya gejala.



Diberikan kortikosteroid (misalnya prednison) intravena untuk mengurangi pembengkakan dan terapi penyinaran.



Meskipun jarang, jika penyebabnya tidak diketahui, pembedahan akan membantu diagnosis yang tepat dan mengobati keadaan ini karena memungkinkan ahli bedah untuk mengurangi tekanan pada korda spinalis.



Sindroma Hiperkalemik



Sindroma hiperkalemik terjadi jika kanker menghasilkan hormon yang akan meningkatkan kadar kalsium darah atau hormon yang secara langsung mempengaruhi tulang.



Penderita mengalami kebingungan, yang bisa berlanjut menjadi koma dan menyebabkan kematian.



Berbagai macam obat dapat mengurangi kadar kalsium.