Saturday, May 15, 2010

Infertilitas Pada Perempuan

Sudah melakukan hubungan seksual secara teratur tanpa menggunakan alat kontrsepsi, tapi belum hamil juga? Jika kondisi ini Anda alami lebih dari setahun maka sebaiknya Anda memeriksakan diri ke dokter. Bisa jadi Anda mengidap infertilitas.

Apakah infertilitas itu? Apa penyebab dan bagaimana solusinya?

Infertilitas tidak sama dengan kemandulan

Di bidang reproduksi, infertilitas diartikan sebagai kekurangmampuan pasangan untuk menghasilkan keturunan, jadi bukanlah ketidakmampuan mutlak untuk memiliki keturunan.

Jadi, pasangan suami istri dikategorikan mengalami infertilitas bila tidak juga mengalami pembuahan, sekalipun sudah melakukan hubungan seksual secara teratur - tanpa kontrasepsi - dalam periode setahun. Sedangkan kemandulan atau sterilitas adalah perempuan yang rahimnya telah diangkat atau laki-laki yang telah dikebiri (dikastrasi).

Penyebab Infertilitas
Berdasarkan catatat WHO, diketahui penyebab infertilitas pada perempuan di antaranya, adalah: faktor Tuba fallopii (saluran telur) 36%, gangguan ovulasi 33%, endometriosis 6%, dan hal lain yang tidak diketahui sekitar 40%.

Ini artinya sebagian besar masalah infertilitas pada perempuan disebabkan oleh gangguan pada organ reproduksi atau karena gangguan proses ovulasi.

1. Gangguan pada organ reproduksi

Ada beberapa gangguan yang biasanya terdapat pada vagina, di antaranya:

- Tingkat keasaman tinggi
Bila terjadi infeksi pada vagina, biasanya kadar keasaman dalam vagina akan meningkat. Kondisi ini akan menyebabkan sperma mati sebelum sempat membuahi sel telur. Kadar keasaman vagina juga menyebabkan vagina mengerut sehingga perjalanan sperma di dalam vagina terhambat.

- Gangguan pada leher rahim, uterus (rahim) dan Tuba fallopi (saluran telur)
Dalam keadaan normal, pada leher rahim terdapat lendir yang dapat memperlancar perjalanan sperma. Jika produksi lendir terganggu, maka perjalanan sperma akan terhambat. Sedangkan jika dalam rahim, yang berperan adalah gerakan di dalam rahim yang mendorong sperma bertemu dengan sel telur matang. Jika gerakan rahim terganggu, (akibat kekurangan hormon prostaglandin) maka gerakan sperma melambat. Terakhir adalah gangguan pada saluran telur. Di dalam saluran inilah sel telur bertemu dengan sel sperma. Jika terjadi penyumbatan di dalam saluran telur, maka sperma tidak bisa membuahi sel telur. Sumbatan tersebut biasanya disebabkan oleh penyakit salpingitis, radang pada panggul (Pelvic Inflammatory Disease) atau penyakt infeksi yang disebabkan oleh jamur klamidia.

2. Gangguan Ovulasi
Ovulasi atau proses pengeluaran sel telur dari ovarium terganggu jika terjadi gangguan hormonal. Salah satunya adalah polikistik. Gangguan ini diketahui sebagai salah satu penyebab utama kegagalan proses ovulasi yang normal. Ovarium polikistik disebabkan oleh kadar hormon androgen yang tinggi dalam darah. Kadar androgen yang berlebihan ini mengganggu hormon FSH (Follicle Stimulating Hormone) dalam darah. Gangguan kadar hormon FSH ini akan mengkibatkan folikel sel telur tidak bisa berkembang dengan baik, sehingga pada gilirannya ovulasi juga akan terganggu.

3. Kegagalan implantasi
Setelah sel telur dibuahi oleh sperma dan seterusnya berkembang menjadi embrio, selanjutnya terjadi proses nidasi (penempelan) pada endometrium. Perempuan yang memiliki kadar hormon progesteron rendah, cenderung mengalami gangguan pembuahan. Diduga hal ini disebabkan oleh antara lain karena struktur jaringan endometrium tidak dapat menghasilkan hormon progesteron yang memadai.

4. Endometriosis
Endometriosis adalah istilah untuk menyebutkan kelainan jaringan endometrium (rahim) yang tumbuh di luar rahim. Jaringan abnormal tersebut biasanya terdapat pada ligamen yang menahan uterus, ovarium, Tuba fallopii, rongga panggul, usus, dan berbagai tempat lain. Sebagaimana jaringan endometrium normal, jaringan ini mengalami siklus yang menjadi respon terhadap perubahan hormonal sesuai siklus menstruasi perempaun.

Solusi
Karena disebabkan oleh berbagai faktor, maka sangat dianjurkan agar pasangan suami dan istri memeriksakan diri lebih dini, agar diketahui penyebabnya. Tidak semua kasus dapat dibantu dengan pengobatan, beberapa di antaranya (kelainan anatomi dan bentuk) membutuhkan penanganan medis via operasi.

Biasanya dokter akan melakukan pemeriksaan kandungan melalui serangkaian tes laboratorium seperti tes darah, kencing serta kadar hormon. Jika dibutuhkan, dokter biasanya menyarankan agar dilakukan pemeriksaan radiologis (USG, HSG), bahkan tindakan operasi (laparaskopi) untuk mencari/mengobati penyebabnya.(conectique.com)

Monday, May 10, 2010

Beragam manfaat Ciplukan


Ciplukan bukanlah nama orang. Ini adalah sejenis tanaman yang berkhasiat obat. Selain daun, buah, batang dan akarnya pun punya daya menyembuhkan.

Ciplukan atau physallis peruviana.L memang tidak memiliki nama dalam bahasa Indonesia. Justru dalam bahasa daerah banyak istilahnya. Mulai dari ceplokan, keceplokan, ciciplukan, kopok-kopokan (Bali), cecendet, cecenet (Sunda), nyornyoran (Madura), Leletokan (Minahasa), Kenampok (sasak), dan lapunonat (Tanimbar, Seram).

Tumbuhan ini merupakan tumbuhan semak semusim, yang tergolong sebagai tanaman liar. Ciplukan bisa Anda temukan di tanah-tanah kosong yang tidak terlalu becek. Seperti pinggir selokan, pinggiran rel keretaapi, pinggir-pinggir kebun, dan lereng-lereng tebing sungai. Bisa tumbuh pada ketinggian 0-1.800 meter di atas permukaan laut.

Tumbuhan ini berdiri tegak dengan tinggi antara 30 cm sampai 50 cm dan berbatang berwarna hijau persegi, bercabang, dan berambut pendek. Daun berseling dan berlekuk, bertangkai 7-25 mm, dengan bentuk bundar telur memanjang dan ujung lancip. Ukuran panjang 3,5-10 cm dan lebar 2,5 cm.

Permukaan atas daun berwarna hijau dan permukaan bawah hijau muda dan berambut halus. Bunga buah keluar dari ketiak daun berwarna kekuning-kuningan. Buahnya berbentuk lentera, bila sudah masak berwarna kuning, rasanya manis agak keasam-asaman.

