Showing posts with label Masalah Enzim. Show all posts
Showing posts with label Masalah Enzim. Show all posts

Friday, October 22, 2010

Penyakit Niemann-Pick

Penyakit Niemann-Pick adalah suatu penyakit keturunan dimana terjadi kekurangan suatu enzim khusus yang mengakibatkan penimbunan sfingomielin (hasil metabolisme lemak) atau terdapat penimbunan kolesterol yang abnormal.

PENYEBAB
Gen yang bertanggungjawab terhadap penyakit Niemann-Pick bersifat resesif, seseorang harus memiliki 2 gen dari kedua orang tuanya.
Penyakit ini paling banyak terjadi pada keluarga Yahudi.

GEJALA
Penyakit Niemann-Pick memiliki lima bentuk atau lebih, tergantung kepada beratnya kekurangan enzim atau beratnya penimbunan kolesterol.

Pada bentuk juvenil berat yang disertai kekurangan enzim, sama sekali tidak terdapat enzim.
Terjadi kelainan sistem saraf yang berat karena saraf tidak dapat menggunakan sfingomielin untuk menghasilkan mielin (selubung saraf).

Anak-anak dengan penyakit ini memiliki pertumbuhan lemak di dalam kulit, memiliki daerah pigmentasi yang gelap serta mengalami pembesaran hati, limpa dan kelenjar getah bening.
Anak-anak tersebut juga bisa mengalami retardasi mental (keterbelakangan mental).

Anak-anak ini biasanya mengalami anemia dengan jumlah sel darah putih dan trombosit yang rendah, yang membuat mereka mudah terkena infeksi dan mudah memar.

DIAGNOSA
Beberapa bentuk penyakit Niemann-Pick dapat didiagnosis pada janin dengan mengambil contoh vilus korion atau amniosintentesis (pemeriksaan cairan ketuban).

Sesudah lahir, diagnosis dapat ditegakkan dengan melakukan biopsi hati.

PENGOBATAN
Penyakit Niemann-Pick tidak dapat diobati, dan anak-anak yang menderita penyakit ini cenderung meninggal karena infeksi atau kelainan fungsi sistem saraf pusat yang progresif.

Porfiria

Porfiria (Porphyrias)adalah sekelompok penyakit yang disebabkan oleh kekurangan enzim-enzim yang terlibat dalam sintesa heme.

Heme adalah senyawa kimia yang membawa oksigen dan memberi warna merah kepada darah.
Heme merupakan komponen utama dari hemoprotein (suatu jenis perotein yang terdapat dalam semua jaringan).

Sejumlah besar heme disintesa di dalam sumsum tulang untuk membuat hemoglobin.
Hati juga menghasilkan sejumlah besar heme dan sebagian besar digunakan sebagai komponen dari sitokrom.
Beberapa sitokrom dalam hati mengoksidasi bahan kimia asing, termasuk obat-obatan, sehingga lebih mudah dikeluarkan dari tubuh.

3 jenis porfiria yang paling sering ditemukan adalah:
# Porfiria kutanea tarda
# Porfiria intermiten akut
# Protoporfiria eritropoetik.

Ketiga penyakit ini sangat berbeda; gejala-gejalanya berbeda, pemeriksaan diagnostiknya berbeda dan pengobatannyapun berbeda.
Beberapa poprfiria yang lebih jarang terjadi memiliki gambaran yang sama satu sama lainnya:
- Kekurangan asam delta-aminolevulinat dehidratase - Porfiria eritropoetik kongenital
- Porfiria hepatoeritropoetik
- Koproporfiria herediter
- Porfiria variegat.

Porfiria dapat dikelompokkan melalui beberapa cara.
Yang paling banyak dipakai adalah pengelompokan berdasarkan kekurangan enzim.

Sistem pengelompokan lainnya membedakan porfiria akut (yang menyebabkan gejala-gejala neurologis) dengan porfiria kutaneus ( yang menyebabkan fotosensitivitas kulit).

