IKLAN-IKLAN yang menawarkan alat bantu seks, termasuk obat-obatan pembesar alat vital (dengan nama Oil of China, Minyak Zam-zam, pil King of King, kapsul Alligator), sekarang bertebaran di koran, tabloid dan majalah-majalah.Yang sangat khusus untuk pria, antara lain; Penis Developer, Mr Stand-Up, Virgin Pussy, Pubis Ring dan Election Ring.Untuk pria, bentuknya mirip vagina atau untuk membangkitkan ketegangan ereksi.Sedang yang khusus untuk wanita antaranya; Anal Explorer, Amazing Climax, Cassanova's Magic Sleeve, Vibrating Deep Probe, dan puluhan lainnya lagi.Untuk wanita, kebanyakan bentuknya mirip penis.Di pasaran Jakarta, penjualan alat bantu seks untuk pria dan wanita ini tidak sulit diperoleh, kendati dengan harga bervariasi, dimulai dari puluhan sampai ratusan ribu rupiah.
Hakekatnya alat bantu seks bertujuan sebagai pemuas syahwat, namun apakah alat tersebut mampu mengatasi masalah seksual?Di sini kita kutip pendapat dua doktor pakar problema seksual, yakni Prof.Dr.dr. Wimpie Pangkahila, SpAnd, FAACS (Androlog dan Seksologi) dari Bali, dan dr. Boyke Dian Nugraha, DSOG (Genekolog dan Konsultan Seks) dari Jakarta."Alat bantu seks tentu saja perlu bagi yang memerlukannya," ungkap Dr Wimpie, "Siapa yang memerlukannya?
Bagi pria yang tidak punya pasangan, tidak punya istri. Atau suami yang karena tugas, pisah dari istri. Suami pelaut misalnya, atau suami tugas beberapa tahun di luar kota atau luar negeri.Daripada ia melakukan hubungan dengan perempuan lain, atau pekerja seks, tentu lebih baik memakai alat bantu. Lebih aman. Bebas penyakit. Bebas risiko hamil.Atau kalau dia seorang wanita, janda misalnya, menurut saya lebih baik menggunakan alat bantu seks.
Daripada hidup liar, melakukan seks bebas, dari segi kesehatan tidak baik, dari segi nilai-nilai moral kurang pantas, dari segi etika juga tidak baik.Alat bantu itu secara ilmiah memang digunakan untuk kasus tertentu. Misalnya, pada perempuan yang mengalami disfungsi orgasme. Kegagalan orgasme yang disebabkan gangguan seksual pada suaminya. Salah satu cara latihan, yang disebut program masturbasi, bagi wanita yang mengalami kegagalan orgasme."
Bagaimana komentar Dr Boyke?"Alat Bantu seksual bisa digunakan oleh mereka yang memang membutuhkan pembaruan. Tapi juga ada yang menjadikannya sebagai usual saja, sebagai kebutuhan sehari-hari, dan biasanya digunakan oleh wanita yang mengalami menopause.Sementara pria menggunakan dengan tujuan membangkitkan gairah. Terutama pria yang tinggal berjauhan kota dengan istri, dan saat bertemunya pun terbilang memakan waktu yang cukup lama.
Pelaut misalnya.Jadi, kalau sekarang marak penjualan alat bantu seks, karena orang sekarang kian menyadari, bahwa urusan seks adalah sesuatu yang nikmat dan merupakan hak azasi manusia.Dengan gencarnya media massa memasang gambar dan menulis tentang hubungan intim, orang sekarang - terutama wanita yang tidak bersuami - merasa diri masih boleh menikmati seks. Dengan begitu saja, dia merasa terpuaskan seksnya tanpa harus mencari laki-laki, dan terlepas dari bahaya penyakit kelamin.Saya pikir, menggunakan alat Bantu, lebih baik daripada berhubungan intim dengan orang lain yang kebersihannya belum jelas - bisa saja ada virus HIV Aidsnya atau penyakit kelamin lain.
Sementara alat bantu seks bisa disimpan di tempat yang higienis.Bagaimana sebaiknya menggunakan alat bantu seks di antara pasangan suami-istri?"Mencari variasi, mungkin ya," ujar Dr Wimpie, "Tapi kalau istrinya tidak menghendaki kan tidak bisa. Pada umumnya, suami-istri menggunakan alat bantu seks, kalau istrinya gagal orgasme pada saat berhubungan seksual dengan suami. Lalu dilanjutkan dengan alat Bantu. Itu akan lebih baik daripada melakukan hubungan seks dengan orang lain. Perselingkuhan, misalnya.Nah, saya selalu meninjau masalah seksual dari sudut pasangan suami-istri. Saya tidak pernah meninjau dari sudut suami saja atau istri saja. Sepanjang itu menimbulkan kehidupan seksual yang harmonis bagi pasangan itu, tidak masalah.Artinya, suami setuju istri menggunakan itu, karena kalau hanya berhubungan seksual, tidak pernah mencapai orgasme. Bisa terjadi, antara lain, kalau suami mengalami ejakulasi dini, atau disfungsi seksual. Jadi setelah hubungan seksual, kemudian dilanjutkan dengan alat Bantu. Bila ternyata dengan cara itu istri bisa terpuaskan, pasangan tetap harmonis.Kalau itu diterapkan artinya bukan fantasi. Sepanjang cara itu bukan merupakan suatu keharusan, normal saja. Masih bisa dibenarkan.
Sesuatu menjadi tidak normal, kalau hal itu menjadi utama atau satu-satunya. Bila kemudian tanpa itu dia tidak mau, baru sakit!Jadi, apakah itu mencari variasi sebagai pemanasan, semuanya nggak masalah. Yang penting dia tetap melakukan hubungan seksual secara normal."
Pendapat Dr Boyke terasa senada dengan rekannya tersebut, "Dapat dikatakan, tidak sedikit pasangan, terutama yang sudah lama menikah, membutuhkan variasi tekhnik dalam bercinta. Salah satu contoh, seorang pria tertarik sekali, bahkan gairahnya timbul, apabila wanita pasangannya menggunakan lipstick warna pink.
Itu bukanlah suatu penyimpanan, hanya untuk penambah daya tarik sex appeal seseorang, atau menambah rangsangan. Begitu pun bila menggunakan alat bantu - khususnya untuk istrinya - kemudian dia bergairah. Namun ini tidak bisa dikategorikan sebagai penyimpangan seks atau sakit."Lebih lanjut mengenai alat bantu seks untuk wanita akan dibahas dalam tulisan berikutnya.
No comments:
Post a Comment