Dari Amerika
Ciplukan, sesuai dengan bentuknya yang mirip-mirip dengan buah-buah untuk lalapan seperti Labu Siam, dan Terung, termasuk dalam famili tumbuhan Solanaceae (terung-terungan). Tapi meski nama tumbuhan ini berbau bahasa Nusantara, boleh percaya atau tidak, ia berasal dari kawasan tropis Amerika Latin.

Namun, walaupun digolongkan sebagai terung-terungan, dia memiliki kandungan kimiawi seperti chlorogenik acid, asam sitrun dan fisalin. Selain itu, buahnya juga mengandung asam malat, alkaloid, tanin, kriptoxantin, vitamin C dan gula, juga elaidic acid.

Kandungan kimiawi tersebut, seperti obat-obatan modern, telah diuji melalui proses laboratorium dan diyakini bisa menyembuhkan berbagai penyakit. Sesuai dengan sifatnya: analgetik, peluruh air seni, menetralkan racun (detoksifikasi), serta meredakan batuk. Dalam farmakologi Cina, tumbuhan ini diyakini memiliki rasa pahit dan sifat menyejukkan.

Hanya saja, yang patut disayangkan, entah karena masih ada orang yang belum mengerti akan khasiat tanaman obat, atau memang tidak tertarik sama sekali untuk mengembangkan budaya ramuan tradisional, seringkali, tanaman ini dibabat begitu saja seiring dengan pembersihan alang-alang dan tumbuhan liar lainnya.

Sebaliknya, bagi Anda yang berminat untuk membudidayakan tanaman ini, bisa dengan menggunakan bijinya. Biji disemai kemudian tanaman muda dipindahkan ke tempat penanaman. Pemeliharaan tanaman ini mudah, seperti tanaman lain dibutuhkan cukup air dengan penyiraman atau dengan menjaga kelembaban tanah. Di samping itu dibutuhkan pemupukan, terutama pupuk dasar.

Radang Kulit
Walaupun semua bagian dari Ciplukan mulai dari akar, daun, dan buah, bisa digunakan, yang menggembirakan, Ciplukan ini tidak mempunyai efek berbahaya termasuk racun sekalipun.

"Hanya saja memang karena Ciplukan itu pahit rasanya, perhatikan dosis penggunaannya. Agar tidak pahit terus," jelas dr.Setiawan Dalimartha, pakar tanaman obat yang juga praktek melayani pasien dengan metode herbal.

Menurut Setiawan, sebagai obat luar, Ciplukan juga bisa digunakan untuk menyembuhkan bisul, borok, dan peradangan kulit. "Tidak perlu dikeringkan. Bisa dari setelah mengalami proses direbus, didinginkan dan diborehkan langsung ke bagian yang memerlukan," lanjut Setiawan lagi.

Hal senada juga diungkapkan oleh Ir. W.P.Winarto, pemilik Kebun Tanaman Obat Karya Sari di kawasan Pondok Cabe, Tangerang. Menurutnya, Ciplukan tidak beracun. Hanya memang karena rasa pahitnya, rata-rata mereka yang meminum menganggap sama dengan meminum obat modern, yang umumnya pahit.

"Memang, adalah hal yang wajar. Namanya obat pasti pahit. Tetapi, prinsipnya pengaruh dari rasa pahit itu tidak akan mengganggu fungsi kerja organ tubuh kita. Misalnya ginjal," jelas Winarto dengan gamblang.

Penggunaan
1. Influenza dan Sakit Influenza Tenggorokan.
Tumbuhan Ciplukan (semua bagian) yang sudah dipotong-potong seukuran 3-4 cm dijemur, lalu dibungkus agar tidak lembab lagi. Kemudian ambil kira-kira sebanyak 9-15 gram direbus, airnya diminum. Lakukan sebanyak 3 kali sehari, atau sesuai kebutuhan dan atau petunjuk resep.

Resep nomor satu bisa juga diberlakukan terhadap beberapa penyakit, seperti: batuk rejan (pertusis), bronchitis (radang saluran napas), gondongan (paroritis), pembengkakan buah pelir (orchitis).

2. Kencing manis (diabetes). Sama dengan nomor satu. Tetapi pada saat merebus, rebuslah dengan 2 gelas air, hingga tersisa 1 gelas. Setelah dingin disaring, minum sekaligus pada pagi hari. Ampasnya bisa direbus sekali lagi, guna diminum pada sore harinya.

3. Sakit paru-paru. Sama dengan nomor satu. Saat merebus, gunakan 3-5 gelas air. Setelah mendidih, dinginkan dan saring, minum airnya 3 kali sehari.

4. Ayan. Buah Ciplukan 8 - 10 butir dimakan setiap hari.

Selain untuk penyakit dalam, Ciplukan juga bisa digunakan sebagai obat luar. Cara pemakaiannya:

1. Bisul. Daun Ciplukan sebanyak 1/2 genggam dicuci bersih lalu digiling halus. Turapkan pada bisul, lalu dibalut. Diganti 2 kali sehari

2.Borok. Daun Ciplukan sebanyak 1/2 genggam dicuci lalu digiling halus.(kompas)

Tanaman Sukun Bagi Kesehatan Jantung


Sukun sudah lama dikenal di tengah masyarakat Indonesia. Buahnya biasa digoreng dibuat keripik, atau direbus sebagai makanan kecil. Namun, ternyata tanaman yang tumbuh di sekitar kita tersebut mempunyai khasiat ampuh bagi kesehatan, terutama bagi jantung dan pembuluh darah.

Peneliti dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Tjandrawati M Ozef, dan rekan-rekannya telah mengadakan serangkaian penelitian mengenai khasiat daun sukun. Hasil penelitian itu disampaikan Tjandrawati dalam sebuah seminar di Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Kesehatan beberapa waktu lalu.

Penyakit jantung dan pembuluh darah kian menjadi permasalahan besar seiring dengan perubahan gaya hidup masyarakat. Pola diet tinggi lemak hewani kurangnya aktivitas fisik dan kebiasaan buruk merokok menjadi beberapa faktor risiko pemicu gangguan jantung dan pembuluh darah.

Melihat kecenderungan tersebut, para peneliti LIPI menapis 42 tanaman yang dianggap berpengaruh terhadap sistem kardiovaskular. Pilihan meneliti lebih dalam jauh kepada sukun.

Seluruh bagian tanaman sukun mengandung senyawa flavonoid. Sejumlah turunan flavon telah berhasil diisolasi dan diidentifikasi dari bagian akar dan ranting tumbuhan tersebut sebelumnya. ”Tanaman itu mempunyai flavonoid yang khas,” ujarnya.

Sukun (Artocarpus altilis) termasuk dalam famili Moraceae alias keluarga Mulberry atau lebih sering dikenal sebagai bread fruit.

Tanaman tersebut tumbuh pada daerah tropis, seperti Indonesia, Thailand, Vietnam, dan Kamboja. Tjandrawati mengungkapkan, masyarakat Indonesia secara tradisional menggunakan daun sukun untuk pengobatan penyakit hati, inflamasi, jantung, ginjal, sakit gigi, dan gatal-gatal.

Masyarakat Taiwan secara tradisional menggunakan akar dan batangnya bagi pengobatan penyakit hati dan hipertensi. ”Masyarakat menggunakan sukun untuk pengobatan dengan merebus daunnya, tetapi masih kurang diketahui kandungan khusus yang bermanfaat besar, bagaimana cara penggunaannya, dan dosisnya,” ujarnya.