Sistem pengelompokan yang ketiga membagi porfiria menjadi:
- Porfiria hepatik : kelebihan prekursor terutama berasal dari hati
- Profiria eritropoetik : kelebihan prekursor terutama berasal dari sumsum tulang.

PENYEBAB
8 macam enzim yang berbeda bekerja pada tahap-tahap yang berurutan dalam pembuatan heme.
Jika terjadi kekurangan salah satu enzim yang bekerja pada rangkaian pembuatan heme tersebut, prekursor kimia dari heme akan terkumpul dalam jaringan (terutama dalam sumsum tulang atau hati).
Prekursor-prekursor ini (termasuk asam delta-aminolevulenat, porfobilinogen dan porfirin) akan muncul dalam darah dan dibuang melalui air kemih atau tinja.

Semua porfiria, kecuali porfiria kutanea tarda, bersifat herediter (merupakan penyakit keturunan).
Semua penderita porfiria herediter memiliki kekurangan enzim yang sama. Tetapi mereka memiliki mutasi yang berbeda dalam gen untuk enzim tersebut, kecuali jika berasal dari keluarga yang sama.

GEJALA
Porfirin yang berlebihan menyebabkan fotosensitivitas, dimana seseorang akan sangat peka terhadap sinar matahari.
Hal ini terjadi karena jika terpapar cahaya dan oksigen, porfirin akan menghasilkan oksigen yang bermuatan dan tidak stabil, yang dapat merusak kulit.

Terjadi kerusakan saraf yang menyebabkan nyeri dan bahkan kelumpuhan.
Kerusakan saraf terjadi jika ditemukan penumpukan dari asam delta-aminolevulenat dan porfobilinogen.

DIAGNOSA
Jika dicurigai suatu porfiria akut, maka dilakukan pengukuran kadar asam delta-aminolevulenat dan porfobilinogen dalam air kemih
Jika diduga suatu porfiria kutaneus, dilakukan pemeriksaan kadar porfirin dalam plasma darah.

Pemeriksaan lainnya (termasuk pengukuran enzim sel darah merah) dilakukan jika hasil dari salah satu tes penyaringan tersebut abnormal.

PENGOBATAN
Pengobatan tergantung kepada jenis porfiria yang terjadi.

Porfiria Kutanea Tarda

Porfiria Kutanea Tarda (Porphyria Cutanea Tarda) merupakan bentuk porfiria yang paling sering ditemukan, yang menyebabkan timbulnya lepuhan-lepuhan pada kulit yang terpapar sinar matahari.

PENYEBAB
Porfiria kutanea tarda terjadi di seluruh dunia dan merupakan satu-satunya bentuk porfiria yang bukan herediter (penyakit keturunan).

Penyakit ini merupakan suatu porfiria hepatik, terjadi bila uroporfirinogen dekarboksilase (salah satu enzim di hati yang penting untuk pembentukan heme), menjadi tidak aktif.
Faktor penyokong terjadinya penyakit ini adalah:
- zat besi
- alkohol
- esterogen
- infeksi virus hepatitis C.

Kadang porfiria kutanea tarda terjadi pada penderita yang terinfeksi oleh HIV.

Walaupun penyakit ini tidak diturunkan, kadang-kadang kekurangan enzim uroporfirinogen dekarboksilase yang bersifat parsial, diwariskan oleh salah satu dari kedua orang tuanya dan menjadikan seseorang mudah untuk menderita penyakit ini.
Kasus seperti ini disebut porfiria kutanea tarda familial.

GEJALA
Lepuhan-lepuhan kulit terjadi pada daerah yang terpapar sinar matahari, seperti punggung tangan, lengan dan wajah.
Kulit, terutama kulit tangan, juga sangat peka terhadap trauma.



