Di seluruh dunia, tak ada obat bebas yang sedemikian banyak dikonsumsi untuk mengatasi nyeri dan demam si kecil selain parasetamol
"Divinum est opus sedare dolorum". Mengalahkan nyeri adalah urusan para dewa. Itu kata Hipocrates, bapak ilmu kedokteran. Tapi mengatasi nyeri atau demam di kalangan anak-anak bukan hal mudah. Rasa nyeri itu mempengaruhi kondisi mental penderita, seperti rewel, cemas, dan tegang. Jika seseorang yang ingin mengurangi rasa nyeri diharapkan juga berada pada situasi rileks dan tenang.
.
Repotnya, rasa nyeri atau demam justru banyak terjadi pada usia anak-anak. Ini terutama karena anak mudah terkena demam akibat vaksinasi atau kena infeksi virus seperti selesma, influenza atau cacar air. Parasetamol atau sering disebut asetaminofen memiliki peran unik pada anak-anak. Obat ini merupakan terapi lini pertama untuk demam dan nyeri. Tentunya dengan penggunaan sesuai dosis yang dianjurkan.
.
Parasetamol digolongkan sebagai golongan obat bebas lini pertama untuk penghilang nyeri dan penurun panas pada anak-anak, yang digunakan secara oral atau ditelan. Bahkan seorang dokter kerap menanyakan pada orangtua si kecil sebelum meresepkan obat penurun panas, "Punya parasetamol di rumah?" Padahal, secara alamiah, demam tidak memerlukan pengobatan. Obat diberikan untuk memberi sedikit kelegaan karena dilanda nyeri dan tak enak itu. Parasetamol sendiri sifatnya simptomatis, bukan menghilangkan sumber penyakit. Apabila nyeri tak kunjung hilang dalam waktu 3 hari atau sifatnya hanya sesaat dan timbul kembali, berarti tidak bisa diatasi dengan pengobatan sendiri (swa medikasi). Penggunaan harus dihentikan dan konsultasi ke dokter untuk pemeriksaan lebih lanjut.
.
Menurut Noel Cranswick dari Klinik Pharmakologi Royal Children's Hospital di Victoria, Australia, kemajuan dan tingkat keamanan parasetamol sudah teruji selama 40 tahun lebih. Menurut David Coghlan dari Fellow Center Community Child Health & Ambulatory Paediatrics Research di rumah sakit Royal Children di Australia, parasetamol merupakan obat kedua terbanyak yang diresepkan di Australia, untuk penggunaan secara meluas pengobatan demam akibat infeksi pada anak-anak. Jumlahnya tak kurang sebanyak 4,75 juta unit yang pernah dikeluarkan pada 1996. Parasetamol memang digunakan untuk semua golongan umur. Namun pada golongan obat bebas ia dinyatakan paling aman untuk anak-anak.
.
Bahkan parasetamol telah direkomendasikan sebagai pengobatan lini pertama untuk demam dan nyeri oleh organisasi-organisasi nasional dan internasional, termasuk Badan Kesehatan Dunia PBB (WHO) dan Akademi Pediatrik (Dokter anak) Amerika. Batas aman parasetamol juga amat lebar. Parasetamol memiliki sifat-sifat kemanjuran, tingkat aman, dan tolerabilitas yang baik pada anak-anak seperti pada orang dewasa. Lewat penelitian baru-baru ini oleh Klinik Farmakologi Australia, parasetamol dijuluki sebagai analgesik atau pereda nyeri paling sederhana dan ampuh.
.
Seringkali nyeri pada anak-anak dianggap remeh karena kurangnya pengertian dan pengetahuan tentang nyeri pada anak kecil. Para dokter sering menganggap remeh nyeri pada anak-anak, khususnya pada anak-anak yang pendiam yang tidak dapat mengungkapkan sensasi nyeri yang mereka rasakan. Padahal itu bisa menentukan persepsi anak terhadap nyeri nantinya, contohnya selama masa vaksinasi. Obat ini juga memberi kelegaan di kala anak-anak menghadapi kondisi nyeri pada faringitis (radang tenggorokan) dan otitis media (radang telinga tengah). Selain itu juga dipakai sebagai pereda nyeri setelah operasi. Untuk anak-anak yang mengalami operasi pengambilan tonsil atau amandel diberi pereda nyeri dengan dosis 40 mg/kg per oral sebelum operasi. Atau harus diberikan 1 sampai 2 jam sebelum prosedur bedah untuk memperoleh efek analgesik (pereda nyeri).
Pemberian dosis untuk anak memang bervariasi di banyak negara, namun umumnya 10 sampai 15 mg/kg. Ini dianggap efektif. Namun tak jarang anak-anak menerima dosis 90 mg/kg/hari bila dirawat di rumah sakit. Ini dosis tinggi yang tidak berlaku untuk pemakaian biasa.
Berdasarkan tingkatan usia masa kanak-kanak, pemberian dosis adalah bayi 1 bulan - 2 tahun dalam bentuk beberapa tetes, masa prasekolah (1- 5 tahun) dalam bentuk larutan alkohol/suspensi, masa sekolah (5 - 12 tahun) untuk larutan alkohol dan suspensi jernih dan (7 - 12 tahun) untuk tablet kunyah).
Kendati ada beberapa laporan ke pusat studi keracunan, efek samping parasetamol lebih rendah dibandingkan dengan penggunaan luas dan jumlah dosis yang digunakan setiap harinya di seluruh dunia. Hanya saja, masyarakat sering melakukan cara salah dalam mengurangi sakit dan demam, dengan mengkonsumsinya secara berlebihan. Padahal, dosis yang berlebihan akan merusakkan hati dan ginjal. Karena digunakan tanpa resep dokter, parasetamol sebaiknya tak diberikan berkepanjangan dan berlebihan.
Tips Pemberian Obat pada Anak.
- Jauhkan segala obat dari jangkauan anak-anak. Beberapa obat, seperti suplemen zat besi, sangat beracun untuk anak-anak.
- Gunakan tempat obat yang tertutup, dan jangan pernah meninggalkan kotak obat dalam keadaan terbuka.
- Tiap kali hendak menggunakan obat tersebut, periksa kembali dosisnya. Ikuti petunjuk label. Jangan pernah menggunakan sendok obat yang sama untuk dua jenis obat yang berbeda.
- Jangan pernah memberikan obat dengan mengira-ngira ukuran dosisnya. Tanya ahli farmasi untuk meyakinkan bahwa obat yang Anda berikan untuk anak Anda memang sesuai yang dianjurkan.
- Jangan pernah mengandalkan ingatan akan dosis yang digunakan pada sakit sebelumnya.
- Bacalah label tiap kali memberikan obat. Tanya dokter atau ahli farmasi sebelum memberikan anak lebih dari satu jenis obat pada saat yang bersamaan.
- Jangan pernah memberikan obat pada anak-anak kecuali memang dianjurkan untuk mereka seperti yang tertulis dalam label atau atas saran dokter.
- Jangan menggunakan obat untuk tujuan yang tidak disebutkan dalam label, kecuali dengan petunjuk dokter.
- Periksakan dulu anak Anda ke dokter sebelum memutuskan memberi mereka aspirin
No comments:
Post a Comment