Berangkat dari pengalaman empiris masyarakat tersebut, Tjandrawati tertarik meneliti lebih dalam mengenai potensi daun sukun. Melalui penelitian panjang sejak tahun 2004, tanaman sukun berhasil dibuktikan khasiatnya. Dalam penelitian itu, daun sukun dibuat menjadi ekstrak. Komponen hasil ekstraksi dengan etanol, yakni tiga senyawa flavonoid dan Beta-sitoserol tersebut yang kemudian diteliti khasiatnya.

Studi khasiat terhadap daun sukun meliputi agregasi platelet (penggumpalan trombosit), viskositas darah (kekentalan darah) dan iskemia akut (kurangnya aliran darah pada jantung).

Studi itu juga mencakup atherosclerosis (penebalan dinding pembuluh darah akibat penumpukan lemak) yang mencakup akumulasi lipid (lemak) pada aorta, dan kolesterol darah.

Uji khasiat secara in vitro (dalam lingkungan buatan) maupun in vivo (dalam tubuh hidup) terhadap ekstrak tanaman tersebut menunjukkan hasil sangat baik.

Studi in vivo, misalnya, menyimpulkan bahwa ekstrak etil asetat yang mengandung flavonoid dan Beta-sitoserol dengan perbandingan 100 mg/kg dan 20 mg/kg dapat menghambat agresi platelet, mengurangi viskositas darah, dan melindungi melindungi jantung dari iskemia yang akut.

Selanjutnya, uji khasiat ekstrak etil asetat terhadap kadar kolesterol darah dan akumulasi lemak pada dinding pembuluh darah aorta pada tikus galur Wistar menunjukkan bahwa ekstrak etil asetat dosis 150 mg/ kg berat badan mampu menurunkan kadar kolesterol dalam darah secara signifikan.

Sukun juga mampu menghambat akumulasi lemak pada dinding pembuluh darah aorta. ”Tidak terjadi penimbunan lemak,” ujar Tjandrawati.

Daya racun

Dalam penelitian itu diuji pula daya racun dari ekstrak daun sukun tersebut. Kabar baiknya, uji toksisitas subkronis yang dilakukan selama 90 hari pada tikus putih galur Sprague Dawley menyimpulkan bahwa pemberian ekstrak etil asetat daun sukun dengan dosis bervariasi, yakni dosis uji 83,33 mg/kg berat badan per hari, 166,65 mg/kg berat badan per hari, dan 333,35 mg/kg berat badan per hari tidak memengaruhi fungsi jantung, ginjal, hati ataupun profil darah.

Uji toksisitas akut pada mencit ICR jantan dan betina menggunakan dosis tinggi total flavonoid 4,5 g/kg berat badan dan Beta-sitoserol 2,5 g/kg berat badan tidak menunjukkan penurunan berat badan, bahkan berat badan cenderung naik. Observasi terhadap perilaku hewan uji selama eksperimen seperti bagaimana hewan uji berjalan, makan, minum serta dan kecerahan mata dan bulu juga tidak menunjukkan tanda-tanda keracunan.

Tjandrawati mengatakan, dapat disimpulkan bahwa pemberian dosis tinggi total flavonoid dan Beta-sitoserol pada mencit ICR tidak menunjukkan efek toksik ada hewan uji.

Kepala Pusat Penelitian Kimia LIPI, Sugeng Broto mengatakan, prospek dari formula yang dikerjakan oleh LIPI tersebut sangat besar lantaran nantinya dapat diproduksi sebagai obat herbal terstandar dan fitofarmaka.

Kini, LIPI aktif meneliti sejumlah tanaman yang dipandang berkhasiat. Jika ingin dikembangkan menjadi fitofarmaka, masih dibutuhkan uji klinis. Ekstrak flavonoid dan Beta-sitoserol dari daun sukun itu sendiri kini telah dipatenkan.

Oleh INDIRA PERMANASARI-Kompas.com

Beragam Khasiat Sukun

SUKUN tak hanya dapat diolah menjadi makanan yang memiliki nilai jual, ternyata hampir seluruh bagian tanaman itu dapat dimanfaatkan untuk keperluan hidup manusia. Misalnya saja buahnya, yang dapat digunakan sebagai bahan makanan. Zaman dahulu di Hawaii sukun digunakan sebagai makanan pokok. Di Madura digunakan sebagai obat sakit kuning.

Sedangkan bunganya dipercaya dapat diramu sebagai obat. Bunganya dapat pula menyembuhkan sakit gigi dengan cara dipanggang lalu digosokkan pada gusi yang giginya sakit.

Untuk daunnya selain untuk pakan ternak, juga dapat diramu menjadi obat . Di India bagian barat, ramuan daunnya dipercaya dapat menurunkan tekanan darah dan meringankan asma.

Daun yang dihancurkan diletakkan di lidah dapat mengobati sariawan. Juice daun digunakan untuk obat tetes telinga. Abu daun digunakan untuk infeksi kulit. Bubuk dari daun yang dipanggang digunakan untuk mngobati limpa yang membengkak.

Getah

Selain itu, getah tanaman Sukun juga digunakan untuk mengobati penyakit kulit. Getah yang ditambah air jika diminum dapat mengobati diare. Di Caribia, getahnya digunakan sebagai bahan membuat permen karet.
Bahkan, kayunya pun juga sangat bermanfaat. Kayunya tidak terlalu keras tapi kuat , elastis dan tahan rayap, digunakan sebagai bahan bangunan antara lain mebel, partisi interior, papan selancar dan peralatan rumah tangga lainnya.

Sedangkan serat kulit kayu bagian dalam dari tanaman muda dan ranting dapat digunakan sebagai material serat pakaian. Di Malaysia digunakan sebagai mode pakaian.

Dari sekian banyak bagian tanaman Sukun, yang paling sering dimanfaatkan adalah daunnya. Secara empiris, banyak orang memanfaatkan daun sukun untuk mengatasi berbagai gangguan kesehatan. Selain menurunkan kadar kolesterol darah, ada pula yang menjadikannya sebagai solusi untuk menyelamatkan ginjal.

Caranya pun cukup sederhana dan mudah, yakni dengan merebus daun sukun yang telah dikeringkan. Air rebusan tersebut diminum setiap hari satu gelas. Selain baik untuk ginjal, daun sukun ternyata juga jitu untuk meredam laju kolesterol jahat dalam darah.

Daun Sukun diyakini mengandung beberapa zat berkhasiat seperti asam hidrosianat, asetilcolin, tanin, riboflavin, dan sebagainya. Zat-zat ini juga mampu mengatasi peradangan.

Selain itu, jantung daun Sukun juga bisa untuk mengobati penyakit jantung. Caranya, ambillah satu lembar daun Sukun tua yang masih menempel di pohon. Daun Sukun tua mempunyai kadar zat kimia maksimal.
Cucilah sampai bersih lalu dijemur hingga kering. Kemudian rebus sampai mendidih dengan lima gelas air dan sisakan sampai tinggal separuh. Tambahkan air lagi hingga mencapai volume lima gelas.