Lepuhan kulit akan diikuti oleh pembentukan keropeng dan jaringan parut, yang memerlukan waktu lama untuk proses penyembuhannya.

Kerusakan kulit terjadi karena porfirin yang dihasilkan di hati dipindahkan oleh plasma darah ke kulit.

Terjadi peningkatan pertumbuhan rambut pada wajah.

Hati biasanya sedikit mengalami kerusakan karena adanya infeksi virus hepatitis C atau karena pemakaian alkohol yang berlebihan.
Setelah beberapa lama, bisa terjadi sirosis hati dan bahkan kanker hati.

DIAGNOSA
Untuk menegakkan diagnosis porfiria kutanea tarda, dilakukan pemeriksaan plasma darah, air kemih dan tinja terhadap kemungkinan adanya porfirin.
Porfiria yang menyebabkan lesi (luka) pada kulit disertai dengan tingginya kadar porfirin dalam plasma darah.
Pada porfiria kutanea tarda, kadar porfirin dalam air kemih dan tinja juga meningkat.

PENGOBATAN
Porfiria kutanea tarda adalah porfiria yang paling mudah diobati.
Dilakukan suatu prosedur yang disebut phlebotomi, dimana sekitar 0,5 L darah diambil setiap 1-2 minggu.
Phlebotomi akan membuat penderita mengalami kekurangan zat besi yang ringan.

Kadar porfirin di hati dan plasma darah akan turun secara bertahap, kulit akan membaik dan pada akhirnya menjadi normal kembali.
Biasanya phlebotomi dilakukan hanya 5-6 kali; anemia akan terjadi bila terlalu sering dilakukan phlebotomi.

Jika penyakit ini kambuh, mungkin perlu dilakukan [hlebotomi tambahan.

Klorokuin atau hidroklorokuin dalam dosis kecil juga efektif.
Obat-obatan tersebut mengeluarkan porfirin yang berlebihan dari hati.
Tetapi dosis yang telalu tinggi menyebabkan pengeluaran porfirin yang terlalu cepat, sehingga untuk sementara waktu dapat memperburuk keadaan pofiria kutanea tarda dan merusak hati.

Menghindari alkohol dapat membantu mempercepat penyembuhan.

Protoporfiria Eritropoetik

Protoporfiria Eritropoetik (Erythropoietic Protoporphyria)merupakan suatu keadaan dimana protoporfirin terkumpul di sumsum tulang, sel darah merah dan plasma darah, dan menyebabkan fotosensitivitas kulit.

PENYEBAB
Pada porfiria herediter ini, terjadi kekurangan enzim ferokelatase.
Kekurangan enzim yang diturunkan dari salah satu orang tuanya, menyebabkan protoporfirin terkumpul dalam sumsum tulang dan darah.

Kelebihan protoporfirin disalurkan melalui hati ke dalam empedu dan akhirnya dibuang bersama tinja.

GEJALA
Gejala biasanya dimulai pada masa kanak-kanak.

Nyeri dan pembengkakan terjadi segera setelah kulit terpapar sinar matahari.
Jarang terjadi lepuhan dan pembentukan jaringan parut.

DIAGNOSA
Diagnosis penyakit ini sulit karena protoporfirin sangat sukar larut dan tidak dibuang melalui air kemih.

Diagnosis ditegakkan bila ditemukan peningkatan kadar protoporfirin dalam plasma dan sel darah merah.

PENGOBATAN
Sinar matahari harus dihindari.

Betakaroten bila dikonsumsi dalam jumlah cukup menyebabkan pewarnaan kekuningan yang ringan pada kulit dan sangat efektif, karena menyebabkan penderita lebih toleran terhadap sinar matahari.

Penderita protoporfiria eritropoetik dapat memiliki batu kandung empedu yang mengandung protoporfirin. Batu harus dikeluarkan melalui pembedahan.

Komplikasi yang lebih berat adalah kerusakan hati, dan kadang perlu dilakukan pencangkokan hati.