Setelah disaring, rebusan air itu siap diminum dan harus habis tak bisa disisakan untuk esok hari. Beberapa pakar obat tradisional memang meragukan khasiat daun sukun. Namun masyarakat sudah percaya dan membuktikan khasiat daun Sukun yang dapat menyembuhkan penyakit jantung dan ginjal.
Mungkin sekarang tak banyak orang yang menanamnya. Selain kurang ”menjualĂ®, masyarakat belum begitu tahu manfaat tanaman tersebut.

Sering dijumpai orang menebang pohon Sukun di pekarangannya, dan menggantinya dengan tanaman lain seperti pisang atau mangga. Padahal sesungguhnya Sukun sangat bermanfaat, mulai sekarang jangan sia-siakan pohon Sukun di pekarangan rumah Anda, karena selain lezat sebagai bahan makanan pohon sukun dapat anda jadikan apotek hidup bagi keluarga Anda.(Dela SY, -suaramerdeka.com )

Mengenal Manfaat Sukun

Secara empiris, banyak orang memanfaatkan daun sukun untuk mengatasi berbagai gangguan kesehatan. Selain menurunkan kadar kolesterol darah, ada pula yang menjadikannya sebagai solusi untuk menyelamatkan ginjal. Jika saja saran dari saudara dan kerabatnya tidak diindahkan, bukan tidak mungkin Arman harus menjalani cuci darah secara rutin. Bahkan, bisa jadi bapak dua anak ini harus kehilangan ginjalnya. Rebusan daun sukun yang rutin diminum mampu menyelamatkan ginjalnya dan menjamin rutinitas hariannya tetap berjalan.

Sebelum rutin minum ramuan daun sukun yang telah dikeringkan setengah tahun lalu, Arman mengeluhkan badannya mudah lelah, lesu, dan kesegaran wajahnya jauh berkurang. la juga tersiksa bila ingin buang air kecil. “Sungguh menyiksa, selain lama, keluarnya juga sedikit. Nunggunya yang berjam-jam itu benar-benar membuat saya tersiksa,” ungkapnya.

Hasil pemeriksaan dokter, kondisi ginjal sebelah kiri Arman termasuk parah. Tak hanya tersiksa saat buang air kecil, berat badannya juga turun drastis, dari 70 kg menjadi 55 kg. Kondisi inilah yang memuat Arman mencoba solusi lain. Meski awalnya muncul keraguan, saran dari saudaranya untuk minum rebusan daun sukun pun akhirnya dituruti. Ketika itu pria berusia 65 tahun ini merasa sudah mulai tak tahan lagi dengan derita yang dialami. Untunglah, meski kondisi satu ginjalnya cukup parah, Arman tidak harus menjalani cuci darah.

Menurut dokter, tak berfungsinya ginjal terjadi karena beberapa sebab. Diantaranya oleh endapan batu ginjal, pembesaran prostat, kencing manis, darah tinggi, atau penyakit imunologi. Dalam kasusnya, gagal ginjal disebabkan pembesaran prostat.

Secara medis, penurunan fungsi ginjal karena faktor usia pun akan lebih cepat berlangsung karena pembesaran prostat menyumbat saluran kemih. Seperti kebanyakan penderita, Arman baru mengeluh setelah fungsi ginjal berkurang 25-30 persen.

Sehari Segelas

Membuat ramuan rebusan daun sukun, menurut Arman, cukup sederhana dan mudah, yakni dengan merebus daun sukun yang telah dikeringkan. Air rebusan tersebut diminum setiap hari satu gelas. Diakui, mula-mula reaksinya belum terasa. Sebulan kemudian barulah terasa ada perubahan. “Badan mulai terasa lebih fit, lebih segar dan buang air kecil menjadi makin lancar,” tutur Arman.

Merasa sudah cocok dengan ramuan tersebut, ia pun meneruskan hingga sampai empat bulan. Hasilnya cukup bagus, keluhan sakit di pinggang yang dirasa sebelumnya juga jauh berkurang. Bahkan, hasil pemeriksaan dokter menyatakan, kondisi ginjalnya sudah jauh lebih baik dan sehat. Meski begitu, ia tetap rajin kontrol ke dokter, minimal satu atau dua bulan sekali.

Selain baik untuk ginjal, daun sukun ternyata juga jitu untuk meredam laju kolesterol jahat dalam darah. Seperti yang dialami oleh Imron. Menurutnya, setelah dua minggu, daun sukun mampu menurunkan kadar kolesterol darahnya.

Ramuannya sama dengan untuk ginjal, hanya ditambah bangle. Campuran segenggam daun sukun yang telah dikeringkan dan bangle diseduh dengan air panas, seperti halnya membuat teh. Diminum setiap hari sebagai pengganti teh. Hasilnya ternyata cocok untuk saya, papar pria pengusaha itu. Manfaat daun sukun memang sudah menjadi bagian dari sejarah pengobatan herbal Indonesia.

Daun sukun diyakini mengandung beberapa zat berkhasiat seperti asam hidrosianat, asetilcolin, tanin, riboflavin, dan sebagainya. Zat-zat ini juga mampu mengatasi peradangan.

Selain itu, secara empiris, daun sukun mampu menyelamatkan ginjal yang sakit. Sebuah riset yang dilakukan LIPI dengan peneliti asal Cina juga mengungkapkan, daun sukun sangat berguna bagi proses penyembuhan penyakit kardiovaskular.

Bambang Indro Mardi, ahli tanaman obat sekaligus pengobat alternatif dari Jakarta, mengakui bahwa daun sukun memiliki beragam manfaat untuk menjaga maupun meningkatkan kinerja ginjal, sebagai penurun kolesterol, sekaligus cocok untuk menjaga kesehatan pembuluh darah maupun jantung.

Sejauh ini banyak orang mengaku merasakan manfaat langsung dari daun sukun, terutama untuk gangguan ginjal, kolesterol, dan asam urat,” katanya. Artikel lainnya :Sukun termasuk dalam genus Artocarpus (famili Moraceae) yang terdiri atas 50 spesies tanaman berkayu, yang hanya tumbuh di daerah panas dan lembab dikawasan Asia Tenggara dan kepulauan Pasifik. Buahnya berbentuk bulat berkulit tebal dan kasar, dengan warna hijau muda dan kuning dengan berat sekitar 1,5 - 3 kg. Buah sukun bisa digunakan untuk bahan pangan. Orang biasa memanfaatkannya untuk makanan ringan, semisal direbus, digoreng, atau dibuat keripik dan kolak. Ada juga yang memanfaatkannya sebagai bahan baku tepung dan mi.

Tak banyak orang yang menanamnya. Selain kurang “menjual”, masyarakat belum begitu tahu manfaat tanaman tersebut. Sering dijumpai orang menebang pohon tersebut di pekarangannya, dan menggantinya dengan tanaman lain seperti pisang atau mangga. Tapi sesungguhnya sukun sangat bermanfaat. Daunnya mempunyai khasiat buat kesehatan, efektif untuk mengobati berbagai penyakit seperti liver, hepatitis, sakit gigi, gatal-gatal, pembesaran limpa, jantung, dan ginjal. Bahkan, masyarakat Ambon memanfaatkan kulit batangnya untuk obat mencairkan darah bagi wanita yang baru 8-10 hari melahirkan.

Daun tanaman tersebut mengandung beberapa zat berkhasiat seperti asam hidrosianat, asetilcolin, tanin, riboflavin, dan sebagainya. Zat-zat ini juga mampu mengatasi peradangan. Menyelamatkan Ginjal Ada juga yang menjadikan daun tersebut sebagai alternatif untuk menyelamatkan ginjal yang sakit. Caranya mudah, tapi harus telaten.

Langkah awal, siapkan tiga lembar daun yang berwarna hijau tua, namun masih menempel di dahan. Kemudian cuci bersih pada air mengalir. Selanjutnya dirajang lalu jemur sampai kering. Siapkan pula wadah lalu isi dengan air bersih dua liter. Usahakan wadah tersebut terbuat dari gerabah tanah liat, tapi jika pun tak ada bisa juga memakai panci stainless steel. Masukkan dedaunan kering itu lalu dimasak sampai mendidih, sisakan air tersebut sampai volumenya tinggal separuh. Selanjutnya, tambahkan air bersih satu liter, dan didihkan lagi sampai separuh.

Kemudian saringlah rebusan daun sukun itu. Warna airnya merah, mirip teh. Rasanya agak pahit. Silakan diminum sampai habis, tak boleh disisakan untuk kesesokan harinya. Demikian seterusnya. Agar tidak repot bolak-balik mengambil tiga lembar daun, sebaiknya sediakan rajangan daun sukun kering untuk seminggu. Caranya, siapkan lembar daun hijau tua sebanyak 3 x 7 = 21 lembar.

Proses selanjutnya persis seperti cara di atas, sehingga kita punya sejumlah rajangan daun sukun kering, tapi dibagi-bagi menjadi tujuh bungkus. Tiap hari ambil sebungkus, rebus, saring, dan minum. Jika Anda termasuk tak tahan pahit, bisa ditambahkan sedikit madu setiap kali minum.

Jantung Daun sukun juga bisa untuk mengobati penyakit jantung. Caranya, ambillah satu lembar daun sukun tua yang masih menempel di pohon. Daun sukun tua mempunyai kadar zat kimia maksimal. Cucilah sampai bersih lalu dijemur hingga kering. Kemudian rebus sampai mendidih dengan lima gelas air dan sisakan sampai tinggal separuh. Tambahkan air lagi hingga mencapai volume lima gelas. Setelah disaring, rebusan air itu siap diminum dan harus habis tak bisa disisakan untuk esok hari.

Beberapa pakar obat tradisional memang meragukan khasiat daun sukun. Namun masyarakat sudah percaya dan membuktikan khasiat daun sukun yang dapat menyembuhkan penyakit jantung dan ginjal.

Dalam buku Koleksi Tumbuhan Obat Kebun Raya Bogor, tanaman ini tidak termuat. Satu-satunya literatur yang mengungkap efek diuretik dan kardiotonik sukun hanya buku Indian Medicinal Plants. Itu pun hanya menyangkut buahnya. Apakah bahan kimia yang dikandungnya itu berkhasiat ? Tentu saja masih perlu dilakukan penelitian lebih lanjut oleh pihak-pihak yang terkait, karena memang obat tradisional dari tanaman dipercaya walaupun awalnya hanya cerita dari mulut ke mulut. Jadi, penelitian itu amat penting bagi dunia kesehatan. (oleh :Triono Widjajanto, bk3sjatim.org)

Tanaman Sukun : Kaya Gizi

Tanaman sukun memang masih dianggap "negatif" oleh banyak orang. Padahal, pohon satu ini tak kalah indah, selain kaya manfaat.

Sampai saat ini, masih banyak orang yang takut bertanam sukun di halaman rumah. Katanya, akar pohon sukun itu sifatnya menjalar ke mana-mana, akibatnya bisa macam-macam. Mendongkrak bangunan di atasnya, menjebol paving, pendek kata bikin bangunan di sekitarnya tak aman. Benarkah? Memang benar, tapi ada cara agar kondisi bangunan di sekitar pohon sukun tetap aman.

Caranya adalah dengan merekayasa teknik bertanamnya. Sedari awal, buat lubang tanam cukup besar dan dalam. Panjang dan lebar lubang tanam masing-masing 1 meter dengan kedalaman 2 meter. Biarkan 2 minggu dalam kondisi terbuka, lalu masukkan pupuk kandang sampai separuh volume lubang, lalu tunggu 2 minggu lagi.

Setelah itu, tanam bibit sukun dengan memasukkannya ke dalam lubang. Tinggi bibit yang hanya 30 - 50 cm dan dimasukkan ke dalam lubang sedalam itu, tentu membuatnya tak tampak dari luar. Tidak apa-apa, rawat terus hingga tumbuh membesar. Pada umur 6 bulan, pangkas batang pokok sukun, sisakan batangnya sekitar 60 - 75 cm di atas permukaan tanah.

Nah, dari pengalaman, pertumbuhan pohon sukun akan jadi pendek dan rimbun, bahkan bisa menjadi tanaman hias peneduh. Apalagi jika kita rajin melakukan pemangkasan rutin, sekurang-kurangnya 4 bulan sekali, pohon sukun pun akan makin banyak punya cabang dan kian rimbun. Dan yang paling menyenangkan, buah-buah sukun akan terus bergelantungan tanpa kenal musim. Memetiknya pun cukup dengan tangan telanjang.

KAYA KANDUNGAN GIZI

Telah lama sukun dimanfaatkan sebagai bahan pangan, dari yang sederhana sampai yang diolah. Misalnya direbus, dikukus, atau diiris-iris lalu digoreng. Ada juga yang dibuat keripik sukun sebagai cemilan. Lebih dari itu, kini sudah dijual tepung sukun, yang bisa langsung dimanfaatkan untuk kue talam, bubur sumsum, bolu, cake, dan sebagainya.

Bagaimana perbandingan kandungan gizi antara buah sukun dengan tepung sukun? Ternyata sangat mencolok, nilai gizi tepung sukun lebih gizi ketimbang buah sukun tua. Kandungan karbohidrat, kalsium, fosfor, vitamin B1 dan C dalam tepung sukun juga melebihi terigu.

Pertanyaannya, bila tepung sukun lebih unggul kandungan gizinya, maka apa artinya bagi kesehatan tubuh kita? Sebut peranan fosfor misalnya, yang antara lain berfungsi untuk membangun dan memelihara gigi dan tulang-tulang. Fosfor bersama-sama dengan zat belerang dan chlor dalam tubuh membentuk unsur asam. Saban harinya kebutuhan fosfor bagi orang dewasa sekitar 0,9-1,3 gram. Dan hal itu bisa dicukupi dengan mengonsumsi makanan berbahan tepung sukun.

Sedangkan peranan kalsium antara lain membantu menggumpalkan atau mengentalkan darah, serta membersihkan keasaman darah. Orang dewasa membutuhkan kalsium sekitar 0,5 - 1 gram per hari, sedangkan bagi wanita hamil atau menyusui sekurang-kurangnya 750 gram per hari. Itulah sebabnya, wanita hamil atau menyusui layak menikmati makanan berasal dari olahan tepung sukun.

Mengonsumsi tepung sukun yang mengandung vitamin B1 dapat memelihara kesehatan kornea mata, jaringan urat saraf, jaringan pelapis, jaringan kulit, dan menurunkan kadar asam lemak. Sebab, vitamin B1 adalah vitamin yang mengandung unsur belerang yang setelah diserap oleh dinding usus di dalam hati dan diikat oleh zat fosfor. Vitamin B 1 ini memang tidak banyak disimpan dalam tubuh, tapi tetap diperlukan, sehingga setiap hari perlu mendapat tambahan langsung. Jadi, seandainya kita setiap hari mengonsumsi makanan olahan tepung sukun, jelas kebutuhan tubuh kita akan vitamin B1 terpenuhi.

ATASI BATU GINJAL

Siapa pun pasti tak mau ginjalnya terganggu. Namun, seringkali, tanpa terasa, ginjal sudah tidak berfungsi. Ada macam-macam sakit ginjal, salah satunya adalah batu ginjal. Efek batu ginjal akan membuat ginjal terinfeksi. Lazimnya, ini bisa disembuhkan dengan obat antiradang dan antibiotik.

Daun sukun mengandung beberapa zat berkhasiat seperti asam hidrosianat, asetilcolin, tanin, riboflavin, dan sebagainya. Dan zat-zat ini juga mampu mengatasi peradangan. Secara empirik, memang benar daun-daun sukun mampu menyelamatkan ginjal yang sakit. Caranya mudah, tapi harus telaten.

Ambil 3 lembar daun hijau tua namun masih menempel di dahan. Cuci bersih pada air mengalir. Ambil pisau untuk merajang daun-daun itu, lalu jemur sampai kering. Siapkan wadah lalu isi dengan air bersih 2 liter. Kalau bisa, wadah terbuat dari gerabah tanah, tapi bisa juga memakai panic stainless steel. Didihkan sampai volume air tinggal separuhnya. Selanjutnya, tambahkan air bersih 1 liter, dan didihkan lagi sampai separuh. Ambil dan saringlah. Warna air rebusan daun sukun adalah merah, mirip teh. Rasanya agak pahit. Silakan minum rebusan sampai habis di hari itu. Demikian seterusnya, dan ginjal pun akan sehat kembali.

Agar Anda tidak repot bolak-balik mengambil 3 lembar daun, sebaiknya stok rajangan daun sukung kering untuk seminggu. Caranya, siapkan lembar daun hijau tua sebanyak 3 x 7 = 21 lembar. Lalu, persis dengan cara di atas, hingga Anda punya sejumlah rajangan daun sukun kering, tapi dibagi-bagi menjadi 7 bungkus. Tiap hari ambil sebungkus, rebus, saring, dan minum. Jika Anda termasuk tak tahan pahit, bisa ditambahkan sedikit madu setiap kali minum.

(sumber : NOva)

Mengenal Tanaman Sukun

Sukun adalah nama sejenis pohon dan buahnya sekali. Buah sukun tidak berbiji dan memiliki bagian yang empuk, yang mirip roti setelah dimasak atau digoreng. Karena itu, orang-orang Eropa mengenalnya sebagai "buah roti" (Ingg.: breadfruit; Bld.: broodvrucht, dll.).

Sukun sesungguhnya adalah kultivar yang terseleksi sehingga tak berbiji. Kata "sukun" dalam bahasa Jawa berarti "tanpa biji" dan dipakai untuk kultivar tanpa biji pada jenis buah lainnya, seperti jambu klutuk dan durian. "Moyangnya" yang berbiji (dan karenanya dianggap setengah liar) dikenal sebagai timbul, kulur (bahasa Sunda), atau kluwih (bahasa Jawa). Di daerah Pasifik, kulur dan sukun menjadi sumber karbohidrat penting. Di sana dikenal dengan berbagai nama, seperti kuru, ulu, atau uru. Nama ilmiahnya adalah Artocarpus altilis.

Sukun adalah nama sejenis pohon dan buahnya sekali. Buah sukun tidak berbiji dan memiliki bagian yang empuk, yang mirip roti setelah dimasak atau digoreng. Karena itu, orang-orang Eropa mengenalnya sebagai "buah roti" (Ingg.: breadfruit; Bld.: broodvrucht, dll.).


Sukun sesungguhnya adalah kultivar yang terseleksi sehingga tak berbiji. Kata "sukun" dalam bahasa Jawa berarti "tanpa biji" dan dipakai untuk kultivar tanpa biji pada jenis buah lainnya, seperti jambu klutuk dan durian. "Moyangnya" yang berbiji (dan karenanya dianggap setengah liar) dikenal sebagai timbul, kulur (bahasa Sunda), atau kluwih (bahasa Jawa). Di daerah Pasifik, kulur dan sukun menjadi sumber karbohidrat penting. Di sana dikenal dengan berbagai nama, seperti kuru, ulu, atau uru. Nama ilmiahnya adalah Artocarpus altilis.


Tentang Sukun

Pohon sukun (atau pohon timbul) umumnya adalah pohon tinggi, dapat mencapai 30 m, meski umumnya di pedesaan hanya belasan meter tingginya. Hasil perbanyakan dengan klon umumnya pendek dan bercabang rendah. Batang besar dan lurus, hingga 8 m, sering dengan akar papan (banir) yang rendah dan memanjang.

Bertajuk renggang, bercabang mendatar dan berdaun besar-besar yang tersusun berselang-seling; lembar daun 20-40 × 20-60 cm, berbagi menyirip dalam, liat agak keras seperti kulit, hijau tua mengkilap di sisi atas, serta kusam
, kasar dan berbulu halus di bagian bawah. Kuncup tertutup oleh daun penumpu besar yang berbentuk kerucut. Semua bagian pohon mengeluarkan getah putih (lateks) apabila dilukai.

Perbungaan dalam ketiak daun, dekat ujung ranting. Bunga jantan dalam bulir berbentuk gada panjang yang menggantung, 15-25 cm, hijau muda dan menguning bila masak, serbuk sari kuning dan mudah diterbangkan angin. Bunga majemuk betina berbentuk bulat atau agak silindris, 5-7 × 8-10 cm, hijau. Buah majemuk merupakan perkembangan dari bunga b
etina majemuk, dengan diameter 10-30 cm. Forma berbiji (timbul) dengan duri-duri lunak dan pendek, hijau tua. Forma tak berbiji (sukun) biasanya memiliki kulit buah hijau kekuningan, dengan duri-duri yang tereduksi menjadi pola mata faset segi-4 atau segi-6 di kulitnya.

Biji timbul berbentuk bulat atau agak gepeng sampai agak persegi, kecoklatan, sekitar 2,5 cm, diselubungi oleh tenda bunga. Sukun tidak menghasilkan bi
ji, dan tenda bunganya di bagian atas menyatu, membesar menjadi 'daging buah' sukun.

Hasil dan kegunaan

Buah sukun (tak berbiji) merupakan bahan pangan penting sumber karbohidrat di pelbagai kepulauan di daerah tropik, terutama di Pasifik dan Asia Tenggara. Sukun dapat dimasak utuh atau dipotong-potong terlebih dulu: direbus, digoreng, disangrai atau dibakar. Buah yang telah dimasak dapat diiris-iris dan dikeringkan di bawah matahari atau dalam tungku, sehingga awet dan dapat disimpan lama. Di pulau-pulau Pasifik, kelebihan panen buah sukun akan dipendam dalam lubang tanah dan dibiarkan berfermentasi beberapa minggu lamanya, sehingga berubah menjadi pasta mirip keju yang awet, bergizi dan dapat dibuat menjadi semacam kue panggang. Sukun dapat pula dijadikan keripik dengan cara diiris tipis dan digoreng.

Sukun dapat menghasilkan buah hingga 200 butir per pohon
per tahun. Masing-masing buah beratnya antara 400-1200 g, namun ada pula varietas yang buahnya mencapai 5 kg. Nilai energinya antara 470-670 kJ per 100 gram. Tidak mengherankan bila sukun menarik minat para penjelajah Barat, yang kemudian mengimpor tanaman ini dari Tahiti ke Amerika tropis (Karibia) pada sekitar akhir 1780an untuk menghasilkan makanan murah bagi para budak di sana.

Daging buah yang telah dikeringkan dapat dijadikan tepung dengan kandungan pati sampai 75%, 31% gula, 5% protein, dan sekitar 2% lemak.

Timbul, kulur, atau kluwih (yang berbiji) lebih banyak dipetik tatkala muda, untuk dijadikan sayur lodeh, sayur asam, atau ditumis dengan cabai. Biji timbul yang tua juga kerap direbus, digoreng, atau disangrai untuk dijadikan camilan.

Daun-daunnya dapat dijadikan pakan ternak. Kulit batangnya menghasilkan serat yang bagus yang pada masa lalu pernah digunakan sebagai bahan pakaian lokal. Getahnya digunakan untuk menjerat burung, menambal (memakal) perahu, dan sebagai bahan dasar permen karet. Kayu sukun atau timbul berpola bagus, ringan dan cukup kuat, sehingga kerap digunakan sebagai bahan alat rumah tangga, konstruksi ringan, dan membuat perahu.


Penyebaran dan ekologi

Asal-usul sukun diperkirakan dari kepulauan Nusantara sampai Papua. Mengikuti migrasi suku-suku Austronesia sekitar 2000 tahun sebelum Masehi, tanaman ini kemudian turut menyebar ke pulau-pulau di Pasifik. Diperkirakan pada masa perdagangan rempah di akhir zaman Majapahit, sukun menyebar ke Jawa dari Maluku. Karena pengaruh kolonisasi bangsa-bangsa Eropa, sukun ini lalu menyebar ke barat antara tahun-tahun 1750-1800 ke Malaysia, India, Srilangka, Mauritius, dan pada 1899 tiba di Afrika. Kini sukun telah menyebar luas di berbagai belahan dunia terutama di lingkar tropis.

Sukun menyukai iklim tropis: suhu panas (20-40˚C), banyak hujan (2000-3000 mm pertahun) dan lembab (lengas nisbi 70-90%), dan lebih cocok di dataran rendah, di bawah 600 m dpl., meski dijumpai sampai sekitar 1500 m dpl. Anakan pohon lebih baik tumbuh di bawah naungan, namun kemudian membutuhkan matahari penuh untuk tumbuh besar. Meskipun kebanyakan kultivarnya akan tumbuh dengan baik pada tanah-tanah aluvial yang subur, dalam dan berdrainase baik, akan tetapi variasi kemampuannya sangat besar. Maka ada varietas-varietas yang tumbuh baik di tanah berawa, tanah kapur, tanah payau dan lain-lain.

Ada yang mengatakan bahwa daun sukun yang telah tua dan gugur, dapat digunakan untuk pengobatan tradisional pembesaran prostat, menurunkan gula darah, serta pengobatan gagal ginjal. Namun hal ini belum dilakukan penelitian lebih lanjut.


Bahan bacaan

* Smith, N.J.H, J.T. Williams, D.L. Plucknett, and J.P. Talbot. 1992. Tropical Forest and Their Crops. Cornell Univ., Ithaca. ISBN 0-8014-8058-2.
* Verheij, E.W.M. dan R.E. Coronel (eds.). 1997. Sumber Daya Nabati Asia Tenggara 2: Buah-buahan yang dapat dimakan. PROSEA – Gramedia. Jakarta. ISBN 979-511-672-2.
(sumber : wikipedia)

Saturday, May 8, 2010

Usia Ideal Memiliki Anak

Banyak perempuan yang bertanya kapan sebenarnya usia yang tepat atau ideal untuk memiliki anak. Karena perempuan akan dikejar oleh usia produktif dan usia rawan untuk hamil.

Umur merupakan faktor penting dalam menentukan waktu yang ideal untuk hamil. Tubuh perempuan akan mengalami perubahan sepanjang hidupnya, karena itu perempuan ingin memiliki anak pada usia yang ideal. Selain umur kondisi fisik juga menjadi faktor penentu, seorang wanita muda mungkin lebih berpengalaman dan mampu dalam membesarkan anak.

Secara fisik usia yang ideal untuk hamil adalah antara umur 18 sampai 20 tahun. Karena pada usia tersebut seorang perempuan kemungkinan sedikit mengalami komplikasi dan memiliki tubuh yang sehat dan subur, seperti dikutip dari eHow, Kamis (1/10/2009).


Sebuah penelitian juga menunjukkan bahwa kesuburan seorang perempuan mulai menurun setelah berusia 20 tahun dan akan menurun dengan cepat setelah berusia 35 tahun. Karenanya pada usia tersebut dianggap ideal untuk memiliki anak.


Tapi ada faktor lain yang harus dipertimbangkan oleh perempuan. Anak merupakan investasi masa depan dan seharusnya perempuan yang ingin memiliki anak harus sudah siap secara finansial dan emosi. Harus dipertimbangkan pula apakah dapat memberikan anak kasih sayang sepenuhnya, kesehatan dan pendidikan yang baik serta apakah nantinya anak akan mempengaruhi karir serta ambisi sang ibu.

Sementara usia remaja lebih berisiko mengalami komplikasi pada kehamilannya, serta angka kematian bayi lebih tinggi terjadi pada remaja yang hamil. Remaja yang sudah menjadi ibu biasanya belum siap secara finansial dan emosi untuk memiliki anak.

Untuk perempuan yang berusia diatas 35 tahun secara fisik bukan usia yang ideal untuk memiliki anak. Karena pada usia tersebut produksi hormon progesteron sedikit, padahal hormon tersebut penting untuk membantu penanaman sel telur dalam lapisan rahim. Perempuan yang berusia 35 tahun ke atas kemungkinannya kecil untuk bisa hamil secara alami dan lebih berisiko mengalami keguguran.

Tentu saja hal terpenting yang harus dipikirkan dalam menentukan waktu untuk memiliki anak adalah kesiapan secara fisik, emosi dan keuangan. Karena mungkin saja hal tersebut terjadi di luar dari apa yang dianggap ideal.

(Vera Farah Bararah - detikHealth, Foto: open.salon.com)

Perempuan Kehilangan 90 Persen Sel Telur Saat Usia 30 Tahun

Kenapa perempuan usia 30 tahun ke atas sangat sulit hamil? Peneliti telah menemukan jawabannya. Perempuan kehilangan 90 persen sel telurnya ketika memasuki usia 30 tahun.

Perempuan sudah memakai 90 persen sel telurnya saat usianya 30 tahun. Meski masih bisa memproduksi sel telur saat usia 30 hingga 40-an tahun, namun cadangan sel telur terus menyusut cepat.

Peneliti mengatakan tubuh memilih telur yang terbaik dari cadangannya. Sementara kualitas sel telur perempuan akan semakin memburuk saat usia bertambah dan meningkatkan kesulitan dalam mendapatkan bayi yang sehat.

Penelitian yang dilakukan University of St Andrews dan Edinburgh University adalah yang pertama mengenai cadangan penurunan jumlah ovarium yang begitu cepat dan kesulitan pembuahan benih menjelang menopause.

Hasil penelitian menunjukkan rata-rata perempuan memiliki 300 ribu sel telur tetapi jumlah ini akan menurun dengan cepat dibanding pemikiran semula. Pada usia 30 tahun perempuan hanya memiliki cadangan sel telur 12 persen dan 3 persen pada usia 40 tahun.


Dr Hamish Wallace dalam tulisannya menuturkan penelitian yang telah dilakukan ini bisa menunjukkan prospek tingkat kesuburan para perempuan.


"Penelitian kami menunjukkan bahwa 95 persen perempuan pada usia 30 tahun hanya punya 12 persen cadangan ovarium maksimal dan pada usia 40 tahun hanya tiga persen yang tersisa," katanya seperti dilansir dari Telegraph, Kamis (28/1/2010).

Peneliti mengatakan banyak wanita yang berpikiran salah dengan menganggap mereka masih bisa memproduksi sel telur dan menjaga tingkat kesuburannya. Namun penelitian ini menunjukkan adanya penurunan sel telur yang signifikan dengan cepat.

Penelitian dilakukan dengan memakai data 325 perempuan di Inggris, AS dan Eropa dari segala usia untuk menilai potensi cadangan sel telurnya. Peneliti kemudian menggunakan data tersebut untuk membuat grafik penurunan rata-rata potensi cadangan ovarium sepanjang hidup perempuan.

Dr Wallace, yang berpraktik di Rumah Sakit Royal Edinburgh juga mengatakan penelitian ini bisa membantu memprediksi masa menopause dini perempuan dan pembekuan sel telur terhadap penderita kanker ovarium.

Penelitian yang telah dipublikasikan dalam jurnal Public Library of Science One ini juga menunjukkan adanya perbedaan besar jumlah sel telur perempuan. Beberapa wanita ada yang memiliki sel telur hingga 2 juta sel telur tapi ada juga yang memiliki sedikitnya 35.000 sel telur. Tapi rata-rata perempuan memiliki 300 ribu sel telur.

Penelitian ini menjadi peringatan bagi perempuan agar tidak terlambat untuk merencanakan kehamilan. Karena kesuburan perempuan setelah usia 30-an tahun akan turun drastis. (sumber : Irna Gustia - detikHealth, Ilustrasi Foto: bbc)

Waspadai Adanya Polycystic Ovary Syndrome (PCOS) bagi Wanita Berkumis.


Wanita dengan gejala sedikit kumis di atas bibir ditambah dengan siklus haid yang tidak teratur sebaiknya berhati-hati karena itu pertanda kemungkinan susah punya anak.

"Wanita yang punya kumis, bulu lebat dan siklus menstruasi tidak teratur adalah ciri-ciri wanita dengan penyakit Polycystic Ovary Syndrome. Penyakit ini biasanya menyebabkan reproduksi wanita terganggu dan akhirnya susah punya anak"

Polycystic ovary syndrome (PCOS) adalah penyakit pada wanita yang diakibatkan oleh ketidakseimbangan hormon. Wanita yang punya penyakit ini biasanya akan mengalami siklus haid yang tidak teratur, pertumbuhan bulu-bulu halus dan susah punya anak.

Jika tidak segera ditangani, PCOS bisa menyebabkan masalah kesehatan seperti diabetes dan jantung. PCOS terjadi pada 1 dari 15 wanita dan gejalanya biasanya muncul sejak remaja.

Biasanya wanita yang menderita PCOS memiliki bulu lebat dan sedikit rambut di daerah mulut yang terlihat seperti kumis. Hal ini dikarenakan ovarium memproduksi hormon pria (androgen) sehingga wanita dengan penyakit ini sering disebut hiperandrogen.


Kelebihan hormon pria tersebut menyebabkan siklus ovulasi terhenti, sering jerawatan dan pertumbuhan rambut yang tak normal pada bagian wajah dan tubuh.


Wanita dengan PCOS juga umumnya berbobot badan besar atau gemuk, tapi orang kurus juga bisa mengalaminya. Orang gemuk cenderung punya maslah insulin atau resistensi insulin sehingga meningkatkan kemungkinan penyakit diabetes.

Seperti dikutip dari Webmed, beberapa gejala PCOS antara lain:

1. Jerawatan.
2. Peningkatan berat badan dan kesusahan menurunkan berat badan.
3. Ada rambut atau bulu halus yang tumbuh di daerah wajah, dada, perut atau punggung.
4. Ada rambut tipis di daerah kening kepala.
5. Punya siklus haid yang tidak teratur, pendarahan saat menstruasi dan biasanya hanya 9 kali dalam setahun atau kurang.
6. Masalah kesuburan, biasanya wanita dengan PCOS susah hamil dan punya anak (infertil).
7. Sering merasa depresi.


Ovarium wanita dengan PCOS umumnya ditumbuhi kista-kista kecil dalam jumlah banyak, itulah mengapa penyakit ini disebut dengan polycystic ovary syndrome yang artinya banyak kista dalam ovarium.

Penyebab PCOS adalah ketidakseimbangan hormon yang biasanya menurun dalam keluarga. Jadi jika ibu, nenek, atau saudara lainnya punya riwayat penyakit ini kemungkinan Anda juga akan memilikinya.

Olahraga rutin, konsumsi makanan bergizi dan kontrol berat badan adalah kunci menangani penyakit PCOS. Obat-obatan yang bisa menyeimbangkan hormon juga bisa dipakai untuk mengurangi gejala PCOS. Dokter biasanya akan meresepkan obat pengontrol kehamilan dan obat diabetes untuk penderita PCOS.

"Pil KB dan obat diabetes mengandung senyawa anti androgen yang bisa mengurangi kelebihan hormon pria pada penderita PCOS," ujar Dr Hendro.

Obat pengatur kehamilan (pil KB) akan mengurangi tumbuhnya rambut di bagian-bagian yang tidak diinginkan sedangkan obat diabetes (metformin) akan mencegah terjadinya diabetes dan memperlancar siklus menstruasi. Bagi yang ingin cepat hamil dan punya anak bisa minum obat penambah kesuburan.

Salah satu gejala yang merusak penampilan wanita penderita PCOS adalah tumbuhnya rambut-rambut halus di daerah-daerah tertentu. Tapi tak usah khawatir, untuk urusan itu bisa diatasi dengan waxing, mencukur, mencabut, laser atau menggunakan krim yang menghambat pertumbuhan rambut tersebut. (sumber :Nurul Ulfah - detikHealth, Ilustrasi Foto: mitchieville, edited)